Malam itu terasa sangat dingin dan hening. Suhu yang sangat rendah dan salju turun dengan pelan-pelan, menyelimuti tanah. Wilayah perairan hampir beku dan suhu airnya sangat dingin. Lalu, ada seorang bocah laki-laki yang sedang menangis di trotoar jembatan. Hatinya terasa begitu sakit dan dingin, retak dan jatuh hancur hingga berkeping-keping. Air matanya bagaikan awan yang sedang menangis.
Itoshi Rin, bocah laki-laki yang berumur 7 tahun.
Ditinggal begitu saja oleh orang tuanya di pinggir jembatan tanpa persiapan.
"Mengapa kamu menangis?"
Rin mendengar suara anak kecil lainnya, bisa dikatakan dia seorang perempuan.
"Kamu menangis?"
Rin menengok ke belakang dan mendapatkan perempuan yang kira-kira seumuran dengan dirinya.
"Mengapa kamu menangis?"
"Orang tuaku meninggalkanku di sini... Aku tidak mengerti..." Jawab Rin dengan nada rewel.
Sang puan mengulurkan tangannya untuk membantu Rin berdiri. Dengan tangannya yang masih basah akibat air matanya, Rin menerima dan berdiri di depan sang puan. Rin menggenggam tangannya sang puan sambil menangis. Sang puan dengan sabar menunggu Rin sampai selesai menangis. Dengan matanya yang sembab, Rin menatap sang puan sambil cemberut, dia masih sedih.
Sang puan melepaskan genggamannya Rin dengan halus dan melepas syalnya.
Ia pakaikan syalnya kepada Rin.
"Jangan nangis, air matamu bisa beku. Ini sudah malam, jangan terlihat lemah." Kata sang puan sambil memakaikan syalnya.
"Eung, eung..." Balas Rin.
Sang puan selesai memakaikan syalnya dan tersenyum manis.
"Mari kita pergi dari sini, cuaca terlalu dingin, nanti kita berdua bisa sakit. Mari kita pulang ke rumah bibiku saja." Ajak sang puan.
Mata Rin berbinar-binar sebelum pada akhirnya ia mengangguk antusias.
"Eung!"
━━━━━━━━━ Prologue, The Sweet Taste Of Chocolate. September 2023.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
