Setelah kejadian kemarin aku tidak bertemu lagi dengan Patricia dan Pak Jay kecuali saat di jalan pulang, oh kemarin itu...
Rencana untuk menyatukan Jay dan Patricia sepertinya menjadi sedikit sulit tapi itu tidak masalah, aku masih bersemangat. Tempat tinggal dan lainnya hampir mirip seperti yang aku tulis tapi ada beberapa hal yang janggal, seperti ruangan yang acak dan transportasi yang akan- Tunggu sebentar, biarkan aku ceritakan kejadian kemarin dengan singkat oke? Aku anggap oke.
Ketika aku pulang, aku tidak melihat SAMA SEKALI angkutan umum yang berhenti di halte ketika Patricia berada disana. Aku seratus persen yakin motor maupun mobil itu melihatnya, ditambah lagi rekan kantor yang seperti julid terhadapnya. Aku menghampirinya seperti pahlawan kesiangan namun semua tiba-tiba bubar dan meninggalkan kami berdua, tau yang lebih epik? Pak Jay menghampiri kami dengan mobil Rolls-Royce mahalnya itu.
"Sedang apa kalian disini?"
Patricia tersenyum malu-malu dan menjawab bahwa dia menunggu angkutan umum. Pak Jay dan segala kemurahan hatinya menawarkan tumpangan pada Patricia. Iya, Patricia, hanya padanya dan tidak memberikan atensi SAMA SEKALI padaku. Dan Patricia menyetujuinya. Iyalah, kalian kira dia akan menolak? Yakalii broo!
"Ah... tapi bagaimana dengan ZhenYuan?" Patricia menoleh padaku dengan tatapan lembutnya. Oh, Patricia kau memang pemeran utama! Maafkan aku yang telah berburuk sangka padamu!
Aku melihat itu bersiap untuk berpura-pura menolak, namun aku teringat...
"Kursi mobil ini hanya dua yang bisa dipakai." ucapnya mendenguskan nafasnya, tentu kursi itu hanya dua yang bisa dipakai karena dia mengisi barang di bangku belakangnya, bukan karena mobil itu hanya memiliki dua kursi seperti mobil sport lainnya!
"Kalau begitu saya akan menunggu dengan ZhenYuan saja, tidak baik menunggu sendiri disini..."
"Baiklah." Memang sejak awal, aku harusnya berburuk sangka padamu JAY SIALAN.
Tepat saat Pak Jay ingin menginjak gas, aku si manusia paling tahu diri memberikan suaraku untuk pertama kalinya pada situasi ini,
"Patricia akan ikut bersama anda pak, abaikan saja saya." Kataku seraya membuka pintu penumpang dan mendorong Patricia masuk.
Setelah melakukan hal sok heroic tersebut aku membalikkan badan, sempat terdengar suara "eh!" tanda tak enak hati tapi kuabaikan dan berjalan tak tentu arah yang membuatku sadar bahwa ini mirip dunia nyata namun sedikit terbalik, misalnya arah supermarket di kantor ini berada di kanan pada dunia nyata, bila disini ada disebelah kiri. Padahal kemarin Sunghoon sudah mengantarku tapi aku tidak memperhatikan jalan, jadi ya begitu dan Voila! Aku sampai di tempat tinggalku yang lama hanya tinggal berjalan santai dalam waktu 20 menit! Oh iya, tempat tinggal ini jaraknya lebih dekat dari kantor asliku pada dunia nyata, karena aku mencari tempat tinggal dekat dengan pusat walaupun pinggir kali sedikit hehe, tapi sewanya murah jadi tidak masalah.
*kali = sungai
—Hari ini aku tiba di kantor pukul 07:57, tiga menit lebih awal dari jam masuk biasa. Saat sedang mengantri lift aku melihat Patricia berjalan ke arahku, dia berdiri mantap disampingku setelah memberikan senyuman manisnya padaku. Aku terpaku, sedikit... sedikit banyak hehe.
"Kenapa ya Pak Jay hanya mau menerima bekal dari Patricia?" Bisikan itu... Bisikan gosip! Mulai terdengar di kedua telingaku...
"Aku kan iri!"
"Aku juga iri"
"Entah bagaimana caranya menghentikan itu"
Patricia yang mendengar itu hanya tersenyum senang dengan telinga memerah. Sambil membawa tas bekal makanan yang telah diikat pita rapih dia menyerahkan itu kepada Jay yang berjalan ke arahnya tapi anehnya Jay hanya melewatinya dan berhenti dihadapanku, eh? Apa?
"Kaki kamu udah baikan?"
"Udah baikan kok" kemudian dengan sigap Jay membantuku untuk berjalan, aku yang tidak siap dengan rangkulannya malah jadi tidak seimbang kearahnya. Bisik-bisik mulai terdengar.
Terakhir yang aku dengar ada suara buk yang cukup keras.
Wanita itu pun lalu membanting bekalnya ke lantai yang membuat mata-mata lain melihat kearahnya sementara Jay masih terlihat tidak peduli.
Ada apa ini?
—-
a.n.
Haloo, apoo disini! Terima kasih sudah membaca💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Antagonis? [Jaywon]
FanfictionYang Jungwon, si budak perusahaan yang menyukai bosnya sendiri membuat sebuah novel tentang kehaluannya bersama bosnya sendiri sampai nekat ke penerbit. Di-acc sih, tapi editornya bilang ceritanya terlalu monoton dan halu! Jadi Jungwon memutuskan un...