Tangannya terus mendorong Troli belanjaan, sementara Tom duduk di dalam Troli dengan tenang, Ted Harry tinggalkan dirumah karena tertidur, bayinya yang berusia 6 bulan dijaga oleh peri rumah yang telah Harry beli minggu lalu, jadi dirinya tidak perlu khawatir lagi dan bisa belanja dengan tenang.
"Kamu mau ini?" Tangannya menyodorkan sebuah mainan bola warna biru. "Tuing... Tuing..." Harry melemparnya melantai 2 kali.
"Tidak..." Tom hanya menatap tingkah Harry dengan datar.
"Membosankan, ya?" Harry menatap Tom dengan bingung. "Ayo kita cari yang lain."
Dalam hatinya, Tom hanya menghela nafas lelah. Dia pria dewasa yang terjebak pada tubuh anak kecil, mana mau bermain mainan anak balita!
"Rawwwrr..." Harry kembali mengejutkan Tom dengan mainan unik di tangannya. Sebuah T-Rex yang bisa membuka mulut ketika menekan ekornya. "Kamu pasti suka ini, lihatlah!" Wajahnya nampak antusias sekali.
"Tidak mau."
"Kamu kenapa sih? Ini tidak mau, itu tidak mau. Apakah ada yang mengganggu?" Harry mendengus kesal.
Sejak kejadian 1 bulan kemarin, Tom menjadi lebih dingin. Dia tidak manja lagi, lalu jarang berceloteh, kemana sikap anak kecil yang lucunya? Harry sangat rindu ketika Tom meminta mimi di tengah malam dan memerintil putingnya meski sakit.
Itu lebih baik daripada Tom hanya diam, lalu meminta makan saja ketika dirinya lapar.
"Kamu sepertinya harus ke psikolog kembali." Harry tentu saja khawatir, karena dia adalah Mama-nya—ralat, Papa-nya.
Mungkin bisa saja, penjahat bertelanjang itu telah membuat anaknya trauma dan bisa saja Tom merasa terancam dan takut karena penjahat itu adalah pedofil anak dibawah umur.
Tapi Harry tidak pernah bertemu dengan penjahat itu lagi, apakah mungkin pria aneh itu takut karena dirinya telah melaporkan kasusnya pada polisi?
"Kalau begitu, ayo pulang saja. Belanjaannya juga sudah selesai." Harry kembali mendorong Troli.
Hari ini, selain membeli kebutuhan. Dirinya juga membeli banyak camilan untuk Tom dan Ted, persediaan camilan kedua anak itu sudah menipis. Memang Harry sangat sayang anak-anaknya.
.
.
.
.Jeritan bayi terdengar ketika Harry membuka pintu rumah, disana sudah terlihat Bob peri rumahnya yang kesulitan saat menenangkan Ted dalam gendongannya.
"Tuan Harry!!!" Bob berteriak sembari ikut menangis, menyerah ketika disuruh mengasuh bayi yang ukurannya 2x lebih besar dari badannya.
"Berhentilah menangis, Bob!" Harry kesal, ketika peri rumahnya sama-sama menyebalkan seperti Dobby, tapi dia sudah membayar mahal untuk membeli Bob.
"Berisik..." Tom memilih pergi menuju kamarnya daripada mendengarkan kegaduhan mereka.
Di lantai atas saja, dirinya masih bisa mendengar suara Ted yang menangis, mencoba mengabaikannya dengan duduk tenang diatas ranjang single dengan seprai berwarna biru.
Ingatannya kembali pada kejadian 1 bulan yang lalu, dimana dirinya tiba-tiba saja kembali pada tubuh dewasa. Sementara Tom tidak ingat kenapa dirinya bisa menjadi anak-anak. Apakah ini karena Horcux? Kalau begitu dirinya sedikit beruntung.
Tapi kenapa harus di adopsi oleh Harry Potter? Ataukah dirinya harus bersyukur, setidaknya tinggal di rumah yang layak dan mendapatkan hidup yang nyaman.
Tom sudah berhasil kembali pada tubuh dewasanya setelah dia memulihkan inti sihir dalam tubuh. Tapi tidak bisa sesering itu, tubuhnya akan kelelahan ketika terus memaksakan berubah kedalam wujud dewasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Papa Hawwy
RandomBaca ajalah, males bikin sinopsis 😂😂😂 Warning : Cerita ini dilarang untuk di jiplak, plagiat, atau yg lainnya, susah cari ide. BXB, YAOI, TOMARRY, HAYALAN AUTHOR. Pemilik semua tokoh CERITA asli hanyalah J.K Rowling Makasih, silahkan baca bagi ya...