Sebuah nyanyian yang membawamu ke dalam pelukan laut dan maut.
🌊
CUACA dan ombak adalah dua sahabat bagi para bajak laut yang sedang berlayar di lautan, suatu keberuntungan saat kau mendapatkan waktu yang tepat saat mereka sedang bersahabat. Sama seperti sekarang. Angin bertiup lembut sebagaimana mestinya dibutuhkan para pelaut, langit dan laut pun membiru berpadu bentuk garis yang saling beradu.
Dalam perjalanan yang masih dirasa cukup jauh. Mark sang kapten memimpin para awak kapal yang masih setia pada posisinya masing-masing. Diperhatikannya layar yang masih menjaga angin membuat kapal besar miliknya berlayar ke arah yang ditujukan selanjutnya.
"Johnny kencangkan tali layar, kita harus tetap menangkap anginnya, jika seperti ini lajunya. Kemungkinan kita akan sampai pulau besok di pertengahan hari."
"Ay-yay kapten!"
Yang diperintahkan langsung berlari ke bawah tiang layar. Melilitkan tali pada batang kayu besar, menahannya agar layar tetap kuat di atas sana. Yang lain pegang kemudi, sisanya siapkan beer karena nanti malam sang kapten ingin pesta karena dalam perjalanan kali ini mereka berhasil menemukan harta permata biru yang paling dicari.
Mark tundukkan kepala, perhatikan arah kompas yang menunjukkan arah utara, tempat pulau yang mereka tuju selanjutnya.
"Kapten." panggil salah satu awak kapal, Jeno sang arkeolog.
"Kapten, apakah kita akan tetap melanjutkan perjalanan? Apa kau tahu di depan sana ada pulau karang tempat tinggal para Siren? Kurasa kita harus mencari jalan memutar."
Mark mengintip dari balik punggung, perhatikan sang arkeolog yang memasang wajah pias seolah badai akan datang.
"Siren itu hanya makhluk mitos, tak ada satupun orang yang pernah melihat mereka. Jeno, kita ini bajak laut. Tak pantas kita takut pada makhluk yang belum tentu keberadaannya itu nyata."
"Mereka tidak pernah melihatnya karena semua yang pernah bertemu langsung akan tenggelam di dalam lautan. Konon, nyanyian siren adalah yang paling memikat dan memabukkan."
Mark berdecak.
"Jika kau takut hanya karena suara nyanyian. Sumpal saja telingamu dengan kain dan tutup dengan lilin panas. Aku yakin suara siren itu tidak akan bisa kau dengar. Sekarang kembali ke posisimu."
Jeno hanya menunduk sebentar sebelum putar tumit kembali ke posisinya semula untuk pantau kondisi sekitar.
🌊
Di dasar laut nan tenang dengan sedikit cahaya matahari yang menyentuh dasarnya, bersembunyi satu makhluk mitos dengan sirip ekor se hijau emerald berenang memasuki terumbu karang, bersembunyi sebelum mangsa datang pada jarak jangkauan bisikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[13] Siren
Fanfiction[COMPLETED] [Fantasy] [Mitologi] Sebuah mitologi yang membuat orang-orang ketakutan dengan nyanyiannya.