Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu yang jelas membuat Cheryl bangkit dari tempat duduknya, bahkan dia mengabaikan apa yang seharusnya dia selesaikan sampai kemudian membuka pintu.
"Ada apa Bang?" tanya Cheryl sambil memperhatikan laki-laki di hadapannya.
"Siap-siap, malam ini Axel mau datang dan katanya dia mau ngajak lo jalan. Jadi, lo harus siap-siap dan dandan yang cantik untuk malam ini."
Mendengar hal tersebut membuat Cheryl mengernyit, dia menatap Abangnya dengan tatapan yang cukup serius. "Apa yang sudah terjadi sampai Axel mau datang dan Abang menyuruh untuk siap-siap?" Cheryl merasa curiga.
"Gak ada, buruan siap-siap, jangan buat dia kecewa malam ini atau lo tahu sendiri apa yang bakalan terjadi kalau lo tidak menuruti apa yang sudah gue katakan untuk pergi bersama dengan Axel!" ancam Jordan dengan serius.
"Gue mau pergi, lo siap-siap sekarang!" seru Jordan dengan sangat serius dan langsung melangkahkan kakinya, tapi Cheryl menatap tahan Jordan.
"Berapa uang yang dia berikan sama lo sampai lo memaksa gue untuk menemaninya malam ini?" Cheryl bertanya dengan serius.
"Gak ada, gak ada yang memberikan uang, gue hanya memberi tahu lo kalau Axel akan datang malam ini." Jordan menjawab seolah tidak terjadi apa pun, hanya saja rasa curiga Cheryl tidak bisa dia hilangkan begitu saja.
"Kalau emang Axel yang ingin jalan sama gue ... dia pasti akan menghubungi gue, bukan menghubungi lo karena gue dan dia masih saling berhubungan, sehingga gak mungkin hal seperti ini diberitahukan sama lo, kecuali emang ada hal yang sudah terjadi di belakang gue."
Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. "Bang! Gue udah hidup lama dengan lo dan terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dengan Axel gara-gara lo juga bukan hanya 1 minggu, sehingga gue sudah bisa menebak apa yang sudah terjadi."
"Lo minta uang kan sama Axel yang ujungnya lo menawarkan gue sebagai bayarannya kan?" Cheryl merasa sangat yakin dengan hal ini.
"Berapa uang yang lo minta sama Axel malam ini Bang?" Tatapan Cheryl begitu serius, dia merasa muak dengan semua yang sudah terjadi, bahkan saat Jordan tidak memberikan jawaban, dia langsung mengambil handphone-nya.
Jordan memperhatikan Cheryl beberapa saat. "Mau ngapain lo?"
"Udah gue kirim 1 juta ke rekening lo dan tugas lo hanya mengatakan pada Axel kalau gue gak ada di Rumah, bilang aja lo gak tahu di mana gue sekarang, karena gue sedang tidak ingin menemui Axel malam ini!"
"Kenapa?"
"Gak ah, gue makin lama makin gak bisa sama Axel, apalagi dengan tahu lo yang selalu memanfaatkan dia."
Kening Jordan mengernyit, dia menatap Adiknya dengan tatapan yang begitu serius, bahkan saat itu juga dia melangkahkan kaki mendekat sampai dia menurunkan pandangannya dan hal itu membuat Cheryl merasa tidak nyaman.
"Bang, lo mau apa?" Cheryl mendorong Jordan menjauh darinya.
"Lo gak usah jadi cewek bego, lo udah bisa dapet cowok yang ganteng sama tajir, terus kenapa lo sekarang malah bersikap seolah lo udah gak suka sama Axel?"
Cheryl menggelengkan kepalanya. "Awalnya gue emang suka sama Axel dengan segala yang dia miliki, hanya saja gue gak suka kalau lo malah menjadi memanfaatkan kebaikan dia dan juga menjebak gue untuk kepentingan diri lo."
"Lo jangan kurang ajar jadi Adik ya!" peringat Jordan dengan serius.
"Gak ada yang mau kurang ajar Bang, cuma emang makin ke sini hubungan gue sama Jordan gak bisa dipaksakan, karena setelah kejadian di mana lo yang memanfaatkan Axel dan juga kejadian taruhan itu yang mana lo selalu menjadikan gue sebagai bayaran yang lo berikan sama Axel, sikap dia ke gue juga sudah berbeda."
Perubahan sikap Axel tidak bisa Cheryl lupakan. "Jangan terus kayak gitu, bagaimana pun sikap dia yang sekarang, gue masih gak terima kalau lo memanfaatkan dia!" tekan Cheryl.
"Terserah bagaimana lo, pokoknya nanti temui Axel!"
"Gak! Gue gak mau! Kalau lo sampai mau memaksa gue karena mendapatkan uang dari Axel, kenapa lo juga tidak bisa berbohong pada Axel, padahal sudah mendapatkan uang dari gue?"
Kali ini Jordan memikirkan hal ini dengan begitu serius, sampai kemudian dia teringat akan sesuatu hal. "Bukankah lo mengatakan kalau lo tidak ingin bahwa dia dimanfaatkan, terus kalau dia tidak sampai bertemu dengan lo dan pergi bareng lo, berarti dia dimanfaatkan oleh gue?"
"Apakah lo tidak kasihan pada dia?"
Kalimat itu terasa sebuah jebakan untuk dirinya, bahkan sampai membuat Cheryl terdiam dengan sebuah perasaan bingung yang sangat jelas.
"Terserah bagaimana lo kalau dalam hal ini, karena emang gue butuh duit, terus gue ngomong sama Axel terus dikasih, kalau ujungnya dia gak bisa jalan sama lo, ya ... gue juga gak rugi."
Senyuman dengan rasa senang terukirkan di bibir Jordan. "Buat duit yang sudah lo berikan, gue terima dengan baik dan kalau masalah lo mau jalan atau tidak, itu keputusan ada di tangan lo, tapi kayaknya kalau gue jawab gak ada di Rumah juga dia gak akan percaya."
Tidak berucap apa pun lagi, Jordan langsung melangkahkan kaki meninggalkan kamar Cheryl yang membuat Cheryl merasa begitu pusing, karena pemikirannya sekarang tengah terbelah.
Di satu sisi Cheryl memang merasa kesal dan sudah tidak suka pada Axel, dia merasa ingin segera mengakhiri hubungannya, tapi di satu sisi hatinya masih merasakan yang namanya kasihan kalau Axel hanya dimanfaatkan oleh Abangnya.
"Ternyata menghilangkan perasaan pada orang yang sudah lama di sayang itu gak mudah ya?" Cheryl menarik napasnya dengan cukup dalam, hingga pada akhirnya dia melangkahkan kaki menuju ke arah lemari.
Sudah jelas kalau Cheryl akan memilih untuk menemani Axel malam ini, bahkan dia sampai berdandan agar dia terlihat jauh lebih cantik, karena berjalan tanpa riasan atau penampilan yang seadanya membuat dirinya malu sebab penampilan Axel tidak biasa.
Di saat tengah memperhatikan pantulan wajahnya di cermin, dengan sebuah senyuman yang terukir jelas, karena dia melihat wajah cantiknya, Cheryl mendengar kalau handphone-nya berbunyi yang berujung dengan dia yang langsung mengambilnya.
Kedua bola mata Cheryl membulat saat dia melihat siapa orang yang menghubunginya, bahkan dia tidak langsung menerima panggilan tersebut, karena dia merasa tanda tanya dengan alasan di balik orang itu menghubunginya.
"Hallo Om, ada apa?" tanya Cheryl dengan suara yang santai.
"Malam ini apakah kita bisa bertemu?"
Pertanyaan yang baru saja Dirga ucapkan membuat Cheryl menelan salivanya, karena dia merasa kebingungan dengan jawaban apa yang harus dia berikan.
"Sebenarnya saya tidak ingin mendengar jawabannya, karena saya ingin kita bertemu langsung malam ini." Dirga lebih memperjelas maksudnya dan hal tersebut semakin membuat Cheryl kebingungan.
Lah kalau Om Dirga mau ketemu sama gue, terus Axel gimana? Nah, kalau gue memilih bersama Axel karena kasihan sama dia, alasan yang bisa gue pake buat nolak ajakan Om Dirga apaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter Kesayangan Om Duda
RomanceMenjadi seorang babysitter untuk bayi yang begitu cuek terhadap lingkungannya bukan pilihan terbaik untuk Cheryl, hanya saja dia merasa kalau hal ini adalah salah satu cara untuk dia bisa lepas dari pacarnya yang toxic dan juga suka selingkuh, apala...