Last Child (1)

509 21 0
                                    

Park Jeongwoo _ Dom
So Junghwan _ Sub

















PRANGG!!!!

Sebuah piring berisikan sayur di banting paksa oleh sang kepala rumah tangga.

''APA-APAAN MAKANAN KAYAK GINII? MAU NGRACUNIN AKU? IYAAAA? ISTRI NGGAK BERGUNA KAMU!" bentaknya lagi.

Sementara sang istri hanya diam terpaku dan menundukkan kepalanya.Sebenarnya ia tak takut.Hanya saja beliau ini tidak mau memperpanjang masalah.

"Mau makan pakai apa Mas? Biar aku masakin lagi." ucapnya.

"NGGAK USAH! NANTI KAMU BENERAN RACUNIN SAYA.LEBIH BAIK MAKAN DI LUAR SAJA.YANG JELAS LEBIH ENAK." ucap si kepala rumah tangga lalu pergi dari dapur rumah sederhana mereka.

Entahlah mau pergi kemana.Sang istri hanya menghela nafasnya pasrah.

Padahal masakan ini adalah stok sayuran terakhir yang berada di kulkas kecil mereka.Beliau bingung harus bagaimana sekarang.

Anaknya Putra dan Arya belum makan.Bahkan pagi hari pun mereka hanya sarapan dua buah gorengan sisa kemarin sore yang di hangatkan kembali.

"Putra sama Arya kan belum makan.Gimana mereka mau makan kalau sayurnya tumpah semua." sedih beliau sembari membereskan serpihan kaca dan juga sayur yang berserakan.

Air mata beliau meluncur bebas membasahi pipi yang sudah agak menua.

Setelah selesai membereskan semuanya.Beliau mencoba kembali membuat sayur untuk makan kedua putranya yang belum pulang dari sekolah.

Padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Harus nya kedua jagoannya itu sudah pulang dari jam empat sore tadi.Ada sedikit rasa khawatir melanda hati beliau.

"Kenapa belum pulang yaa?" resah beliau.Sesekali melirik pintu rumah yang terhubung langsung dengan ruang makan dan ruang tamu.

Hingga tak lama suara brisik dan beberapa umpatan terdengar di rungu beliau.Sepertinya kedua jagoan nya sudah pulang.

"Assalamualaikum Ibukkkk." teriak si sulung.Putra Laksana Setiawan.

"Wa'alaikumsalam.Nggak usah teriak-teriak Mas.Udah malem.Suara kamu itu gede." ucap beliau.

"Tahuu nihh Bukk.Udah kayak monyet lepas dari kandang aja." sambar si bungsu.Arya Dwi Septian.

Putra hanya nyengir kuda."Hehehehe."

"Yaudah sekarang kalian mandi terus makan bareng." tersenyum manis.

"Siap Bukk!" ucap mereka kompak lalu berjalan menuju kamar masing-masing.

"ARYAAAA MAS DULUAN YANGG MANDIIIIII, MAU CARII CUAN SOALNYA! BURU-BURU." teriak Putra dari dalam kamarnya.

"DIHHHHH NGGAK BISA MASS.ARYA DULUANN.ARYA JUGA MAU CARI CUANNN.MALEM MINGGU INIII WOII." Arya ikut berteriak.

"Emang mau kemana sih Loe?" tanya sang kakak.Keluar dari kamarnya.

"Mau manggung Mas di caffe nya Hendra." ucapnya sudah di ambang pimtu kamar dan sudah menggantung handuknya di pundak.

"Haduhhh Mas mau ke bengkel.Udah di telfon sama Marvin.Lagi rame soalnyaa."

"Ihhhh gue juga buru-buru Mass.Gue aja duluu lahhhhh.Loe kan kalo mandi lamaaa."

"Enak aja.Loe tuhhh yang mandinya lama.Dahh gue duluan." hendak berjalan menuju kamar mandi.

"Eitsss nggak adaaa Loe duluan.Gue duluan pokoknya."

WooHwan Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang