"Dim,ini siapa?"
Tanya ku karena terlalu kepo pada apa yang terlihat di pigura kecil itu.Dimas bangun menghampiri ku,ku tunjuk foto itu dengan jemari ku,Dimas mengikuti nya.
"Itu?"
"Eum.."
"Dia Randi,sahabat gue waktu SD "
Jawab nya kemudian sambil meraih pigura itu dengan sedikit berjinjit. Kini foto itu sudah berada di tangan nya. Dimas tampak mengamati nya dengan lekat."Waktu SD?"
Tanya ku dengan kening berkerut.
Dimas menghela pelan."Gue gatau Randi kemana semenjak kelas 6 SD ,sampai sekarang,gue gatau dia dimana dan gimana kabar nya"
Tutur Dimas dengan wajah yang terlihat sendu,aku menatap nanar ke arah Dimas,aku mengerti sekarang. Pasti Dimas merasa sedih karena kehilangan sahabat kecil nya itu."Eumm,,dim.emang keluarga nya engga tau juga?"
"Orang tua nya juga ngilang,mendadak ga ada kabar,padahal nyokap gue sama ortu nya teman dekat. Udah di anggap kerabat."
Ku dengar penuturan Dimas dengan serius.
"Gue udah nyuruh cari sama mama papa,dan gue juga turun tangan sendiri untuk nyari kabar nya. Tapi sampe sekarang ,gue belum bisa dapatin kabar apa apa tentang mereka."
Lanjut Dimas , setelah nya meletakkan pigura kecil tersebut di tempat semula.Aku mengalih kan pembicaraan ,agar tak lagi larut dalam kronologi kehilangan sahabat kecil nya itu.
"Eh,,seriusan ni rumah pohon Lo sendiri yang buat?"
Mendengar itu ,Dimas berbalik dan melipat kedua tangan nya di dada.
"Lo meragukan keahlian gue?"
Bangga Dimas sembari memperlihatkan alis nya yang tertarik sebelah."Dih!dasar! "
Timpal ku memutar mata malas.Dimas melepas tawa nya,ia kemudian mengacak rambut ku gemas.
"Suka banget gue,liat lu jutek gitu"
Ujar nya padaku, aku terdiam, merasakan sesuatu yang berdegup kencang. Ah!!apakah muka ku me merah sekarang?.
"Gue sengaja ,nge-babgun ini,untuk melepas bosan. Ini tempat kedua setelah rumah bagi gue."
Ia kemudian menyodorkan minuman kaleng ke arah ku,aku mengambil dan mulai meneguk nya,begitu juga dengan Dimas.
"Jadi,Lo ngajak gue kesini buat pamerin hasil keras Lo,gitu?"
Aku mulai berbicara lagi setelah 5 detik hening.
"Eum,,,tujuan kedua nya itu, sih."
Jawab Dimas,setelah nya meneguk kembali minuman kaleng nya."Yang pertama nya apa emang?"
Dimas meletak kan minuman kaleng di sebelah nya,menepuk bantalan di samping nya beberapa kali, mengisyaratkan aku untuk duduk disebelah nya.
Aku yang terlanjur kepo langsung saja ku turuti apa ajakan nya itu.
"Lo curiga ga?kalo gue sayang sama Lo?"
Ujar Dimas menatap kedua mataku,sedikit ambigu,aku tak mengerti apa maksudnya.Melihat aku yang berkerut kening membuat Dimas tersenyum. Ia kemudian meraih jemari ku untuk di genggam nya.
"Gue tau,Lo pasti engga percaya tentang itu semua, because we've only met for a few days. "
"Tapi siapa sangka?sesingkat itu gue kenal Lo,semudah itu gue tertarik sama Lo."
Deg..
Ah,pernyataan dari Dimas Yang sedemikian membuat aku membeku,terdiam. Ku pandangi mata yang menatap ku dengan dalam itu,ku cari kebohongan yang terdapat di sana,namun tak bisa,tak ada.
Lelaki itu masih menatap ku,juga jemari ku yang semakin di genggam nya.
"Lo tau apa maksud gue kan?"
Tanya nya di tengah keheningan tersebut. Aku tak menjawab."Indah?"
"Lo mau latihan buat nembak cewe ,iya?"
Desis ku dengan suara mengecil.
Dimas menatap ku heran. Aku melepas jemariku dari tangan nya pelan."Good boy! udah bisa tuh,gausah latihan lagi ."
Dera ku membuang jauh pemikiran tak berguna itu. Dimas menatap ku pasrah. Ia berhembus pelan." Yaudah gapapa,mungkin Lo belum tau maksud gue."
Ya jelas!ambigu !nanti dikira mudah baper..
" tapi gue yakin,suatu saat Lo bakal ngerti,dan pas Lo ngerti gue mau tau jawaban Lo apa "
Sambung Dimas tersenyum ke arah ku. Sesaat ,kami saling menatap."Pertemuan nya memang singkat ,indah. Tapi ga memungkinkan kalo gue engga akan jatuh hati sama Lo. "
Ujar Dimas terdengar tulus,sembari memperbaiki letak rambut ku Yang sedikit berantakan.
**********__________*********
"KAK INDAHH!!"
Jeritan kecil dari bocah kematian itu membuat aku menghela malas. Iya! Siapa lagi kalau bukan ashel.Bocah berkepang dua itu berdiri di depan pagar rumah,kulihat Bu Sumi juga ada disana,pasti nya untuk menjaga ashel agar tetap di dalam.
"Hayyooo,kakak pulang sama siapa tuuhh"
Tanya ashel dengan nada kepo nya.
Aku tak menghiraukan ashel,ku turun dari dari moge Dimas dengan segera. Bisumi tersenyum ke arah ku.
Ia tampak nya sedang kepo juga dari dalam hati nya."Siapa itu ,non?"
Nah kan,,akhir nya bi Sumi bertanya."Pacar nya yah,non. Hihiii"
Tebak bi Sumi seenak jidat.Mendengar penuturan bi Sumi,Dimas tersenyum ke arah ku.
"Yauda,gue pulang yah,Lo masuk sana"
Titah Dimas menyuruh ku masuk.
Ku masuki pagar rumah ku,Dimas melambaikan tangan nya yang kemudian ku balas.. setelah nya lelaki itu melenggang pergi dari sana.Perlahan ,aku berbalik,dan mendapati ashel yang menatap tajam ke arah ku sambil berkacak pinggang.
Aku memandang nya heran."Kenapa ,shel?"
"Dasar kakak!!ga denger tadi ashel tanya apa?itu siapa??"
Tanya ashel dengan rempong nya,mungkin ia kesal karena aku tak menjawab pertanyaan nya yang sedari tadi mengambang .
Aku terkekeh mendengar ashel bergerutu kesal kepadaku. Bisumi juga ikut tertawa mendengar.
Aku kemudian berjongkok, menyesuaikan tubuh ku dengan tubuh mungil ashel.
" Kenapa emang ,Hm? Kalo gue kasih tau pun,Lo ga kenal juga kan?"
Ujar ku kemudian menarik rambut kepang nya dengan asal. Membuat ashel meringis lantaran perlakuan ku itu.
"Bocah tengil kepoo!!"
Ku cubit hidung mungil ashel dengan keras , setelah nya berlari meninggalkan ashel yang menatap ku dengan kemarahan.
"Iihh..kakak jahat! Bisa nya cuma bully aku! Awas aja ya,aku sumpahin kakak jadi kodok,biar bisa aku injek injek!!!"
Kesal ashel berapi-api,dengan langkah nya yyang lebar ,menyusul ku dengan larian yang dianggap sangat cepat oleh nya.
******************
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Anggara
Teen FictionHai! aku indah. Sedikit ku ceritakan tentang kisah cintaku. Seharusnya tak usah! Namun rasanya aman-aman saja bila aku berbagi pengalaman dalam kisah asmaraku yg curam. Ya!sesuai dengan judulnya "DIMAS ANGGARA" lelaki yg sangat aku butuhkan dalam ki...