Love like Crazy

362 30 3
                                    

Suara tangisan menyayat hati terdengar dari salah satu ruangan di istana Qinhe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tangisan menyayat hati terdengar dari salah satu ruangan di istana Qinhe.

Semua orang yang mendengar tangis itu akan merasakan bulu kuduk nya meremang dan bergidik ngeri... Apalagi tangisan itu terdengar di penghujung malam nan sepi ketika rembulan dan bintang enggan menampakan wajah nya,menyelimuti diri dengan awan pekat, hitam, bergelombang, mungkin ikut merasakan kengerian yang sama mendengar tangisan menyayat hati tersebut.

Tangisan itu terdengar sudah tiga hari tiga malam dan di setiap penghujung malam nan sepi tanpa bintang dan rembulan itu, tangisan itu berubah jadi sangat menyayat hati merobek jiwa, sangat lara dan nestapa, begitu memilukan... Menyayat - nyayat... Merobek - robek hati...

Semua orang yang tinggal tak jauh dari istana Qinhe, ikut merasakan kepiluan itu, berusaha menutup telinga mereka dengan gulungan kain, kapas dan juga headset bagi yang punya, mereka lebih suka mendengarkan lagu WuJi dari suara merdu artis manis Xiao Zhan dan Wang Yibo dari pada mendengar tangisan itu.

Istana Qinhe sudah tiga hari ini pun telah kosong, semua penghuni nya pada ngungsi termasuk binatang peliharaan mereka seperti kucing dan kelinci, Ayam dan juga burung nuri, ikut mengungsi.

Mereka tidak tahan mendengar suara tangisan itu, mereka ikut sedih ikut merasakan kepiluannya, sehingga mereka lebih memilih pergi ke hotel dan ke Vila dekat pantai untuk bersantai dan memanjakan diri, menikmati layanan pijit Spa dan menikmati beragam kuliner lokal yang lezat seperti seafood, yang membangkitkan selera dan membuat perut lapaaaarr...

"Oh Dewa langit...lebih baik kau ambil selembar nyawaku ini, dari pada Aku harus menderita menanggung rasa rindu dan cinta yang tak terbalaskan...Aku merasa terhina Dewa, merasa tercampakan...diriku ini tiada berharga lagi, cepat ambilah nyawaku ini oh... Dewa langit, dewa kebijaksanaan, dewa cinta dan dewa kematian...cepatlah ambil nyawa ku...hu hu hu hu...hik...hik.. hik...ngik... Ngik..." Seorang laki - laki kurus pendek dan kecil menangis di sebuah kamar nan gelap hanya ada nyala satu lilin itu pun sudah sepotong...

Air matanya sudah tidak keluar karena sudah tiga hari tiga malam terkuras, cuma matanya yang tampak membengkak sebesar biji kwaci dan ingus nya tak berhenti meler... Sesekali di seka pake ujung hanfu... Yang sudah lecek banget karena sudah tiga hari tiga malam tidak di cuci...

"A Sang... " Sebuah suara lembut penuh rasa cinta dan kasih sayang terdengar di ruangan itu...jemari nya yang panjang, kekar, berotot mencoba untuk menyentuh ingus yang meler ke bibir...

"Leave me alone,Mingue Ge, don't touch me..hu...hu..hu...huaaaa...."laki - laki yang di panggil A Sang menepis tangan kekar itu dan beringsut mundur..

"A Sang...diam lah, kita cari cara untuk mendapatkan cintamu itu... "Bisik Nie Mingue dengan lembut penuh kasih sambil berusaha mendekat untuk membantu menyeka ingus...

"Aahh... Bulshit Mingue Ge, Huaaa...aaaa....Wangji cintaku... Kekasih hatiku...lebih baik kau bunuh Aku dengan Bicen mu dari pada kau campakkan cintaku...daripada Aku mati bunuh diri, Aku tidak rela meninggalkan mu Wangji... Aku tidak mau jadi hantu penasaran yang merindukan cintamu...Bunuh lah Aku Wangji...huaaa...aaaa....kenapa kamu menolak ku padahal Aku rela jadi istri kedua mu...jadi cinta kedua mu...Aku rela jadi pelakor...asal kan Aku bersamamu...jadi istrimu Wangji, cintaku, kekasih hatiku....huaaa...aaa.....huuu...uuuu...." Tangisan Nie Huaisang bukan berhenti malah semakin menjadi sangat memilukan... Saat menangis Nie Huaisang mendadak jadi seperti pujangga, gaya nangis nya pun seperti lagi baca puisi...

Lonely PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang