Bab 19

7.6K 198 3
                                    

Malam ini akhirnya Malena memutuskan untuk membiarkan Jevano tidur bersamanya, bahkan pria itu memeluknya sampai Malena benar-benar tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini akhirnya Malena memutuskan untuk membiarkan Jevano tidur bersamanya, bahkan pria itu memeluknya sampai Malena benar-benar tertidur.
Begitu hangat dan nyaman, akan tetapi kenyamanan itu rupanya tak sampai ke dalam alam bawah sadar Malena, dalam tidurnya wanita itu malah bermimpi buruk, ingatan kejadian tadi sore rupanya terulang lagi di dalam mimpinya, membuat tidurnya jadi tak tenang.

"Aaaa! jangan!" teriak Malena begitu keras, bahkan Jevano yang saat ini tidur di sebelahnya sampai terbangun.

"Ada apa Na? Malena!" seru Jevano sambil berusaha memulihkan kesadarannya.

Malena menangis hebat sambil berteriak-teriak. Jevano segera menyalakan lampu utama kamar dan melihat istrinya itu kini tengah duduk sambil menangis.
Segera Jevano memeluk Malena dan menenangkannya.

"Udah udah, kamu cuma mimpi Na."

Malena pun tersadar dan perlahan menghentikan tangisannya sambil membuka matanya.
Napasnya terengah-engah tak beraturan, membuat dadanya terasa sesak, seakan rongga dadanya menyempit.

"Tunggu sebentar ya, aku ambilin minum dulu," kata Jevano hendak beranjak dari kasur, namun secara tiba-tiba tangan Nana memegangi tangannya begitu erat.
Jevano bisa melihat ketakutan di wajah istrinya itu. Rupanya Malena masih terbawa dengan mimpinya dan merasa bahwa ada ancaman di sekitarnya, dia benar-benar tak ingin sendirian sekarang.

Jevano lekas memeluknya lagi, sambil mengusap punggung Malena dia menenangkan sang istri dengan mengelus-elus punggungnya.

"Kamu tenang ya, atau kita keluar sebentar dari sini yuk! Kamu butuh udara segar," ajak Jevano sambil perlahan memapah Malena menuju ruang tengah, setelah itu dia mendudukan Malena di sofa.

Wanita itu langsung meringkuk memeluk salah satu bantal sofa yang ada di sana. Malena benar-benar masih kesulitan mengatur pikirannya, hingga saat ini dadanya masih terasa sesak karena napasnya yang masih sulit ia stabilkan.

Tak lama Jevano kembali dengan segelas teh hangat, kemudian dia membimbing Malena untuk meminumnya sedikit demi sedikit. Dengan lembut Jevano mengelus bahu Malena berulang kali, hingga Malena bisa lebih tenang dan memandang ke arahnya.

Kedua bola mata Malena tampak berair dan wajahnya kelihatan sembab, membuat Jevano merasa tak tega dan kemudian memeluk Malena lagi.

"Aku bersumpah, aku bakalan bikin mereka mendekam di penjara karena udah bikin kamu sampe kaya gini," tegas Jevano dengan nada yang penuh rasa dendam. Pria itu memang bisa sangat berbahaya jika sudah dibuat salah, apalagi sampai ada yang menyentuh pujaan hatinya.

Sementara Malena hanya bisa diam, tak ingin mengatakan apapun karena saat ini kondisi pikirannya sedang tak stabil. Kepalanya terasa pusing dan tubuhnya juga merasa dingin sekarang, hingga dia meringis mengusap-usap kedua bahunya karena terlalu kedinginan.

Melihat tingkah Malena yang aneh, Jevano langsung memeriksa keadaan suhu tubuh Malena, dan kedua mata Jevano langsung membola saat merasakan hawa panas menyengat kulit tangannya, ternyata Malena demam tinggi.

Simpanan Sepupu Ipar//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang