Asa tak pernah menyangka awal mula dia mengenal Bintang adalah karena kejadian apes yang pernah menimpanya.
Semua orang tentu tahu, sejak Asa dinobatkan menjadi the ambassadors of UPH 2021, tak ada yang tak mengenalnya baik dikalangan mahasiswa maupun dosen.
Kekasih Bintang itu dikenal dengan wajah cantiknya. Matanya bulat namun yang paling ikonik, ketika dia tersenyum matanya seolah turut tersenyum. Hidungnya mancung, dengan bibir ranum yang merona dan pipi berisi yang menggemaskan, perpaduan yang sempurna tersebut didukung dengan tubuh semampai dan kulit putih susunya.
Kesan anggun dan seksi menyatu dengan kepribadiannya sehingga melalui aura feminisme nya tersebut, Asa membuat standar kecantikannya sendiri. Kecantikannya bak representasi dewi aphrodite versi nyata. Prestasinya juga dimana-mana, salah satunya menjadi juara di Indonesia International Youth Music Olympic tahun lalu.
Tak ayal, banyak yang menyukainya, menggilai bahkan membuat akun fanbasenya layaknya dia adalah seorang selebriti. Sorotan yang didapatkannya itu tentunya membuatnya makin santer dikenal. Banyak yang mendekati, namun banyak juga yang harus berakhir sakit hati.
Sebab itu pula lah, Asa nyaris menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh salah satu penguntit yang mengaku terobsesi dengannya. Kejadiannya sudah berlalu, sekitar setahun yang lalu.
Jujur, Asa tak mau mengungkit luka lama. Musibah itu sudah coba dilupakannya. Meski masih memberi trauma tersendiri tapi ada beberapa hal yang disyukurinya dari kejadian tersebut, salah satunya karena Bintang. Sang malaikat penyelamat, dia menyebutnya.
Kala itu, saat dia terdesak dan kehilangan harapan, entah datang darimana Bintang langsung menyelamatkannya dari penguntit tersebut. Pria itu jugalah yang membantunya berurusan dengan hukum hingga penguntit tersebut benar-benar diadili.
Ternyata pertemuan mereka tak berakhir disana saja, setelah saling mengenal, mereka jadi sering berpapasan bahkan tak sengaja bertemu di tempat-tempat tak terduga. Dari pertemuan-pertemuan mereka yang semakin sering tersebut mereka lalu sepakat menjadi teman. Melalui kedekatan mereka itu, Asa jadi tahu bahwa Bintang adalah anak hukum semester akhir, yang pernah menjabat sebagai gubernur mahasiswa.
Singkatnya, mereka lalu berakhir dalam hubungan hingga sekarang.
Sayup-sayup obrolan dan lalu lalang segelintir orang, membuat perempuan itu tersadar dari lamunan panjangnya. Dia menghela nafas ketika pandangannya menatap sepenjuru toko kopi klasik yang menjadi saksi bisu masa-masa pendekatannya dengan Bintang dulu, setiap kesini dia tak pernah tak bernostalgia.
Namun bukan poin itu yang membuat Asa berakhir duduk termenung disini. Asa hanya ingin menjernihkan pikirannya yang rumit dan mengintrospeksi diri.
Hari ini mata kuliahnya hanya ada 4 sks sehingga menjelang jam makan siang, dia sudah merampungkan kelasnya jadi sembari menunggu Bintang juga selesai bimbingan maka dia memilih menyendiri ketempat ini, rencananya ingin menyusun proposal skripsi supaya dia juga bisa lulus 3,5 tahun seperti target Bintang tapi alih-alih mengerjakan dia justru lebih banyak melamun. Sialnya, selain terlalu lama termenung dia juga lupa jika ponselnya yang diaturnya dalam mode silent penuh dengan pesan dan panggilan tak terjawab dari sang pacar.
Asa menatap benda pipih ditangannya yang sedang menunjukkan ruang percakapannya dengan Bintang, lalu jemarinya bergerak cepat membalas chat terakhir sang pacar yang sedari tadi tak sengaja terabaikan.
Jemput kesini
Kalau sudah depan bilang, biar aku langsung turun.Balasnya tak lupa mengirimkan lokasinya, ajaibnya, begitu dia mengirim pesan tersebut, tanda centangnya langsung berubah biru. Asa meringis, pasti setelah ini pacar tampannya itu akan melemparinya dengan tatapan maut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Art of Loving
Novela Juvenil(R-BO) Kumpulan cerita pendek. Enjoy yourtime.