ASUPAN
***
"Peanut?" panggil Zayn begitu mendapati Denallie duduk di atas ranjangnya.
"Daddy." Denallie menolehkan wajahnya lalu mematikan siaran kartun yang tengah ditontonnya.
"Kenapa di sini?" tanya Zayn menghampiri Denallie dan mencium keningnya.
Tidak biasanya Denallie berada di kamarnya. Padahal biasanya di jam seperti ini Denallie masih sibuk bermain di kamar Reynand sebelum pergi tidur.
"Lilly menunggu Daddy."
"Menunggu Daddy?"
"Iya." Denallie mengangguk lalu menatap Zayn dengan lekat.
"Ada apa hm?" tanya Zayn ketika Denallie terus menatapnya tanpa berkedip.
"Daddy bohong," ucap Denallie tanpa mengalihkan tatapannya dari Zayn.
"Bohong?" Zayn menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.
"Iya, Daddy bohong."
''Daddy bohong apa Peanut?" Zayn sungguh tidak mengerti apa yang dimaksud Denallie itu. Memangnya kebohongan apa yang Zayn katakan?
"Mommy masih ada kan?"
Zayn mengerjapkan matanya beberapakali sebelum menghela napasnya. Sekarang Zayn tahu apa yang dimaksud Denallie. "Siapa yang mengatakannya?"
"Lilly lihat sendiri Daddy.''
Zayn mengulurkan tangannya mengusap pelipis Denallie. Zayn tidak tahu kalau rasa rindu yang tinggi dapat menyebabkan halusinasi pada seorang anak.
"Mungkin Peanut salah lihat."
Denallie menggeleng tegas. "Lilly tidak salah lihat Daddy, Lilly lihat Mommy, Lilly lihat dengan mata Lilly sendiri."
Zayn segera membawa tubuh Denallie dalam dekapannya begitu tangis Denallie pecah.
"Lilly benar-benar lihat Mommy Daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want Mommy Daddy!
Romance"Daddy kenapa harus Lilly? kenapa tidak orang lain saja? Lilly juga kan, mau punya Mommy..." "Apa Peanut mau punya Mommy?" "Lilly mau punya Mommy, Daddy." "Baiklah, besok kita akan bertemu Mommy." *** Sequel dari "Amora's"