Two

4.7K 355 35
                                    

"Who's the winner, Haesa davino?" ucapan tersebut diringi dengan seringai nakalnya.

🏍

Suara motor ZX- 25R memenuhi jalanan yang begitu sepi. Sunyinya malam dengan angin menemani lajunya motor besar tersebut.

Tampak seorang laki laki dengan surai hitam, memakai hoodie hitam biasa serta dengan helm gagahnya yang melindungi kepalanya tengah melajukan motor besar yang sedari tadi memenuhi jalanan yang sunyi itu.

Beberapa menit telah ditempuh Haesa dalam perjalanannya menuju ke sebuah titik lokasi yang bernama Jln Angkasa, kini dirinya telah sampai di tempat tujuannya itu.

Ia lepas helm gagahnya dan turun dari motornya itu, dengan cepat langsung mengambil handphonenya, kembali mengotak ngatik barang canggih itu. Memainkan handphonenya sembari menunggu lawan duelnya, Xavier.

Sudah hampir 30 menit dirinya menunggu sang lawan, kesal akan tidak kehadirannya, Haesa langsung mengirimi pesan kepada lawannya itu.

Sungguh aneh, Xavier mengatakan bahwa dirinya berada dibelakang Haesa namun saat Haesa membalikkan diri mencari Xavier, ia sama sekali tidak melihat lawannya itu.

Setelah mengirimi pesan terakhir, Haesa dibuat terkejut karna suara berat lawannya itu yang tiba tiba terdengar disampingnya.

"Saya disini, cantik." ucapan singkat itu yang diiringi oleh seringai dan tatapan menusuk milik lawannya itu berhasil membuat Haesa semakin kesal.

"aing kasep pisan begini dibilang geulis, picek tu mata?" balas Haesa, tentu saja ia kesal, dirinya yang begitu tampan dipuji dengan kata cantik.

Tampa basa basi Haesa langsung memukul wajah Xavier, oh tentu saja sang lawan tak diam saja saat diperlakukan seperti itu.

"alright, gua ga mau nyakitin tubuh cantik lo tapi demi bisa dapetin diri lo jadi mau ga mau-" ucapan Xavier berhenti sesaat, xavier membalas pukulan yang awalnya Haesa berikan pada dirinya.

"let's play the game".

🏠

"aghh bangsat" frustasi dengan rasa sakit dilengannya itu, Haesa menendang semua barang yang ada dimatanya, ia rebahkan dirinya sembari masih menahan rasa sakit dilengannya yang terasa.

Entah apa yang dipikirkan Haesa, tiba tiba dirinya tertawa pelan dan diringi oleh seringai nakalnya seraya menatap atap kamarnya itu.

Tiba tiba terdengar dering telpon dari ponsel Haesa yang tepat terletak didekat telinganya, sontak dirinya mengambil ponselnya itu tetapi sebelum dirinya mengangkat panggilan itu ia terlebih dahulu melihat nama kontak yang tertera disana.

Xavier.

Dengan kesal ia mengambil ponselnya itu lalu mengangkat panggilan itu, tak lama terdengar suara Xavier dari ponselnya.

"see? Who's the winner?" Ucapan tersebut diringi oleh seringai Xavier yang tak diketahui oleh Haesa.

"Angin" hanya jawaban singkat keluar dari mulut Haesa. Terdengar sebuah kekehan kecil dari speaker ponsel Haesa.

"So, Lo milik gua sekarang kan? Haesa argantara" lanjut sang lawan bicara yang terdengar diponsel Haesa.

"oh, i mean Haesa davino? haha" ucapan yang dilanjutkan Xavier tentu saja diringi oleh kekehan kecil yang membuat Haesa semakin geli akan tingkahnya.

"Iya anjing, lo kaga usah ganti nama belakang gua sat! gua Haesa argantara" bentak Haesa dipanggilan tersebut.

Siapa juga yang tak kesal jika nama belakangnya diganti padahal mereka belum berstatus sepasang kekasih yang telah menikah? tentu saja tidak ada yang tak kesal bukan?

"Iya iya sayang"

Haesa yang mendengar itu hampir saja memuntahkan angin kejijikan.

"Putusin nayara, gua ga mau jadi yang kedua" lanjut sang lawan bicara sekaligus pinta baginya.

"ga, gua kaga mau. Dia cewe yang bakalan jadi tunangan gua, so for what i do it?" balas Haesa tak terima.

"tunangan? anjing?" batin Xavier, hatinya mulai kusut mendengar itu tapi iya mencoba mengontrol diri tetap tenang.

"Saya tegaskan, putuskan Nayara, saya tak mau jadi yang kedua" ucapan kali ini terdengar lebih dalam, suara Xavier yang tiba tiba deep dengan tekanan nada yang menyeramkan beserta pengucapan formalnya.

"Banyak mau lo njing, iya iya" balas kesal Haesa, walaupun dirinya mengatakan hal itu tapi ia sama sekali tak akan memutuskan wanitanya.

munafik dikit ga ngaruh y wir wkwk

"Haesa" yea, lawan bicaranya kembali menyebutkan namanya. Sontak sang pemilik nama menjawab dengan deheman.

"Apa tanganmu sakit? saya perhatikan tadi saat kamu kembali dengan motormu, kau terlihat susah mengendalikan stang" ucapan kali ini membuat mata Haesa terbulalak kaget.

"Iya, sakit pake banget" jawaban itu malahan dibalas hanya dengan kekehan sang lawan bicara.

"Besok pagi saya kerumahmu, tak ada penolakan" terkejut akan yang diucapkan Xavier, Haesa sontak menyela namun sayang..




Panggilan telah berakhir.






"WUANJING NI ORANG"




TBC-

NOT AN OMEGA || hyuckmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang