三 𝐑𝐄𝐂𝐄𝐈𝐏𝐓 𝟎.𝟔 三

514 37 0
                                    


━━━━━━━━━━━

何も信じない

━━━━━━━━━━━

XoXo, Kwaen
2023

Buket bunga itu terlihat indah, namun bau amis.

Name menyemprotkan parfume dengan wangi favoritnya untuk menghilangkan bau amis. Buket bunga itu memang awalnya ingin ditaruh di ruang tamu, tapi bau amisnya yang terlalu kuat membuat bibinya Name tidak memperbolehkannya. Dipenuhi rasa penasaran, Name membuka pita buket bunga tersebut. Betapa terkejutnya dia ketika menemukan 10 jari-jari tangan manusia. Bau amis semakin menguat dan Name segera keluar dari kamar untuk melaporkannya.

Malam itu, mereka tidak bisa tidur karena polisi terus-terusan mengintrogasinya.

Alhasil, Nijiro demam dan tidak ikut sekolah di keesokan harinya. Name tetap bekerja, namun di waktu pagi menuju siang saja. Bibinya Name juga belum bisa bekerja balik karena tempat kerjanya masih diselidiki dan ditutup. Bibinya Name pergi melayat atas kepergian Rensuke, salah satu karyawan terbaik. Sayangnya, bibinya Name jatuh pingsan saat upacara pelayatan.

Untung saja rumah bibinya Name tidak dijadikan tempat kejadian perkara. Setidaknya, mereka masih punya tempat untuk tinggal. Name mendadak sibuk pada hari itu. Ia harus merawat Nijiro dan bibinya Name. Nijiro merasa kalau dirinya telah menjadi beban.

"Kak Name..."

Name menengok ke Nijiro.

"Maafkan aku telah merepotkanmu... Dan mama juga..."

"Sudah, kamu diam saja." Name kembali mempersiapkan obat yang harus diminum Nijiro.

"Bagaimana...? Apakah kamu harus kembali ke kantor polisi?"

Name mengangguk sebagai jawaban. Ia taruh beberapa obat pil yang harus diminum Nijiro di atas meja. Nijiro bangkit duduk dan pandangannya seketika buyar. Rasa pusing di kepalanya ini membuat dirinya ingin segera tiduran kembali. Nijiro berdiri dan berjalan mendekat ke arah meja.

"Ini obatnya, nanti diminum setelah makan siang. Aku pergi dulu ke kantor polisi."

"Apakah aku bisa menjaga mama?" Tanya Nijiro.

"Tidak perlu khawatir, tidak akan terjadi apa-apa." Kata Name sambil senyum ke Nijiro.

Nijiro menyipitkan mata karena merasa pusing.

"Huh?"

"Kamu tidak congek, kamu mengerti apa yang kukatakan. Jadi, istirahatlah." Name mendorong pelan Nijiro untuk duduk di atas kasurnya sendiri.

"Kapan kamu balik?"

Name melirik ke atas selama 5 detik dan kembali menatap Nijiro.

"Mungkin jam lima sore, akan kucarikan makan malam juga."

Nijiro mengangguk.

"Hati-hati di jalan, jangan sampai terluka..." Nijiro melambai pelan dengan senyuman lebar dan tipis.

Wajar, sedang sakit, gerakannya menjadi tidak maksimal dan lesu.

Name berjalan kaki ke halte bus terdekat, melewati panasnya siang hari. Dari halte bus, ia menunggu bis umum sekitar 30 menitan. Waktu yang ditempuh dari rumah sampai ke kantor polisi sekitar 50 menit. Sesampainya di kantor polisi, Name masih harus menunggu sekitar 10 menitan. Sepertinya sedang ada banyak kasus yang menimpa daerah Kyoto.

𝐌𝐈𝐍𝐓 𝐂𝐇𝐎𝐂𝐎𝐋𝐀𝐓𝐄 || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐑𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang