Delapan Belas

3.6K 210 33
                                    

Happy Reading!

Melinda duduk di taman belakang sekolah, ia diam memandangi hamparan rumput liar di depan matanya. Akhir-akhir ini Melinda sadar bahwa sikap Salsa padanya sedikit berubah, Salsa seakan menjauhinya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Melinda telah melakukan kesalahan yang fatal? Seingatnya ia tidak pernah menyinggung atau membuat Salsa terganggu akan dirinya.

Melinda harus berusaha untuk mengembalikan sikap baik Salsa seperti sediakala. Jangan sampai rencana balas dendamnya berantakan!

Keluarga itu adalah keluarga biadab. Bagi Melinda, mereka adalah orang-orang jahat yang sudah merebut dan merusak kehidupan orang lain.

Menyandarkan tubuhnya di bangku taman, Melinda memejamkan mata guna merilekskan pikirannya.

"Sendiri aja Lo"

Seruan tiba-tiba itu mengalihkan perhatian Melinda. Ia menoleh kesamping dan mendapati seorang pemuda yang tak lain adalah Jauzan, teman sang protagonis pria di novel.

Melinda hanya mengangguk dan kembali memandang kedepan. Jauzan merasa aneh dengan sikap gadis yang ia lihat adalah teman dekatnya Salsa. Ia mengangkat bahunya acuh dan duduk di samping Melinda, mengeluarkan sebatang rokok, tadi setelah kepergian Salsa, satu persatu teman-temannya pun ikut pergi, mengingat waktu istirahat telah usai.

Tanpa berkata-kata Jauzan pun menghidupkan rokoknya, Melinda merasa terganggu karena asap rokok tersebut, Jauzan yg sadar tak peduli. Yah itu adalah pengusiran secara halus, Jauzan ingin menyendiri di taman belakang tapi sudah keduluan oleh Melinda. Ia pikir dengan menghidupkan rokok, maka Melinda akan beranjak pergi karena tak nyaman.

"Kalo mau nyari penyakit, ga usah ngajak orang" Celetuk Melinda.

"Maksud lo?" Tanya Jauzan sambil menoleh ke sampingnya.

"Tuh rokok kakak sumber penyakit, menyebabkan kanker, udah jelas kan?"

"Dan yg lebih bahaya lagi tuh asapnya, mana nyebar ke mana-mana lagi, bikin orang sesak nafas aja" Lanjutnya.

"Ga peduli gue" Acuh Jauzan.

Melinda mendengus melihat respon salah satu most wanted di sekolahnya itu. Walaupun begitu ia tetap duduk anteng mengabaikannya. Lama mereka duduk diam, hingga tiba-tiba kedatangan seorang guru BK mengejutkan dua sosok manusia tersebut.

"Hei Kalian berdua! Bukannya masuk ke kelas malah bolos pacaran!" Teriaknya.

Jauzan dan Melinda menoleh terkejut, guru tersebut berjalan cepat sambil menggenggam ranting kayu yg biasa ia pakai untuk memburu siswa-siswi yg bolos maupun terlambat. Melinda dan Jauzan reflek berdiri.

"Eh ada pak Gunawan, apa kabar pak? Kemarin gimana permainan caturnya, menang pak?" Cengir Jauzan sambil melepaskan rokoknya dan ia injak di tanah.

Guru yg bernama Gunawan itu hanya menatap datar mendengar basa-basi siswanya itu. Ia menatap secara bergantian dua sosok manusia berbeda jenis kelamin itu.

"Ga usah bayak basa-basi kamu! Udah cepat kalian pergi bersihkan taman ini, dari pada duduk mojok buat pacaran ga ada manfaatnya!" Perintah pak Gunawan.

"Eh kita ga pacaran kok pak, saya aja ga kenal dia, dianya aja ngikutin saya, karena saya ganteng gini pak" Balas Jauzan menunjuk Melinda dan membuat sang empu melotot kaget.

"Apa-apaan dah, dasar cowok narsis, najis anjir" Pikir Melinda.

"Alaah ga usah banyak alasan! Cepat kerjakan hukumannya!"

"Tapi pak-"

"Ga ada tapi-tapian atau saya tambah hukumannya, mau?!"

"Eh jangan pak! Iya deh iya!"

FIGURAN NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang