Bab 20🔞⚠️

46.7K 294 8
                                    

WARNING⚠️

Setelah memberikan resep obat yang harus Jevano tebus besok, Lucas memutuskan untuk pamit pulang, karena jam juga sudah menunjukan pukul 4 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memberikan resep obat yang harus Jevano tebus besok, Lucas memutuskan untuk pamit pulang, karena jam juga sudah menunjukan pukul 4 pagi.

"Gue harap lo bisa dengerin saran gue, Van. Kalo lo emang mau pilih salah satu dari mereka, mending dari sekarang juga lo lepasin salah satunya. Kalo sampe terlambat yang ada lo yang bakalan kejebak sendiri." Saran dari Lucas itu tak banyak memberikan efek bagi pemikiran Jevano, karena dia tetap meyakini tindakannya sekarang ini untuk kebahagiaannya.

"Ya, gue bakal pikirin, kok. Tapi gue minta sama lo, soal masalah gue sama Malena jangan sampe ada siapapun yang tau lagi, selain lo."

Lucas juga tak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya.
"Gue iyain tapi bukan berarti gue setuju sama tindakan lo, karena gue juga nggak berhak ikut campur urusan rumah tangga lo. Selain itu gue kasian juga sama Teyana. Mau gimana pun dia, nggak pantes lo hianatin dia kaya gini, walaupun katanya dia nggak bisa ngasih lo anak." pembelaan Lucas atas Teyana hanya mendapat anggukan dari Jevano.

"Yaudah kalo gitu gue balik dulu." Setelah itu Lucas benar-benar pergi dari apartemen Jevano.



•°•°•°•


Singkat cerita, pagi pun tiba. Malena terbangun karena suara gaduh dari arah dapur. Dengan tubuh yang masih lemas, Malena beranjak duduk sambil memegangi kepalanya yang sakit. Malena mencoba mengingat lagi apa yang terjadi semalam, karena samar-samar dari ingatannya ada orang lain yang datang ke apartemen.

Perlahan Malena turun dari kasurnya. Karena tangannya diinfus, dia pun membawa infus tersebut, lalu berjalan ke arah ruang tengah sambil mengecek hpnya. Ia lihat ada 15 panggilan tak terjawab dari Hanky dan 5 panggilan tak terjawab dari Linda. Kedua temannya itu pasti khawatir dengan keadaannya sekarang. Akhirnya Malena mengirim pesan kepada mereka berdua untuk mengatakan kalau hari ini dia tak bisa pergi ke kampus lantaran sedang tidak sehat, tapi Malena tetap menenangkan kedua temannya itu dengan mengatakan dia sudah baik-baik saja.

Di saat Malena mengirim pesan chat, Jevano datang menghampirinya dengan segelas susu dan roti bakar isi cokelat kesukaan Malena.

"Kamu udah bangun? gimana keadaannya sekarang?" kata Jevano memeriksa kening Malena yang ternyata demamnya sudah turun. Malena hanya diam memandang ke arah wajah Jevano yang khawatir dengan tatapan lesunya.

"Huft! untung udah turun demam kamu. Oh ya, infusnya jangan dilepas dulu ya sampe Lucas yang lepas-" Kata-kata Jevano berhenti saat Malena secara spontan melepas selang infus yang sejak tadi dia bawa hingga setetes darah keluar dari bekas infusan tersebut.

Sontak Jevano menarik tangan Malena dan mengusap darah yang mengalir itu dengan tisu yang dia ambil dari atas meja dekat telefon.

"Kamu jangan suka sembarangan nyabut selang infus, bahaya. Takutnya ada apa-apa kan kita nggak ngerti." Ucapan Jevano itu hanya berbalas diam dari Malena.

Simpanan Sepupu Ipar//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang