Pagi menjelang siang.
Semuanya berkumpul atas interuksi Juan.
"Tugas hari ini ada penelitian tumbuhan di sekitar, tapi tiga orang juga cukup sih." kata Juan.
"Selia, Tristan, Linzy, pas tuh tiga besar." celetuk Hugo.
"Gimana? kalian siap?" tanya Juan memastikan pada ketiganya.
"Siap dong, semangat Tan!" bukan mereka yang menjawab melainkan Justin sambil menepuk-nepuk punggung Tristan.
"Ya." pada akhirnya Tristan menerima tugas itu.
"Detail tugasnya ada di sini." Juan memberikan selembaran kertas pada mereka, lalu ketiganya pergi juga Gavin yang ikut serta untuk dokumentasi.
"Yang lain jangan seneng dulu, hari ini ada kegiatan outbound." lanjut Juan.
"Anjir, kotor-kotoran dong?" kesal Hugo.
¤ ¤ ¤
Hari demi hari terlewati dengan lancar dan tentu paksaan, juga masing-masing dari mereka berusaha menuruni egonya demi kepentingan bersama.
Dari 7 hari tersisa 3 hari lagi, dan para guru belum ada yang mengunjungi mereka sama sekali, padahal janjinya akan sering menengok keadaan superior class, bahan makanan pun semakin menipis.
Tak hanya Wilona yang mengalami sakit, sekarang giliran Milly yang terbaring di dalam tenda sore ini, kalau Milly kasusnya adalah kecapean, selain memasak untuk teman-temannya kadang ia juga sempatkan mengikuti kegiatan lainnya, energinya terkuras habis.
"Mil, coba lo minum vitamin ini, kali aja membaik." Jea membawakan obat-obatan padanya, lalu Milly mengeceknya satu-satu, memilih obat mana yang sekiranya familiar dengannya.
"Milly, masakan udah siap, mau makan duluan?" Bella masuk ke dalam tenda karena hari ini yang memasak di gantikan oleh Bella, Selia dan Hanin.
"Nanti aja bareng kalian." jawabnya lalu mendapat anggukan dari Bella.
Sekarang giliran Linzy dan Wilona yang masuk membawa buah-buahan segar.
"Mil, gue dapet buah-buahan dari anak paskibra." kata Wilona.
Jadi anak pramuka yang kemah bersama mereka sudah sejak kemarin, dan hari ini ada dari ekskul paskibra di tempat yang sama.
"Kalian minta?"
"Linzy yang minta, terus di kasih banyak, tau aja gue udah lama gak nemu buah-buahan." jawab Wilona sambil mengigit apel yang ia bawa bersama Linzy.
"Ya lumayan lah, udah empat hari makannya itu itu aja bosen kali." sahut Linzy.
"Nah tuh terserah lo Mil mau makan buah atau vitamin ini?" Tanya Jea.
"Gue minum vitamin sama makan buah nanti biar betul-betul membaik." katanya demi menghargai teman-temannya yang sudah menawarkan.
Mungkin karena Milly memiliki sikap yang jauh lebih membuka diri dari para gadis di sini sehingga mereka bisa dekat dengan Milly, tanpa sadar juga Milly menyatukan mereka, yang padahal ia hanya diam tanpa terang-terangan seperti Juan.
Sifatnya itu yang membuat mereka dengan mudah mendekatkan diri pada Milly, selama perkemahan ini, dulu kemana aja?
¤ ¤ ¤
"Milly, lo udah membaik kan?" Juan ditemani Gavin masuk ke dalam tenda perempuan yang hanya terisi Milly di dalamnya.
Milly sudah mengenakan jaketnya dan siap bergabung dengan teman-temannya di depan api unggun, "Iya, gue mau ikut kumpul sama kalian."
"Kalau kedinginan jangan di paksa ya." ujar Gavin.
Milly mengangguk patuh sambil tersenyum, malam ini adalah moment bagi superior class, tidak ada di jadwal tapi ini inisiatif Juan saja melihat semuanya berusaha mengakrabkan diri satu sama lain meskipun beberapa masih ada yang membuat batasan.
Kedatangan Juan, Gavin dan Milly di sambut dengan canda tawa yang terdengar begitu hangat pada malam dengan dingin yang menerpa.
Tawa renyah dari Hanin dan Wilona menanggapi guyonan receh Justin dan Hugo, sedangkan Jea menatap sebal pada kedua cowok itu sambil menunjukkan kepalan tangannya seolah ingin memukul mereka, untuk duduknya bersebrangan dan terhalang api unggun.
"Awas lo jatuh cinta sama Hugo." peringat Hanin ketika tawanya sudah berakhir.
"Mana mungkin!" sanggah Jea.
"Let's see, palingan lo jilat ludah sendiri." sahut Bella yang mendengar candaan tiga teman di sampingnya itu.
Sedangkan dari sudut pandang Milly yang duduknya berjauhan dari mereka karena Gavin menariknya agar dekat dengannya, ia tersenyum kecil, sudah beberapa hari ini tak ada keributan, adu argumen atau kekacauan seperti biasanya.
"Eh Jea!" panggil Hugo tapi Jea hanya menatapnya jengkel.
"Apa lagi?"
"Kalau gue jadian sama Milly juga lo cemburu."
"Lah ngapa jadi bawa-bawa Milly?" Bukan Jea yang menjawab melainkan Gavin yang nyolot seketika.
"Emang kenapa?" kata Hugo dengan muka tengilnya.
"Lawan gue dulu sini anj-" Gavin sudah berdiri dan menantang Hugo.
"Sini lo maju!"
Semua temannya mencoba mencegah, Justin saja langsung ikut berdiri sambil menahan Hugo, takut kelepasan. Tristan berdiri di antara keduanya juga peringatan dari anak-anak gadis lewat teriakkan, yang biasanya hanya Juan yang memisahkan kali ini semuanya mencegah keributan.
"Becsyanda! Becsyanda!" ujar Hugo dengan kata yang sedang viral di sosial media itu.
"Emang si Hugo ini nyebelin banget!" kata Shion.
"Kemana aja lo?" tanya Jea.
"Gue kira beneran anjing." kata Gavin yang sekarang agak santai dari nada bicaranya.
"Males lah gue ribut ribut gak jelas kayak gitu, gak ada gunanya." jelas Hugo yang membuat semuanya balik menceramahi sosok Hugo yang sangat berbanding terbalik dengan ucapan dan sifatnya yang dulu.
"Udah deh daripada menanggapi si Hugo yang gak jelas ini kita balik ke tujuan Juan ngumpulin kita di sini, silahkan Juw." kata Linzy.
"Sebenarnya gue cuma mau ngobrol bareng kalian aja sih, ini kan first time kita canda tawa kayak tadi, ini yang mau gue liat dan gue pengen dengerin kalian bercerita kehidupan kalian, keluh kesah atau cerita yang lainnya, gue rasa hubungan kita selama ini hanya sebatas satu ruang kelas bukan teman satu kelas."
Ricky mengangguk setuju, "Bener."
Selanjutnya masing-masing dari mereka bercerita satu sama lain bergantian, bahkan ada yang nyaris menangis ketika dibagian cerita Selia atau Shion lalu berubah tawa lagi ketika bagian Hugo dan Justin, si pemilik wajah cool dengan seribu satu lawakan recehnya, dan berbagai macam lainnya.
Sampai tidak terasa malam semakin larut, mereka lupa waktu karena malam ini sangat seru dengan moment campur aduk mereka.
¤ ¤ ¤
Besok paginya ada kejutan dari para guru yang baru menyempatkan datang menjenguk mereka.
Namun bukan itu point pentingnya, mereka pulang hari ini juga, padahal masih ada sisa dua hari lagi waktu berkemahnya. Heran, tentu saja semuanya bertanya-tanya.
"Setiap hari kami memantau kalian dari jauh, melihat perkembangan pertemanan yang terjalin hingga sekarang, kalian berhasil." ujar Miss Naima.
Inilah tujuan diadakannya kemah, kalau masalah ujian akademik tidak perlu di ragukan lagi, mereka pintar dan dengan mudah menyelesaikan soal di kertas, apalagi dengan kelas yang berlogo bintang, kelas unggulan.
¤ ¤ ¤
Next part udah gak kemping kempingan lagi, udh pulang, terus mereka gimana ya? Mau di ribut ributin lagi apa udah akur aja guys? Enaknya gimana hahahhaha
KAMU SEDANG MEMBACA
IDGAF | 04 LINE
FanfictionStory for kpop fan Satu lingkup circle pertemanan yang terpecah belah. Wajar saja hal itu terjadi karena mereka masing-masing memiliki sifat dan karakter yang berbeda, namun di sini jelas ini sudah melewati batas. Superior Class adalah medan pertem...