Lima Belas

13.5K 1K 33
                                    

Happy Reading!

Malam yang gelap gulita, angin bertiup pelan seakan mengantarkan pesan tersembunyi. Kamar mewah seorang gadis tampak di terangi lampu temaram, cahaya yang berasal dari lampu tidurnya.

Tik tok tik tok

Bunyi ketukan jam dinding menggema di kamar tersebut. Waktu yang menunjukkan pukul 2 dini hari.

Sama seperti beberapa malam terakhir ini, setiap pukul 2 dini hari, gadis tersebut akan memasuki ruang dimensi berbeda. Sebuah kejadian yang awalnya tak masuk dalam akal sehat manusia, namun gadis tersebut harus percaya. Karena kehadirannya pun juga tidak bisa dinalar logika.

Transmigrasi? Siapa yang percaya hal konyol itu. Awalnya ia berpikir bisa saja ia tengah bermimpi semata. Ia mungkin tengah koma di dunia aslinya, dan arwahnya berkenalana entah kemana, atau bisa jadi ia terjebak dalam ruang khayalan yang ia bayangkan sendiri, ya seperti mimpi. Intinya itu semua tak nyata.

Selama ini ia hanya berpura-pura menikmati kehidupan yang ia jalani dalam mimpi itu. Ia berubah menjadi gadis polos nan penurut. Hidup keras yang ia jalani sedari ia lahir ke dunia tentu memaksakan dirinya untuk menjadi pribadi yang tak terduga.

Dinda, gadis biasa dengan kehidupan yang monoton. Bangun, sekolah, pulang, kerja, tidur. Rutinitas setiap hari yang ia jalani. Tak ada hal yang menarik, tak ada cinta, tak ada perhatian, tak ada momen spesial maupun hal-hal beruntung lainnya. Hidupnya seakan lurus saja seperti jalan tol.

Memang, terkadang dalam kehidupannya ia menemukan kerikil-kerikil tajam yang sesekali menggoreskan luka. Tak perlu menangis bahkan meringis, karena itu hanya akan buang-buang energi.

"Gimana kabarmu Din?" Tanya seorang gadis dengan rambut panjangnya yang dikepang dua.

"I'm fine, Lo sendiri bil atau gue sebut -"

Mereka saling pandang

"Salsabila Permata Alexandra" sambung Dinda.

Gadis yang di sebut Salsa itu terkekeh kecil. Ia menatap lurus kedepan, sebuah padang rumput hijau terlihat.

"Yaah beginilah, hidup aku ga banyak berubah"

Mereka terdiam, keheningan menyelimuti kedua gadis itu. Matahari yang bersinar cerah, burung-burung beterbangan, beberapa hewan yang ada disekeliling mereka bahkan sebuah pohon besar yang meneduhi mereka berdua. Tak hanya itu, banyak beraneka ragam pohon buah-buahan segar di sekitarnya.

"Ini surga ya?" Tanya Dinda.

"Kamu udah berapa kali nanyain itu, padahal udah kehitung tiga kali kamu berada disini" jawab Salsa tak habis pikir.

"Gue masih ga percaya, tapi -"

"Dunia ini ga sesederhana kelihatannya, bahkan banyak kehidupan yang ada melebihi apa yang kita tau" potong Salsa.

Dinda hanya bisa mengangguk, walaupun rasanya kepala ingin pecah memikirkan kejadian demi kejadian yang ia alami, Dinda hanya bisa pasrah saja. Toh ia hanya seorang manusia biasa.

"Kamu harus hati-hati, lingkungan yang kamu tempati ga seperti yang terlihat" kata Salsa tiba-tiba.

"Hemm, awalnya gue ga mau terlibat terlalu jauh dalam skenario penulis novel sialan itu, tapi gua sadar bahwa kehadiran gue disini adalah untuk ngasih keadilan pada nasib orang-orang di dunia novel"

"Masih aja ngomong dunia novel, ini itu dunia paralel tau, novel itu hanya petunjuk dari kisah masa lalu" protes Salsa.

"Bagi gue sama aja, lo hidup kembali di dunia Lo, nyeret jiwa gue supaya takdir mereka ga mengenaskan seperti di kehidupan sebelumnya kan, tanpa Lo tau gue juga rada gila hidup di dekat orang-orang ga waras kayak mereka tuh" Dinda juga ikut protes akan tindakan Salsa padanya.

FIGURAN NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang