"Cher, hari ini ada yang harus dibayar ya buat ulangan sama praktek minggu depan? Gimana? Lo udah bayar? Sekarang hari terakhir dan sorry, gue gak bisa bantu bayar untuk sekarang."
"Kenapa?" tanya Cheryl sambil menatap Reva dengan tatapan tanda tanya.
Sebelum memberikan jawaban, Reva tertawa yang membuat Cheryl tanda tanya. "Gue abis taruhan dan kalah."
"Cih, taruhan mulu, mana jarang menang lagi!" cibir Cheryl yang merasa sudah tidak aneh jika temannya itu taruhan dan berujung dengan kalah.
"Kalau menang enak tahu, duit gue bisa numpuk dan bisa dipake buat seneng-seneng tanpa sakit kepala nantinya."
"Sekarang kalah dan lo sakit kepala kan?"
Pertanyaan itu tidak bisa Reva elakan, dia hanya bisa mengukirkan senyumannya dan Cheryl hanya bisa menghembuskan napasnya dengan cukup panjang, karena bagaimana pun itu uang Reva yang merupakan hak dia, sehingga dia tidak ada hak untuk melarang.
"Mana gue belum ada duit lagi! Duit gue yang waktu itu dipake sama Abang gue!" ketus Cheryl yang sekarang merasa pusing dengan apa yang harus dia lakukan.
"Kok bisa dipake sama Abang lo?"
Hembusan napas panjang Cheryl keluarkan, dari raut wajahnya terlihat kalau dia merasakan sebuuah penyesalan yang cukup besar. "Begonya gue, waktu dia tanya masalah duit, gue jawab iya punya duit, dipake lah sama dia buat balapan dan pastinya lo tahu akhir dari balapan itu seperti apa?"
"Abang lo kalah dan duit lo lenyap?"
Cheryl menganggukkan kepalanya karena apa yang Reva ucapkan tidak ada salahnya.
"Terus lo sekarang mau gimana?"
Cheryl mengangkat kedua bahunya, dia tidak mempunyai ide untuk hal ini sampai kemudian dia melihat Reva yang memberikan kode padanya untuk mengalihkan pandangan.
Seorang laki-laki tengah melangkahkan kaki panjangnya dengan santai sampai kemudian wajah tampan milik laki-laki itu bisa Cheryl lihat dengan jelas, bahkan sebuah senyuman di bibirnya juga bisa dia nikmati.
Tidak bisa dia bohongi kalau senyuman milik laki-laki yang sampai sekarang masih berstatus sebagai pacarnya memang terlihat manis, bahkan hal itu yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak orang yang mengejarnya, termasuk dengan Cheryl yang sampai menyukai laki-laki pemilik nama Axel.
"Sedang apa di sini?" tanya Axel sambil menatap Cheryl.
"Gak ada, hanya sedang santai nunggu kelas selanjutnya." Cheryl memberikan jawaban yang apa adanya.
"Ada sesuatu yang ingin gue tanyakan."
Kening Cheryl mengernyit. "Apa?"
"Ikut gue," sahut Axel santai.
"Kenapa tidak lo bicarakan di sini saja?" Cheryl masih merasa ragu untuk ikut bersama dengan Axel, sehingga dia mencoba untuk menolak.
Axel tidak memberikan penjelasan apa pun, dia hanya menganggukkan kepala dengan tatapan yang begitu mengajak Cheryl untuk ikut dengannya sampai kemudian Cheryl menghembuskan napasnya.
"Rev, gue ikut Axel dulu."
"Em ... ya udah, kalau gue larang juga gak akan bener. Gue mau ke Kantin, lapar!"
*****
"Ada apa?" tanya Cheryl yang merasa sudah melangkahkan kaki cukup jauh sampai sekarang mereka berada di tempat yang cukup sempit.
"Lo lagi bingung masalah uang buat ulangan sama praktek kan?"
Kening Cheryl dengan seketika mengernnyit, dia kaget karena Axel bisa mengetahui hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter Kesayangan Om Duda
RomanceMenjadi seorang babysitter untuk bayi yang begitu cuek terhadap lingkungannya bukan pilihan terbaik untuk Cheryl, hanya saja dia merasa kalau hal ini adalah salah satu cara untuk dia bisa lepas dari pacarnya yang toxic dan juga suka selingkuh, apala...