Meeting the Other's

609 76 0
                                    


Beberapa hari telah berlalu sejak [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] dan Lant telah melaksanakan pernikahan, mereka tentunya melalui rintangan pertama. Malam pertama.

Tak terasa, sudah 1 minggu lebih sejak malam pertama-nya [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] dan Lant.

" Selamat pagi [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ]~ " sapa seorang yang cantik.

" Wah? Selamat pagi Tezi~ " [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] langsung sumringah kala melihat Teziana.

" Eh.. Kamu menambahkan bunga lagi? " Tezi tampak tertarik dengan taman kediaman Agriche yang telah di renovasi sebagian.

" Benar! Oh, apakah Tezi ingin suatu tanaman? Mari kita beli bibitnya dan tanam disini! " seru [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] semangat.

" Hm.. Bagaimana kalau kita membeli bunga ini- " entah dari mana, sebuah buku khusus tanaman bergambar sudah di pegang Tezi.

" Wah... Beragam sekali!! "

" Benar! Selain itu- " saat Tezi ingin menjelaskan lebih, seseorang datang dan menginterupsi Tezi.

" Bibi [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ]? " laki-laki tampan yang berurutan pertama tiba-tiba memanggilnya.

" Deon ya? Ada apa? " tanya [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] sambil tersenyum.

" .. Ada hal yang ingin ku bicarakan "

Berakhirlah [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] berada di ruang milik Deon Agriche.

" Jadi? Ada ap- " tiba-tiba dagu milik [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] dianggkat oleh Deon.

" ..? " masih tidak faham dengan maksud Deon, [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] malah menunjukkan ekspresi tanda tanya.

" Kamu tahu? Beliau- ayah sangat menginginkan hal yang membuat nafsunya melambung tinggi. Kekuasaan, bakat, kekayaan, dan.. 𝐊𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧. "

[ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] bergetar pelan. Matanya memancarkan ekspresi terkejut.

" Pantas. Melihat dirimu tidak berkutik terasa sungguh menyenangkan namun menyakitkan di saat bersama. "

Dagu milik [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] yang awalnya di angkat diturunkan perlahan oleh Deon.

" Temui lah ibu. Katanya ia baru kembali dari pasar gelap tadi. "

. . .

" [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ]? Apa yang kamu pikirkan~? " Maria tampak sedih kala [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] melamun.

" Eh? Tidak kok.. Hanya saja.. Teh ini terasa sedikit kecut ya..? "

" Tentu, sebab ini kan teh acler, teh yang dapat melumpuhkan organ dalam selama beberapa jam- "

" ... Hah?!! "

--

" Jangan terus mengganggu [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ], Maria. " ekspresi Lant tampak sedikit jengkel kala [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] sedikit terisak mengetahui ia baru saja menelan racun-

" Tapikan itu tidak ber efek? "

" Mau ber efek atau tidak, [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] belum terbiasa. Perlahan-lahan saja, atau bahkan tidak usah. " sambil mengusap punggung [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] yang ia dekap, Lant mengecup [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] agar semakin tenang.

" Huuh, iya " Maria tampak sedikit tidak puas, padahal ia ingin mencicipi darah [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ] bila efeknya mulai bekerja.

" Maria jahat..! "

" Sudah-sudah. Sebagai hukuman, sementara pelayan-pelayan tidak dapat kamu bunuh ataupun lukai. " ekspresi Maria langsung memelas.

" [ 𝙉𝙖𝙢𝙚 ]? Kamu pasti terkejut kan?! Maaf ya.. Maria ini hanya bercandaa~ "

Il est à moi. [Lant Agriche]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang