"Daddy kenapa harus Lilly? kenapa tidak orang lain saja? Lilly juga kan, mau punya Mommy..."
"Apa Peanut mau punya Mommy?"
"Lilly mau punya Mommy, Daddy."
"Baiklah, besok kita akan bertemu Mommy."
***
Sequel dari "Amora's"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pacaran dulu gak sih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Daddy..."
''Kemari Peanut.'' Zayn mengulurkan sebelah tangannya dan meraih Denallie dalam pangkuannya. Anak itu baru saja bangun tidur setelah menangis beberapa jam yang lalu. Sama seperti kebiasaan Mommy-nya dulu, Amora.
''Daddy, kapan Daddy pulang?" tanya Denallie mengusap rahang Zayn yang terasa kasar di tangannya. Denallie sungguh tidak betah di sini. Tepatnya tidak betah melihat Daddy-nya yang seperti ini.
Wajahnya begitu pucat dengan bibirnya yang mulai pecah-pecah.
Andai Denallie tahu akibat dari mendiamkan Daddy-nya akan seperti ini, maka tentu Denallie tidak akan melakukannya. Karena bagaimana pun Daddy-nya lebih penting dari rasa amarahnya. Sudah cukup Denallie kehilangan sosok Mommy-nya, dan Denallie tidak mau sampai kehilangan Daddy-nya juga.
"Secepatnya," balas Zayn mengecup kening Denallie. Sungguh betapa Zayn sangat merindukan anaknya saat ini.
''Daddy?" panggil Denallie memainkan kancing kemeja pasien yang Zayn gunakan.
''Kenapa hm?"
"Maukah Daddy berjanji?''
"Tentu sayang."
"Berjanjilah Daddy tidak akan memperkenalkan wanita lain sebagai Mommy Lilly."
"Peanut—" Zayn tak mampu berkata-kata lagi. Tubuhnya menegang dengan napasnya yang tercekat.
''Lilly tidak mau Mommy lain Daddy. Karena..." Denallie menghentikan ucapannya, ia menghirup napasnya yang mendadak jadi sesak. "Cuma Mommy Moya Satu-satunya Mommy Lilly."
"Peanut." Zayn segera mendekap tubuh Denallie begitu merasakan tubuh kecil itu berguncang pelan sembari diikuti tangisan kecil.
Sungguh meski isakan itu hanya kecil, tapi itu cukup membuat relung hati Zayn sangat terluka. Zayn tidak tahu jika perbuatannya malam itu sungguh melukai hati Denallie.