⛅
Matahari telah terbit menyinari kamar melalui jendela. Mata lelahnya itu mulai terbuka menyadari betapa terangnya sinar matahari yang memancar.
Pria dengan manik indahnya yang lelah itu mulai bangun dari tidur nyamannya. "agh.. sakit" racaunya saat ia merasakan rasa sakit di bawahnya ketika ia mencoba duduk.
Maniknya itu kini memandangi kondisi kamar yang telah di terangi matahari itu namun dengan pakaian yang berserakan akibat ulahnya dengan matenya kemarin malam.
Menyadari tidak adanya kehadiran sang mate membuat dirinya mulai khawatir, tubuhnya juga tidak bisa banyak bergerak bahkan bangkit dari duduk saja rasanya sangat sakit. Kalian sudah tau kan betapa brutalnya si enigma licik itu?
Ia raba kasur, mencari ponsel canggihnya dan akhirnya ia mendapati ponselnya itu. Tangannya itu dengan cepat mengotak ngatik layar ponsel.
dringg~
Dering ponselnya yang tengah menelpon seseorang. Tidak membutuhkan waktu yang lama, telpon tersebut akhirnya di angkat oleh pihak lawan.
"haesa.. kamu dimana?" ucap Xavier dengan intonasi bicaranya yang memelas pada lawan bicaranya melalui telpon tersebut, Haesa.
"ㅡsakit.." lanjutnya dengan suaranya seakan akan memohon sebuah perhatian, namun memang kenyataannya bawahnya itu masih terasa begitu sakit.
"gua lagi beli sarapan xav, rencananya mau beli bubur. mau?" jelas dan tawar sang lawan bicara, Haesa.
"mauu" jawab Xavier dengan suaranya yang mungkin bisa saja memikat alpha manapun walaupun dirinya sendiri adalah alpha.
"selesai beli langsung pulang ya sa?.." lanjutnya memohon.
Tanpa di ketahui, sang lawan bicara sedari tadi sudah mengukir smirk lebarnya sebab nada bicara Xavier telah memikat dirinya.
"sa?" panggil Xavier karna tidak ada respon dari Haesa. Sontak, Haesa menjawab "iyaa" dan begitu juga setelah Haesa mengatakan itu, ia menutup telpon.
"yang bener itu bukanya" ujar Haesa saat memperhatikan bagaimana Xavier membuka bungkus bubur ayam yang telah ia beli itu dengan gunting.
Xavier mendengarkan namun tidak merespon dengan sebuah jawaban, malahan meminta "sa, di sini aja dulu ya? jangan ke kampus, temani saya"
Xavier meminta Haesa untuk tetap di rumah bersamanya sebab tubuh serta bawahnya itu masih terasa sakit. Ini untuk pertama kalinya ia melakukannya dan tentu saja efeknya begitu terasa.
Alih alih mensetujui permintaan Xavier "ga, gua pengen ngampus. lu bisa tidur di kamar gua selama gua ngampus" Haesa menolaknya.
Mendengar penolakan Haesa membuat Xavier dengan reflek memandang ke arah Haesa dan menampilkan ekspresi memohonnya yang lucu tetapi juga hot di waktu bersamaan "please.."
Melihat ekspresi Xavier itu membuat Haesa tidak bisa berkutik tetapi pada akhirnya ia setuju untuk tetap menemani Xavier. Lagian hanya satu hari saja, itu bukan masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN OMEGA || hyuckmark
Teen FictionDI ANGKAT DARI AU "XAV'ESA" ON TIKTOK AND X. Disclaimer! pastinya ada perubahan alur atau tidak terlalu sama dengan yang di x. bxb story, yang homophobic sono jauh jauh jan salpak. hyuckmark ver bukan markhyuck, jan marah marah, "kebalik?" "seharus...