SALTY || Sunwoo The Boyz [✓]

01| dia cantik, elu ikan buntal

Sunwoo menghela jengah, saat pintu rumahnya sudah terbuka langsung memerlihatkan sosok aneh yang sedang tersenyum lebar, bersamaan dengan kedua tangannya yang menenteng kotak makan.

Sebelah alis Sunwoo terangkat. "Eksperimen apa lagi lu kali ini?"

"Cookies!" riang Aruna.

Tanpa menunggu diperbolehkan masuk, ia sudah menerobos menuju ruang tamu.

"Kali ini nggak bakal bikin gua sakit perut?" tanya Sunwoo, penuh curiga.

Aruna mengibaskan tangan. "Santai aja kali, ini kan manis nggak pedes kayak kemaren."

Sunwoo perlahan melahap satu cookies buatan Aruna, yang terlihat sangat meragukan. Tapi demi apresiasi usaha temannya! Sunwoo ogah-ogahan mengunyah camilan itu.

"Gimana?" Aruna menopang dagu, menunggu reaksi Sunwoo.

"Enak."

"Banget?" tanyanya lagi.

Sunwoo mengangguk, menepuk - nepuk tangannya usai makan.

"Nambah lagi kalau gitu," suruh Aruna.

"Nggak, kenyang," tolak Sunwoo.

Bohong. Sunwoo masih sangat lapar.

Tapi memakan semua cookies buatan Aruna, sama saja ia merelakan dirinya terkena diabetes.

Sunwoo yakin, gadis itu pakai satu mangkok gula ukuran jumbo!

Cowok tersebut beranjak dari duduknya.

"Mau ke mana?"

"Kamar doang," jawab Sunwoo.

Ia ingin mengambil hp nya yang tertinggal di kamar. Malah mendapati layar hp nya yang menyala, menampilkan satu notifikasi dari seseorang.

Senyum Sunwoo mengembang.

Dalam hati ia bersyukur sudah mandi  pagi kali ini, tangannya menyambar tas selempang yang tergantung di belakang pintu kamar, lalu tergesa menghampiri Aruna.

"Na, lu balik sekarang aja gih," suruh Sunwoo.

Aruna mengernyit tak terima. "Kenapa? Aku kan baru dateng."

"Gua mau buru-buru pergi."

Aruna merasa janggal. "Kamu mau ketemuan ya sama Salsa?"

Pipi Sunwoo bersemu. Berarti benar.

"Udah sana lu cabut, makasih ya cookies nya."

Bahu Aruna merosot. "Kenapa nggak pergi bareng aku aja? Aku kan cantik mirip Salsa," ujarnya.

Ppftt

Sunwoo menahan tawa. "Beda."

"Apa bedanya?"

"Dia cantik, elu ikan buntal."