Tangisan anak berusia 5 tahun itu mengejutkan Harry. Dia terkejut, ketika saat selesai mengalahkan Voldemort dan tubuh pria berwajah ular itu hilang entah kemana. Namun Harry bisa melihat jubah yang bekas Voldemort dari kejauhan.
Mendekat karena penasaran, ketika melihat jubah itu bergerak rusuh. Harry bisa mendengar suara tangisan anak kecil dari dalam jubah itu. Dengan perlahan dan waspada, Harry membuka jubah tersebut. Alangkah kagetnya ketika melihat seorang anak kecil berusia 5 yang menangis dalam keadaan telanjang. Wajah tampan anak itu terlihat sangat lucu dan mengemaskan, pipi gembilnya serasa minta dicubit.
"Nak, bagaimana bisa kamu berada disini?" Harry menatap anak yang menangis itu dengan bingung.
"Huwaaa... Keningku sakit, badanku juga sakit." anak itu membalas dengan aksen anak kecilnya yang polos dan lugu, membuat Harry iba.
"Kemarilah, iku aku." Menggendong tubuh gemuk itu dan membawanya kedalam pelukan. "Ini tempat yang berbahaya, bagaimana bisa ada seorang anak kecil disini?"
Harry menatap hamparan lapang yang hancur bekas perang dan pertarungan antara dirinya bersama Voldemort.
"HARRY!" Suara Hermione terdengar memanggil.
Wanita itu, melewati reruntuhan bersama Ron dan anggota yang lainnya. Melihat Harry yang menggendong seorang anak dengan kebingungan.
"Mione..." Wajahnya masih nampak kelelahan.
"Siapa dia? Anak siapa ini?" Ron menatap anak dalam pangkuan Harry dengan aneh.
"Tidak tau, aku menemukannya disini dengan keadaan telanjang dan menangis."
"Gila, apakah Death Eater membawa anak kecil saat perang? Keterlaluan!" Wajah itu berubah marah.
Sungguh, dianatara semuanya. Tidak ada yang curiga sama sekali dengan anak dalam gendongan Harry.
"Keamrilah Nak, biar aku menggendong dan menyembuhkan lukamu. Kasihan sekali..." Hermione mengambil anak tersebut dalam pangkuannya. "Tubuhnya banyak dipenuhi luka."
Harry mengangguk kecil, anak itu terlihat seperti korban penyiksaan.
"Ayo kita bawa ke St. Mungo's untuk perawatan." Usul Harry pada akhirnya.
Melihat anak yang terus menangis itu, membuat Harry dan yang lainnya merasa iba, masih kecil tapi harus merasakan takutnya peperangan.
.
.
.
.Seminggu sejak kejadian itu, anak yang Harry selamatkan tidak mau terpisah dengan Harry sedikitpun. Bahkan akan merengek dan menangis saat orang-orang akan mencoba memisahkannya.
"Lalu bagaimana dengan anak itu? Apakah kita harus memasukannya kedalam panti asuhan?" Hermione menatap serius.
"Aku tidak tega..." Harry menatap anak yang sedang tertidur dalam pelukannya. "Bahkan Tom tidak mau jauh-jauh denganku." tangannya mengelus rambut hitam yang agak ikal itu.
Tom nama anak tersebut, karena bocah itu selalu menyebut dirinya dengan Tom, sepertinya anak itu kelahiran penyihir setengah Muggle.
"Kita bisa mencari orangtua kandungnya selama Tom masih di panti. Kamu juga bisa mengunjunginya saat waktu luang."
Harry berpikir, jika Tom akan kesepian. Dia tidak mau anak ini mengalami rasa pahitnya yang pernah Harry rasakan saat dulu.
"Bagaimana bisa kita mencari orangtuanya, sementara Tom saja ditinggalkan saat perang."
"Kau benar..." Hermione baru ingat, jika hidup Tom semenyedihkan itu. Tapi dia juga kasihan saat melihat Harry yang masih muda namun sudah terbebani dengan 2 orang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Papa Hawwy
RandomBaca ajalah, males bikin sinopsis 😂😂😂 Warning : Cerita ini dilarang untuk di jiplak, plagiat, atau yg lainnya, susah cari ide. BXB, YAOI, TOMARRY, HAYALAN AUTHOR. Pemilik semua tokoh CERITA asli hanyalah J.K Rowling Makasih, silahkan baca bagi ya...