"Selamat pa--" belum sempat aku meneruskan sapaan pagiku saat pintu penthouse terbuka, aku sudah melihat Bryana yang tergesa keluar dari sana, mendorong koper serta membawa tas jinjingnya. Dia tampak sangat kacau, rambutnya diikat asal, bahkan dia masih memakai celana pendek serta t-shirt yang kupakaikan padanya semalam, lalu ditutupi cardigan. "Bryana, kau mau ke-"
Orang yang dipanggil pun menoleh ke arahku dengan ekspresi marah. "Shut up! Bukan urusanmu!" Dari sanalah terlihat bahwa dia habis menangis.
Tidak mau berlanjut, aku lantas memasuki penthouse dengan perlahan. Disana terlihat Calum, Michael dan Luke yang duduk di sofa, dengan muka bantal. Aku pun mendekati mereka, yang kuyakin belum mandi semua.
"Ada apa?" Tanyaku penasaran.
"Mereka bertengkar hebat, aku jadi tidak bisa tidur nyenyak.." Jawab Michael dengan mata setengah tertutup.
"Lalu?"
"Kurasa kau lihat sendiri, Val. Bryana pergi." Tambah Luke yang menyandarkan kepalanya pada pundak Calum, juga dengan mata mengantuk.
Aku pun hanya mengangguk mengerti, dan berdiri. Tujuanku selanjutnya adalah kamar Ashton. Oh! Kalian pasti penasaran apa aku menjawab pesan Ashton seperti apa, ya, aku tidak membalas pesannya yang membuat bulu kuduk berdiri itu. Baiknya, Ashton mengerti dan tidak terus-terusan mengirimiku pesan.
Tapi aku masih penasaran, apa tujuan dia ingin ke kamarku semalam ya?
"Ash.." sapaku di ambang pintu. Aku melihat Ashton yang duduk di pinggir ranjang sedang memainkan ponselnya, dia sudah rapi dan terlihat segar. Tambahan, rambutnya dia ikat gaya man bun. Hot as fuck.
"Morning, Valerie.." Dia menyapaku ramah dengan senyuman, nampak tidak ada yang salah Bryana pergi.
"Hanya mengingatkan bahwa van sudah menunggu dan ada baiknya kita segera pergi sekarang. Dan kita bisa sarapan di bandara saja, bagaimana?"
Ashton berjalan menghampiriku, perlahan mendekatiku yang membuat detak jantung tidak karuan. "Tentu saja, sayang.." dia membelai pipiku, aku pun menepisnya dan langsung menuju Luke, Michael dan Calum untuk memberitahu mereka agar bergegas.
Karena ini merupakan hari terakhir 5 Seconds of Summer di Kanada, setibanya di tempat parkir, semua crew dari promotor tempatku bekerja ada disana. Mereka satu persatu mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal pada keempat pemuda asal Australia ini. Aku bisa melihat senyum Dave yang merekah, bagaimana tidak, aku sangat yakin konser 5 Seconds of Summer tempo hari membuat dompetnya tebal mendadak.
Luke, Calum dan Michael memasuki van duluan. Mereka menempati kursi terbelakang yang memang lebih luas. Aku yakin mereka ingin meneruskan tidur mereka. Ashton dengan leluasa menduduki kursi tengah, dan pastinya aku memilih duduk di depan, di sebelah driver.
"Itu tempatku, Valerie!" Teriak Dave tiba-tiba saat aku akan membuka pintu van.
"Kau? Ikut?"
"Aku ingin mengantar tamuku, apa itu salah?"
"Kau kan bisa menggunakan mobilmu, Dave.." Jawabku memutar bola mata.
Tak lama kemudian, Ashton keluar dari van dan menarik lenganku. "Aku tidak keberatan berbagi tempat duduk denganmu, Valerie.." Belum sempat aku menyatakan persetujuan ya atau tidak, Dave sudah menutup pintu van yang artinya aku tidak punya pilihan lain.
Aku pun dengan setengah hati menuruti Ashton, dia masuk van duluan lalu aku mengekor, duduk di ujung jok, sambil menutup pintu. Tidak, aku tidak boleh dekat-dekat dengan pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAISON OFFICER ✖️ASHTON IRWIN
FanfictionSeorang LO - Liaison Officer, bertanggung jawab atas artis yang didampinginya. Tugasnya sudah dimulai jauh sebelum konser berlangsung dan baru berakhir ketika si artis sudah lepas landas. Pekerjaannya macam-macam, dari menjemput artis di bandara, me...