DR • 06

4 0 0
                                    

Happy reading





[Tandai typo]

🦋🦋🦋

Malam Minggu telah tiba. Malam ini adalah waktu yang pas untuk menghabiskan waktu bersama keluarga setelah bekerja seharian, bermain dengan sahabat, dan jalan-jalan bersama orang yang dicintai.

Contohnya seperti enzai dan keempat sahabatnya. Sekarang, mereka sedang berkumpul di jalanan yang ramai dengan anak-anak remaja lainnya.

"Wah tumben lo, nggak bawa sepeda-sepeda hasil modifikasi absurd lo itu," celetuk Dirga menyadari enzai malam ini justru membawa mobil mewah. Biasanya cowok itu enggan menggunakan fasilitas yang diberikan orang tuanya dengan berbagai alasan absurd.

Saat usia enam belas tahun, Al mendapatkan hadiah motor sport dari Mama-nya sebagai hadiah ulang tahun. Motor itu keluaran terbaru, namun tidak pernah di bawa enzai ke sekolah maupun tempat nongkrong.

Alasannya tidak membawa motor mewah itu, karena takut Jambrong dan Jupri cemburu terus merajuk padanya dan berkahir tidak bisa diajak ke sekolah.

Ketika usianya tujuh belas tahun, enzai kembali mendapatkan hadiah, tapi dari Papa-nya yaitu sebuah mobil yang harganya fantastis. Tapi lagi dan lagi enzai tidak pernah menggunakannya, ia biarkan saja di garasi. Tapi, malam ini mobil itu keluar kandang.

Enzai yang duduk di kap mobil mengembuskan nafas kasar. Wajahnya ditekuk, terlihat jelas jika sedang kesal sekaligus sedih.

"Jambrong sama Jupri di sita sama Mama," ucapnya lesu.

"Di sita? Kok bisa?" tanya kenzie shock.

Mata cowok itu sampai melotot saking tidak percayanya sepeda butut bin absurd milik enzai di sita.

"Palingan si enzai buat ulah lagi," celetuk Juna yang berdiri tegap di samping Razka.

Enzai mengerucutkan bibirnya. Rasanya sangat sedih berpisah dengan dua sepeda kesayangannya itu.

"Emang lo buat onar apalagi, sampai di situ tante Amira?" tanya Razka yang mulai penasaran dengan masalah enzai. Di lihat dari raut wajah cowok itu, pasti masalahnya lumayan besar.

Lagi dan lagi Enzai menghembuskan nafas kasar. Sementara keempat sahabatnya menunggu jawaban. Enzai berdehem, sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. "A--anu gue nggak sengaja pecahin tupperware, Mama."

"APA?!" serempak keempat sahabatnya. Baiklah setelah mengetahui pokok permasalahan enzai. Mereka memutuskan untuk tidak ikut campur jika ingin selamat dan hidup aman sentosa.

"Gue di suruh ganti yang baru, kalau nggak sepeda gue mau jadiin perkedel besi." Enzai

meringis membayangkan sepeda yang susah payah di modifnya, tiba-tiba jadi perkedel besi. Apapun caranya, ia harus segera mengganti Tupperware itu secepatnya. Disaat kelima cowok itu berbincang. Tiba-tiba saja datang mobil mewah diiringi dua motor sport hitam. Sontak, semua mata tertuju pada mereka.

Juna menajamkan matanya ketika seseorang keluar dari mobil. Seperkian detik kemudian, cowok itu mendelikkan matanya tak suka. Namun tidak komentar apapun yang keluar dari mulutnya.

𝗘𝗡𝗭𝗔𝗜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang