3. Aku akan baik padamu.

130 11 4
                                    


Mulai dari chapter ini, banyak diambil dari sudut pandang Jungwon.

Masih di hari yang sama.

Kalau diperusahaan besar seperti ini seharusnya sih, makanannya enak-enak... bukan begitu kawan-kawan? Hehe, bayangk–

"ZhenYuan!" Seseorang menepuk bahunya,

"Lo dipanggil daritadi ga jawab-jawab ya," kak Hoonhoon... ada di novel ini juga? Buru-buru aku melihat namanya, mana id cardnya?

"Lo kenapa jadi keliatan kayak linglung gitu sih? Lo kenapa deh?"

"Wait... lo sebagai apa?"

"ZhenYuan mentang-mentang ya lo dapet proker langsung sama dirut langsung lupa deh sama temen..." aku bukannya melupakan teman ya, catat! Kalau perlu di bold, kasih underline dan di italic! Tapi aku beneran gatau kak Sunghoon tuh jadi siapa!

"Kak Hoonhoon?" Astaga kenapa malah nyebut nama aslinya sih!

"Hah... siapa tuh? Kok gue ga pernah denger? Dan sejak kapan lu manggil gue pake kak? Demam lu?" Jelas saja kamu ga pernah denger kak, itukan nama aslimu sebagai temen Jungwon bukan ZhenYuan! Eh... berarti...

"Simulasi aja Sunghoon" Otak Jungwon yang jenius ini sudah mengingat kalau nama karakternya Sunghoon atau nama lengkapnya Park Sunghoon, di novel kami berdua sahabat dekat sampai pada akhirnya aku, ah bukan tapi ZhenYuan yang bodoh ini ketahuan memanfaatkan Sunghoon demi ambisinya mendapatkan Jay.

"Simulasi apaan heh? Tapi tadi kabar-kabarnya lu abis ketimpa lampu sorot? Masih sakit? Mau gue anterin lagi ga ke ruang kesehatan?" Aku tersenyum, Sunghoon di cerita ini aku tidak akan kehilangan kepercayaan kamu, aku akan berteman sepenuh hatiku!

"Wah kalem aja, gue udah baik-baik aja... mending kita ngantri aja makanan... hmm yang mana ya?"  Ucapku melihat antrian bubur yang panjang, jadi pengen bubur.

"Lu mau gue beliin bubur ya? Mata lu kesana mulu sekalian gue mau beli bubur juga" Oh iya selama ini kan ZhenYuan selalu nyuruh Sunghoon buat ngantriin makanan. ZhenYuan kenapa kamu jahat banget sih sama orang sebaik ini? Oh iya aku kan penulisnya!

"Buat kali ini, biar gue yang ngantri. Lu duduk manis disini, oke tunggu." Tanpa menunggu Sunghoon merespon aku segera berlari ke arah stan bubur sebelum dia menghentikanku, karakternya memang sebaik itu! Jadi agak menyesal membuat karakter seperti itu untuk sosok seperti ZhenYuan, his.

Bruk!

Kenapa... kenapa aku bisa lupa kalau badanku baru saja tertimpa lampu sorot? Tuhkan, the power of kekuatan sahabat sejati. Masih asik dengan pikiranku dan kuah soto yang berada di atas baju ku dan–Cia, oke nasib peran perusak hubungan orang sepertiku, aku melihat Sunghoon segera bangkit dari bangku dan berlari kearahku.

"Bisa tidak kamu tidak ceroboh?" Itu bukan suara Sunghoonku yang baik melainkan itu suara monster dingin yang membuat semuanya menjadi runyam.

"Cia, kamu tidak apa-apa?" Sebentar,

Yang pertama, disini akulah pihak yang dirugikan sangat terlihat jelas bahwa kuah itu hanya menciprat sedikit ke baju Cia, sementara aku? Kurasa habis ini aku HARUS MANDI.

Yang kedua, apa-apaan itu tadi mengapa pandangannya seperti menghujat ke arah... ku? Ya mungkin aku salah... sedikit saja tapi, lagipula itu faktor KETIDAK SENGAJAAN ya, kuulangi sekali lagi, KETIDAK SENGAJAAN.

Sebelum mengutarakan yang ketiga–yang entah kepada siapa, Sunghoon segera membantuku untuk bangkit.

"Gue kan udah bilang biar gue aja." Oke Sunghoon hentikan itu, kan aku hanya berusaha baik, jangan membuatku ingin memelukmu dengan keadaan seperti ini. Memang dasar aku bodoh di scene ini kan memang aku akan menumpahkan kuah soto kepada Patricia. Lihat, aku tidak melakukan apa-apa tapi kenapa aku mendapat karma?

"Its okay, Sunghoon... bantu gue ke ruang kesehatan dan... Cia, sorry gue ga bermaksud kok..." sebenernya aku gak tau kenapa harus minta maaf karena aku yang paling dirugikan disini, tapi tatapan kesakitan Patricia yang kayaknya agak lebay sih tapi salahku juga buat karakter mellow menye-menye jadi aku maklumi, serta tatapan Jay seakan-akan mau menerjangku ya... mendingan minta maaf deh daripada kenapa-napa. Masih belum mau mati.

Sunghoon melihatku heran tapi tetap membantuku ke arah ruang kesehatan, mungkin heran karena Yuan—aku akan menyingkat namaku disini, oke? Oke.—bisa begini?

Setelah sampai di ruang kesehatan pun Sunghoon langsung dengan cepat memberiku kaos–Sunghoon menyuruh seorang staff–tapi aku tidak tahu dari divisi mana lagipula aku menulis tidak sedetil itu, aku yakin.

"Pake."

"Sunghoon apakah kamu seorang malaikat?" Aku menatapnya dengan pandangan terharu dan senyuman lebarku, aku akan menunjukkan kekuatan senyum gusiku padanya!

"Sunghoon apakah kamu seorang malaikat?" Aku menatapnya dengan pandangan terharu dan senyuman lebarku, aku akan menunjukkan kekuatan senyum gusiku padanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah?" Nahkan... aku dan segala kebodohanku. Kenapa pula reaksinya seperti itu sih!

"Yaudah jangan lihat kesini aku mau ganti baju" lalu terdengar suara tawanya bahkan ketika dia menutup tirai.

"ZhenYuan..."

"Panggil aku Yuan saja, aku dan kamu sudah menjadi dekat mulai dari sekarang." Ucapku tulus, Sunghoon terdiam sebentar.

"Oke, Yuan... gue tau lu beneran ga sengaja untuk yang kali ini."

"Huh? Apaan sih jangan bikin gue mikir deh."

"Soalnya kalau lu sengaja, lu pasti bakal suruh gue bukan ngelakuin sendiri, ya kan?"

Entah kenapa aku bisa mendengar suara yang cukup–menyedihkan di nada itu. Sunghoon, aku menyakitimu terlalu dalam ya?

———

a.n

Apo disinii~ ini udah lebih panjang dari kemarin, jadi semoga kalian lebih suka yaa... terima kasih sudah membaca🥰💓

Scene = adegan di dalam novel.

Jadi Antagonis? [Jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang