03. KUNJUNGAN

96 27 16
                                    

Raja siang sudah hampir tenggelam, dan hari pun semakin gelap. Gadis yang di kuncir kuda itu menghela nafas pelan saat punggungnya yang kemerah-merahan di olesi salep oleh temannya.

"A-aw!" rintihnya.

"Perih Dyn.. Udah.." rengek Yera dengan bibir cemberut.

"Bentar Ra, ini punggung lo masih merah banget," kata Kadyna sembari mengoleskan salep itu.

"Kok bisa sampe merah banget gini sih?" Tanya Kadyna setelah selesai memberi salep di punggung Yera.

"Beberapa hari ini kalau gue kelamaan kena panas suka merah-merah sendiri," kata Yera.

"Kok bisa gitu?" Pertanyaan Kadyna hanya di balas gelengan bingung oleh Yera.

"Nggak tau gue," balasnya.

"Eh tadi kak Althander nitip ini ke gue," Kadyna memberikan 1 paperbag pada Yera.

"Kak Althan?" beo Yera sembari membuka paperbag itu untuk mengecek isi di dalamnya. Terdapat celana training dan berbagi macam coklat.

Ponselnya berdenting, menampilkan pesan dari nomor tak di kenal.

Cling.

+62567xxx
kalau g sk buang aj, tp ckltnya jgn

"Hah? Ini siapa?" gumam Yera.

+62567xxx
gue althan.

Seolah tau apa yang sedang menjadi pertanyaan Yera, notifikasi itu tiba-tiba muncul dari ponselnya.

"Oalah Althanjing," kesal Yera. Gadis itu hendak memblokir nomor Althander tapi lebih dulu di cegah oleh Kadyna.

"Jangan tolol Ra!" umpatnya. "Nggak sembarang orang bisa dapet nomornya kak Althan, dan lo udah dapet jangan di sia-siakan," kata Kadyna.

Sejenak Yera berpikir, gadis itu mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagunya, memikirkan harus di apakan nomor Althander ini.

"Udah lah, save aja dulu," saran Kadyna.

"Oke deh, lagian gue lagi males sama tuh cowo sialan," kata Yera, tanpa membalas pesan dari Althander.

•••

"Ngapain lo di rumah gue?!"

Uhuk

Uhuk

Uhuk

Suara itu mengejutkan Raven yang sedang asyik menikmati nasi goreng di meja makan Althander. Cowok itu buru-buru meneguk segelas air.

"Ngagetin lo goblok!" maki Raven.

Althander mengambil tempat dan duduk di samping Raven. "Ngapain lo di rumah gue?" tanyanya dengan nada yang lebih santai.

"Numpang makan," balas Raven lalu melanjutkan acara makan-makannya yang sempat tertunda karena kedatangan sang pemilik rumah.

Di meja makan itu, terisi lima botol minuman keras dan tiga bungkus rokok. Althander membaui sekitarnya, benar saja bau minuman keras dan rokok menguak di ruangan itu. Pantas saja, ada bau aneh sejak tadi.

"Bi Siti!" panggil Althander.

Seorang pembantu yang bernama Siti itu pun berlari menuju sumber suara. "Ada apa Den?"

"Tolong setelah saya pergi, bersihkan seluruh ruangan di rumah ini ya, karena Oma saya besok mau datang," ucap Althander. Cowok itu tak mungkin membiarkan neneknya melihat benda-benda yang dilarang itu.

"Baik Den. Saya permisi dulu," kata bi Siti.

"ART lo ganti?" tanya Raven sembari menaikkan kedua kakinya ke atas meja.

DARIKU UNTUK SAMUDRA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang