Dimas.

284 21 1
                                    


Pagi itu.
Aku terbangun karena suara itu kembali mengganggu tidur nyenyak ku.argh!! Mengapa selalu saja aku harus bangun dari tidurku dengan tiba tiba seperti ini,jadi nya mimpi indah ku tak ku selesai kan.

"Kaaakk!!!banguunn!udah jam 7 ini lho!"
Ashel,adikku,ya! Suara itu.Ia selalu saja membangun kan dengan cara berteriak kuat di telingaku.sontak saja aku terbangun,dan kumarahi si bocah itu.

"Bisa ga sih,biasa aja cara bangunin,gue ga pekak,bocah!" Kesal ku pada sang adik,namun dia hanya membalas dengan kekehan puas yg ku anggap geli saat mendengar nya.

"Mending di bangunin,daripada engga,wleee... "

Ashel berdalih pergi dari hadapan ku setelah menjulurkan lidah yg dianggap imut oleh dirinya sendiri.

Aku tak menggubris nya.kembali ku lanjutkan rutinitas pagi ku.ah? Lanjut tidur? Tentu saja tidak!
Ini waktunya mandi ,dan bergegas ke sekolah.
Its time to study !!

**********

Tepat jam 07:50,aku tiba di sekolah,dengan pak Eko yg mengantar ,seperti biasa. Tak berselang lama setelah ku masuki gerbang dari SMA TUNAS BANGSA itu,seseorang memanggil ku.Aku yg berada di koridor pun segera berbalik,berdalih ke sumber suara.
Ternyata pak Radit,guru matematika sekaligus wali kelas ku.

"(Menunjuk dirisendiri)saya pak?"

"Iya kamu.nama kamu indah kan?" Tanya pak Radit dari kejauhan.Aku terkekeh pelan dengan penuturan pak Radit.ya jelas lah aku indah, INDAH VEBYANY tepat nya.

Aku pun bergegas menuju bak Radit yg katanya perlu .

"Ada apa pak?"

"Tolong antarkan siswa baru ke kelas XII MIA B sebentar,bisa?" Pinta pak Radit sekeligus bertanya kesediaan ku untuk mengantar murid baru itu.

Aku mengernyitkan alis heran,mengapa aku?bukankah tugas seperti ini dilakukan oleh ketua OSIS?

"saya males pak. biasanya kan si ketos yg nganterin." Tolak ku malas sembari menggaruk kepala yg tak gatal.

"Putra izin hari ini,lagian kamu juga sekretaris ketos,bisa juga kan ngantarin." Ucap pak Radit mencoba membujuk ku.Aku terdiam , berpikir,sejenak.

"Sudah...antarkan saja! sebentar doang kok" bujuk pak Radit lagi,kemudian aku balas dengan anggukan meski terpaksa.

Melihat persetujuan dari ku,pak Radit berdalih memanggil siswa baru itu yg masih terduduk di dalam kantor kepsek.

"Dimas!"
Si empunya pun bangun dan menghampiri pak Radit dengan datar,tanpa jawaban.

"Kamu masuk ke kelas XII MIA B ,nanti indah, sekretaris osis,dia akan menunjukkan dimana kelas nya." Ujar pak Radit yg hanya dibalas dengan anggukan oleh siswa baru yg ber nametag Dimas Anggara itu.

Aku pun memimpin jalan,Dimas mengikuti dari belakang.Aku memilih diam,tak berbicara sama sekali.

Berdua berjalan di koridor yg diikuti oleh Dimas , tak terlepas dari sorotan murid murid di sekolah ku.
Mungkin mereka baru melihat cowo seperti Dimas,padahal murid baru,tapi baju nya sudah seperti senior di sekolah ini, tak rapi! Untung saja tampan.eh?

Aku memutar mata malas,batinku mengutuk mereka yg histeris melihat Dimas meraih lengan ku.

"Masih jauh ga?" Tanya nya datar.

Aku melepas tangan ku dari nya,seraya menunjuk ke arah kelas yg berada tak jauh dari kami.

"Itu."

"Oh,oke"

Dimas AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang