Tujuh

33.4K 2.3K 53
                                    

Happy Reading!

Tak terasa sebulan telah berlalu dan selama sebulan itu juga Salsa hidup di dunia novel ini. Saat ini Salsa tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, setelah masa liburannya selesai Salsa akan kembali bersekolah, kini ia akan memasuki sekolah menengah atas. Kali ini tentu saja Salsa akan satu sekolah dengan kakaknya, Alzhe.

Memakai seragam yang pas ditubuh mungilnya, rambut yang di kepang tengah tak lupa memakai bandana mutiara pemberian Alzhe. Selama sebulan tinggal bersama mereka, Salsa diperlakukan bak putri raja dan Salsa sangat bersyukur akan hal itu.

"Semoga kedepannya semua tetap baik-baik saja" lirihnya.

Salsa tak pernah henti-hentinya berharap  kehidupan kali ini berjalan dengan baik. Walaupun ia sekarang mendapatkan keluarga yang sangat menyayanginya, Salsa masih sedikit cemas akan sesuatu yang mungkin bisa saja terjadi.

Mencoba untuk tetap berpikir positif, Salsa pun mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar menuju lantai satu untuk sarapan.

"Pagi"

Baru saja membuka pintu kamarnya Salsa dikejutkan oleh kehadiran pemuda tampan yang sudah rapi dengan jas dokternya. Salsa tersenyum manis dan membalas sapaan pemuda itu.

Zivan Putra Alexandra, putra pertama sekaligus kakak pertama Salsa, pria 25 tahun itu menjabat sebagai seorang dokter muda. Zivan baru kembali dari luar negeri setelah ditugaskan menjadi relawan pada bencana alam di wilayah terpencil.

Mendapat kabar dari ayahnya bahwa ia membawa adik perempuannya yang sangat ia rindukan, Zivan cepat-cepat menyelesaikan tugasnya agar bisa kembali ke rumah dan bertemu dengan Salsa, adik kesayangannya.

Dalam novel, Zivan sama seperti Salsa ia hanya figuran yang hanya disebutkan namanya dan tak pernah terlibat dalam cerita.

Kedua kakak beradik itu pun turun bersama untuk melaksanakan sarapan pagi.

"Pagi ayah" sapa Salsa ceria.

"Pagi sayang" Bima menurunkan iPad nya setelah mendengar sapaan dari Salsa.

Salsa mengambil tempat duduk di samping ayahnya, tak lama kemudian Alzhe pun datang dan mereka memulai sarapan bersama.

"Hari ini ayah akan mengantarmu ya" kata Bima tiba-tiba setelah sarapan mereka usai.

"Bareng aku aja" celetuk Alzhe sebelum Salsa menjawab.

Bima mendengus kesal, sedangkan Salsa hanya diam saja memandang ayah dan kakaknya yang sudah mengeluarkan aura tak sedap.

"Mulai lagi"

Zivan yang sudah terbiasa melihat keributan adik dan ayahnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Salsa satu sekolah dengan ku, lagian kantor ayah berbeda arah" kata Alzhe tak mau kalah.

"Kau kira mobilku akan kehabisan bensin hanya karena itu? Jangan bercanda boy" jawab Bima sinis.

"Sudah, Salsa bareng bang Alzhe aja ayah, nanti ayah telat lhoo, kena marah" kata Salsa menengahi.

"Kantor itu milik ayah sayang" celetuk Zivan yang sedari tadi hanya menyimak, Salsa hanya menyengir.

"Oh iya lupa"

Akhirnya Salsa tetap di antar Bima, Alzhe mengalah kali ini hitung-hitung hari ini adalah hari pertama Salsa bersekolah.

Keempat keluarga Alexandra itu pun bergegas menuju tempat masing-masing. Zivan ke rumah sakit miliknya, Alzhe ke sekolah menggunakan motor sportnya mengiringi mobil ayah nya di belakang.

FIGURAN NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang