"Lo maunya apa sih?! cewe gua? jangan mimpi!" bentakan kasar terdengar dari mulut Haesa.
"No, i just want you" balas Xavier.
🍃
"Duh bangsat telat ni gua" gumam Haesa kesal, amarahnya semakin menjadi saat temannya yang sedari tadi ia telpon tak mengangkat telponnya.
"Sa maap gua lagi dijalan, macet cok" suara tersebut terdengar dari handphone Haesa, sudah 10× Haesa menelpon temannya itu akhirnya terdengarlah suara temannya.
"Cepetan anjing, jamnya ms Audrey bentar lagi, kalau gua telat ntar diceramahin" kesal Haesa sambil mengoceh.
"Ya sabar tod, kenapa kaga pake motor lo sendiri sih?" balas teman Haesa muak mendengar ocehan brisik Haesa.
"Pikun pa gimana sih lo njing, motor gua lagi dipake abang bangke gua" balasan dari mulut Haesa terdengar diponsel Jizolio
"Oh iya, bentar ini gua udah didepan gerbang komplek" ucap Jizo menandai bahwa kini dia sudah berada disekitaran Haesa.
"Gua kedepan sana" sahut Haesa dan dengan segera mematikan telpon sambil berlari menghampiri Jizo yang kini berada digerbang komplek perumahan Haesa.
Beberapa menit berlalu, cukup lama akhirnya Haesa tiba digedung fakultasnya, dengan terburu buru ia berlari kekelasnya. Tak sengaja tubuh Haesa bertubrukan dengan tubuh seseorang, wajahnya tak asing bagi Haesa seperti pernah melihatnya.
"Duh maap, gua buru buru" ucap Haesa yang berhenti sejenak meminta maaf kepada orang yang tak sengaja ia tabrak dan kembali melangkahi kakinya dengan cepat tak memperdulikan reaksi orang yang ia tabrak.
"wangi badannya enak".
...
Tampak dua laki laki tengah berbincang asik dicafe depan Kampus, tak lain tak bukan adalah Haesa dan Jizo temannya yang selalu menemani Haesa semenjak hari pertama dikampus itu.
Pandangan Haesa menjelajahi seisi cafe tersebut, tak lama ia terpaku oleh pemandangan mengesalkan. Wanitanya, Nayara yang kerap dipanggil Nay kini tengah bercanda ria dengan laki laki yang sangat ia benci, siapa lagi kalau bukan Xavier davino.
Dentuman lumayan keras terdengar karna ulah tangan Haesa yang memukul meja, seisi cafe kini memandangi Haesa dengan tatapan kesal dan bingung tapi Haesa sama sekali tidak menghiraukan reaksi penghuni cafe.
Begitu juga Nayara dan Xavier, mereka saling memandangi, Nayara terlihat sedikit panik namun Xavier malah menyeringai tipis.
Dengan langkah cepat Haesa menghampiri kedua insan tersebut, yang dimana salah satunya adalah miliknya, pacarnya.
"Bangsat lo, caper banget ya? kayak gabisa sehari ga ngecaper ke cewe gua?!" kesal Haesa sembari menampar wajah tampan milik Xavier.
Xavier yang mendapati tamparan malah menyeringai.
"Tengil banget lo ya njing" ucap Haesa sembari menarik Nayara ke tangannya, membawa gadisnya itu keluar cafe meninggalkan Xavier yang masih terdiam dengan seringai tipisnya itu.
Walaupun Haesa tau Xavier adalah katingnya, tapi ia sama sekali tak memperdulikan itu, baginya miliknya hanyalah miliknya tak boleh siapa pun mengganggu miliknya.
"Sayang, lepas dulu please tanganku sakit tau kamu nariknya kasar" pinta Nayara berharap Haesa melepaskan tangannya, tapi tak mungkin. Haesa yang sedang diamuk amarah malah semakin mencengkram tangan Nayara dengan kuat.
"Haesa.." ucapan Nayara langsung dipotong oleh pemilik nama, "Gausah banyak ngomong, cukup diam ikutin gua".
Nayara merasa panik, dia tau betul bahwa Haesa sangat menyeramkan jika sudah marah.
Langkah Haesa berhenti tepat tak jauh dari cafe, menatap sang pemilik manik indah dan cantik dengan tatapannya yang dipenuhi amarah.
"Haesa..." ucapan tersebut terdengar dari mulut Nayara.
"hm? gua ga nyalahin lo kok, emang bajingan itu yang kegatelan ama milik gua, tapi bukan berarti gua ga ngepringatin lo ya" ucapan demi ucapan dilontarkan oleh Haesa pada Nayara.
"Jauhin xavier, dia cuman main main sama lo, awas aja kalau lo sampai oleng ke dia, ngedapetin lo susah ya njing" ucapan tersebut kembali dilontarkan oleh Haesa.
Balasan yang Haesa terima hanyalah sebuah anggukan pelan, tapi Haesa bisa melihat bahwa wajah Nayara terlihat sedang ketakutan.
"Lo takut ama gua? gua gabakal ngapain ngapain kok, sana balik kefakultas lo, tapi kalau gua liat lo ama xavier lagi jangan harap lo ngeliat xavier dengan kondisi sehat" ucapan yang dilontarkan Haesa membuat Nayara sangat takut.
Nayara tau bahwa Haesa tak pernah bermain main dengan ucapannya. Hanya jawaban "iya.." terdengar dari mulut Nayara, dengan perlahan ia kembali berjalan kegedung fakultasnya.
Dengan kasar Haesa meraba saku celananya mencari sebuah barang berbahan logam tak lain tak bukan adalah Handphone atau ponsel.
Jarinya dengan lincah mengotak ngatik ponsel itu hingga menemukan sebuah kontak bernama Xavier, dengan cepat Haesa mengetikkan pesan lalu mengiriminya.
Sekiranya isi pesan itu adalah ocehan Haesa dan pada akhirnya ia menantang Xavier untuk berduel, jika Haesa menang maka Xavier tidak boleh menggangu dirinya dan wanitanya tetapi jika Xavier menang maka Haesa harus menjadi miliknya.
"what the fuck?" gumam Haesa terkejut sekaligus bingung saat membaca pesan Xavier.
"lo jadi milik gua."
"Dih anjir, gua kaga gei tapi kan belom tentu dia yang menang" ucapan itu disusuli dengan tawa kecil Haesa.
"but, let see Xavier davino".
-TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN OMEGA || hyuckmark
Teen FictionDI ANGKAT DARI AU "XAV'ESA" ON TIKTOK AND X. Disclaimer! pastinya ada perubahan alur atau tidak terlalu sama dengan yang di x. bxb story, yang homophobic sono jauh jauh jan salpak. hyuckmark ver bukan markhyuck, jan marah marah, "kebalik?" "seharus...