12

33 4 0
                                    

Kinara terus menangis sesenggukan dia terus belari menuju rumah, saat sampai di rumah dia masuk dan mengunci pintu dia menangis di balik pintu, apa dirinya begitu buruk sehingga harsean begitu? apa perbuatannya sungguh keterlaluan? padahal di kejadian itu hanya ketidak sengajaan semata, kinara tau harsean itu tipe pencemburu akut jika dia tidak suka pada seseorang di dekat kinara, ya kinara harus menjauhinya walau harsean bilang tak apa, dirinya sakit melihat harsean berjalan bersama wanita lain di masa hubungan mereka yang buruk ini

Pikir kinara apakah harsean akan memutuskannya lalu pergi bersama wanita itu? apa harsean akan meninggalkannya sendiri sekarang? kinara kalut dengan pemikirannya sekarang

Tok.. Tokk.. Tok

"Nar buka aku tau kamu di dalam nar, ayoo ngomong jangan lari kaya gini"

Suara harsean di depan membuyarkan lamunan kinara, dirinya enggan bertemu harsean, kinara hanya terus menangis sambil menutup telinga jujur dia lelah

"Pergi! aku lagi gak mau denger apapun dari kamu kak" harsean tertunduk lemas mendengar jawaban yang keluar dari mulut kinara, harusnya ia tadi langsung kerumah kinara dulu dan membicarakan soal masalah minggu lalu bukan malah menemani teman kampusnya reva untuk membeli peralatan kelompok mereka padahal itu saja untuk minggu depan masih ada waktu sebenarnya

Ya sebut saja harsean ini bodoh padahal reva tau saja apa yang dia beli dan dia bisa sendiri, harsean ini ikut sebenarnya karena toko itu dekat dengan komplek kinara rencananya sehabis membantu membeli peralatan kelompok ia akan ke rumah kinara dan membicarakan hal kemarin dengan tidak melibatkan emosi tapi kejadian tadi sungguh membuat salah faham saja akhirnya runyam begini masalahnya

"Nar ayo ngomong, kalo kamu masih gak mau ngoomong aku gak akan pergi sampe kamu bukain pintu dan kita ngomong soal masalah kita" ucap harsean sambil terduduk di keramik pelataran rumah kinara dan badannya ia senderkan pada pintu

Kinara masih menangis dalam diam, dia mendengar perkataan itu tapi dirinya sedang tak mau mendengar apapun yang harsean lontarkan, dirinya menyeka air mata lalu pergi menuju kamar dan tidur dirinya masa bodo sudah dengan semuanya dirinya hanya ingin istirahat saja malam ini

.....

Suara petir meglegar membangunkan kinara, di liriknya jam pada nakas, ini sudah jam 2.45 pagi di pagi, dirinya ingin kembali tidur tapi entah kenapa perutnya sakit, jadi ia terpaksa keluar kamar untuk pergi ke toilet namun saat berjalan di ruang tengah dirinya samar samar ia mendengar sebuah suara, kinara melangkah menuju sumber suara itu, suaranya sayup sayup tapi sedikit jelas dan terdengar lah suara itu dari arah pintu depan, dirinya menyipitkan mata dan berjalan perlahan menuju jendela depan dan menengok dari arah jendela untuk memastikan suara apa itu

Saat memastikan ada apa di luar sana mata kinara melebar melihat harsean tertidur dengan bibir pucat sambil mengumumkan namanya di depan rumah, sesegera mungkin kinara membuka pintu rumah dan membawa lelaki itu masuk, kinara membaringkan harsean di sofa, tubuh laki-laki itu sangat panas sepertinya ia demam karena angin malam ini dan cuaca juga kurang bagus

Tanpa pikir panjang kinara langsung saja merawat harsean dengan telaten kinara tanpa pikir panjang menyiapkan air dan kain untuk mengompres harsean, sesekali kinara mengusap pelan rambut harsean pelan, jujur jika melihat harsean begini dirinya merasa bersalah dia egois, dirinya tak memberi kesempatan laki-laki itu menjelaskan, dirinya malah diam dan enggan mendengarkan apa yang ingin harsean jelaskan

"Nar maafin aku, jangan pergi aku mohon, aku cuman butuh kamu" ucap harsean  tanpa sadar

Kinara mengelus pipi harsean dengan sayang lalu menatap sendu lelakinya ini di keadaan mengigau saja dirinya masih mengucapkan namanya,  hatinya menghangat mendengar penuturan itu

"Aku maafin, kamu pasti punya alasan untuk semua ini, maafin aku yah Kak bikin kamu jadi sakit" ucap kinara sambil terus mengusap rambut itu hingga tanpa sadar dirinya ikut tertidur di sebelah harsean pada malam itu

.....

Sinar mentari yang silau membangunkan harsean, dirinya mengerjapkan matanya pelan sambil memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing, saat terbangun dia terkejut melihat kinara yang tertidur dengan menelengukupkan wajahnya di atas kursi sambil mengenggam tangan kirinya, harsean tersenyum melihat wajah polos kinara dirinya rindu dengan gadis ini seminggu tak bertemu layaknya sebulan, di selipkan nya anak rambut kinara lalu harsean mengecup pipi gembul kinara hal itu membuat kinara terusik dan terbangun dari tidurnya

Kinara mengucek matanya dan menatap ke arah harsean  yang tersenyum ke arahnya

"Pagi sayang" ucap harsean

"Panasnya udah turun? Masih pusing gak? Mau sarapan?" ucap kinara berturut-turut

Harsean terkekeh gemas menatap kinara, dengan sigap harsean menarik kinara ke dalam pelukanya dan memeluknya pelan "Enggak, nanti aja aku baik kok selama ada kamu di sini"

Kinara hanya diam dan membalas pelukan itu, dirinya begitu merindukan laki-laki ini dan pelukan hangat ini

"Maafin aku yah? Aku terlalu cemburuan sama kamu sampe kamu ngejelasin aja gak bisa waktu itu, terus aku juga cuekin kamu tanpa kasih alasan, maafin aku"

"Soal kejadian tadi malam aku cuman bantu reva cari alat buat tugas kampus minggu depan kok, aku gak selingkuh dari kamu, rencananya abis beli bahan itu aku ke rumah kamu mau ketemu sama kamu eh malah kejadian gak enak tadi malam, maafin aku yah sayang"

Harsean mengusap rambut kinara pelan, kinara mengangguk kecil sebagai jawabannya dan mengeratkan pelukanya pada harsean

"Maafin aku juga egois tadi malem gak dengerin penjelasan kaka dulu, soal yang di perpus itu aku kaget dan memang gak sengaja kok kak ser-"

"Stt.. udah aku percaya kok sama kamu, aku akan selalu percaya sama kamu sweetie tenang aja, kamu jangan tinggalin aku yah? terus kalo kita brantem jangan gini lagi yah aku kangen kamu kalo kelamaan diam diaman"

Kinara tertawa kecil mendengar penuturan lelaki yang kini tengah memeluknya itu

"Yang ngediamin siapa yang kangen siapa, dasar kamu kak" ucap kinara sambi terkekeh kecil

"Heheh iya maaf abisnya kesel sih, heheh love you reinalya kinara anastasya"

"Love you too harsean leonarsel"




























-Memory-

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang