Case 1

10 1 0
                                    

"Minggu, 22 Maret 2019, sebuah potongan kaki manusia ditemukan di aliran sungai Silandak, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, sekitar 06.30 WIB. Potongan kaki yang telah membusuk tersebut ditemukan di dalam sebuah kantong plastik berwarna hitam berukuran sedang. Kantong plastik tersebut ditemukan oleh waraga sekitar yang sedang melakukan kerja bakti rutinan membersihkan aliran sungai Silandak. Diduga merupakan korban sebuah kasus pembunuhan, saat ini pihak kepolisian telah menyerahkan barang bukti kepada tim forensik Rumah Sakit Universitas Graha Nusantara untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut, sembari terus melakukan penyisiran apakah terdapat potongan tubuh lain di sekitar TKP."

Feiza meletakkan sendok makannya dengan kasar. Baru tiga suapan, gadis itu sudah tidak sanggup untuk melanjutkan agenda makan sorenya. Perutnya saat ini terasa seperti dikocok-kocok usai mendengar pemberitaan menyapa gendang telinganya. Shit! Kenapa harus saat aku sedang makan? batin perempuan itu mengumpat. Sepiring nasi yang porsinya tidak seberapa itu membuat nafsu makannya menghilang. Bagaimana tidak? Beberapa jam lalu, saat ia tengah asyik menikmati menu sarapan di jam 9 pagi, sebuah panggilan memaksa untuk lupa bahwa sarapan adalah sebuah kewajiban. Dengan langkah tergesa-gesa, ia harus segera sampai di ruang laboratorium forensik tempatnya bekerja dalam 5 menit. Jika tidak, dr. Renaldi pasti akan memakinya habis-habisan.

Sesampainya di sana, ia harus menahan diri untuk tidak mengumpat karena sudah ada 1 dokter residen dan 1 lagi dokter koas yang menunggu. Salah satu di antaranya telah menjelaskan bahwa pagi tadi warga di sekitar sungai Silandak menemukan potongan tubuh manusia yang sudah membusuk, dan dr. Renaldi meminta Feiza untuk melakukan pemeriksaan fisik. Mendengar itu Feiza lantas melakukan hand hygiene dan mengenakan APD, sementara dokter residen lainnya menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama proses pemeriksaan. Setelah semuanya siap, Feiza mulai memeriksa potongan kaki yang terbungkus plastik khusus itu. Melalui pencahayaan, Feiza dapat dengan jelas melihat beberapa belatung menggeliat dari dalam daging bagian tubuh manusia tersebut. Salah satu dokter residen yang menyadari itu spontan berlari keluar karena tidak dapat menahan mual. Mati-matian Feiza menahan untuk tidak muntah saat itu juga. Dengan hati-hati dan telaten, ia mencoba untuk memungut dan membersihkan belatung-belatung itu untuk memudahkan proses pemeriksaan.

"Fei, kamu nggak apa-apa?" Felix yang menyadari ada yang tidak beres pada rekan kerjanya itu segera menghentikan aktivitas melahap semangkuk mie ayam.

Feiza tidak berniat menjawab, ia hanya memandangi piringnya dengan tatapan kosong. Melihat butiran nasi di piringnya saat ini benar-benar mengingatkannya pada proses pemeriksaan fisik yang ia lakukan tadi pagi. Ingatan bagaimana belatung-belatung itu menggeliat masih terekam jelas. Feiza benar-benar tidak sanggup menahannya lagi. Dengan gerakan secepat kilat, ia melenggang pergi menuju kamar mandi, dan memuntahkan semua isi perutnya.

Felix hanya menghela napas panjang. Harusnya ia tidak menuruti permintaan dr. Renaldi yang meminta untuk menemaninya ke TKP tadi. Felix yakin bahwa dokter senior itu tak ingin kehadirannya menggantikan peran Feiza, sehingga dengan sengaja mengenyahkan presensinya dari area rumah sakit. Felix bisa saja menolak permintaan itu dengan alasan bahwa saat ini beberapa dokter koas sedang mengambil jatah libur. Namun, ia paling tidak bisa jika dr. Renaldi sudah mengeluarkan jurus mematikannya. Kalimat "kamu tidak mau menemani saya?" terngiang-ngiang dengan jelas di telinga Felix.

"Wah, auranya dr. Renaldi emang semenegangkan itu, sih."

Felix segera menandaskan sisa makanannya dan membereskan peralatan makan miliknya serta Feiza. Setelah ini ia harus segera kembali ke laboratorium forensik untuk membantu dr. Renaldi melakukan pemeriksaan pada potongan tubuh lain yang telah ditemukan sekitar 1 jam yang lalu. Felix merogoh ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana. Ia bermaksud untuk mengabari Feiza bahwa dirinya akan ke laboratorium forensik dan memintanya agar segera menyusul.

NoEasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang