{S3 Bonchap//Mellifluous.6}

1.2K 63 16
                                    

Semua mata tertuju pada Malena yang kini berjalan mendekat ke arah suaminya, menatap pria itu tajam dan kemudian pandangannya beralih pada Jeams dengan tatapan yang berbeda, Malena menatap lirih pada Jeams

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata tertuju pada Malena yang kini berjalan mendekat ke arah suaminya, menatap pria itu tajam dan kemudian pandangannya beralih pada Jeams dengan tatapan yang berbeda, Malena menatap lirih pada Jeams.

"Jeams, tante tau dan tante sangat berterima kasih karena niat kamu pasti baik, tapi apa nggak seharusnya kita tanya dulu pendapat Lili? walau gimana pun yang akan menjalaninya nanti kalian berdua, dan tante rasa..." Malena beralih menatap Lili yang hanya bisa menunduk, karena ternyata apa yang berusaha Malena lakukan untuknya pun tak begitu membantunya, sebab Lili akan kesulitan juga untuk menolak Jeams.

"Lili harus menjawab sendiri pertanyaan Jeams, buka kita sebagai orang tua," lanjut Malena lalu kembali menatap tegas pada suaminya.

Jevano pun menghela napas lalu mengangguk, dia sadar kalau apa yang ia lakukan barusan sudah cukup kelewat batas, karena mau bagaimana pun puterinya berhak untuk bicara soal masalah ini.

Sekarang Jevano memegang kedua bahu kecil Lili, menatap wajah puteri angkatnya yang masih tertunduk.
"Lili!" seloroh Jevano lembut, membuat Lili perlahan mengangkat wajahnya dan memperlihatkan kedua bola matanya yang sudah berkaca-kaca, bahkan Jeams pun bisa melihat kedua mata gadis yang disukainya itu nyaris menangis.

"Jadi, apa jawaban kamu buat Jeams?" lanjut Jevano.

Lili tertunduk lagi dan berusaha mengatur napasnya, karena ini terlalu membuatnya tertekan. Dia tidak boleh salah bicara ataupun memilih kata-kata, sebab dia juga tak ingin menyakiti Jeams.

Namun sedikit Lili melirik dari ekor matanya pada Gio yang kini hanya diam mematung di tempatnya, bahkan pemuda yang disukainya itu benar-benar diam tak berbuat apa-apa, padahal sudah jelas sekali, selama dua hari ini mereka bersama, Gio kerap memperlihatkan sikap yang membuat Lili yakin kalau pemuda itu menyukainya.

Akan tetapi, apa yang bisa Lili harapkan dari seorang Giovano untuk hal seperti ini? bahkan mungkin pemuda itu akan membiarkan pria lain merebut gadis yang disukainya hanya karena tidak sanggup melakukan apapun selain diam.

Di detik selanjutnya Lili menatap Jeams lalu tersenyum lembut.
"Aku nggak nyangka kalo ternyata perasaan kakak ke aku seserius ini, dan aku sangat menghargai itu. Tapi, kayanya aku butuh waktu untuk mencari tau apa aku menyukai kakak atau nggak. Karena jujur selama ini aku nggak pernah terpikirkan kalo kakak akan menyukai aku. Mungkin karena aku terlalu sibuk sendiri. Jadi, aku belum bisa menjawab apapun, karena aku cuma ingin bersama laki-laki yang bisa membuat aku yakin kalo dia benar-benar menyayangi aku dan, bisa menjaga aku; laki-laki yang bertanggung jawab, laki-laki yang berani mengatakan keinginannya, dan laki-laki yang bisa memperjuangkan apa yang dia inginkan."

Jawaban dari Lili itu membuat Jeams mengangguk paham. Tapi kelihatannya pemuda itu tidak akan menyerah.
"Oke kalo itu mau kamu, kesimpulannya kamu masih butuh waktu untuk melihat seperti apa aku dan gimana aku akan memperjuangkan kamu, begitu kan?"

Simpanan Sepupu Ipar//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang