4. Fuck Voldemort!

5.4K 394 36
                                    

Pandangannya tak lepas dari Tom yang sibuk memakan makanannya secara khidmat. Harry bisa melihat jika aura pria di hadapannya terlalu bangsawan, dan itu sangat mengganggu untuknya, agak risih karena dia sudah terbiasa bersikap seadanya.

Tapi bukan itu masalahnya, ada rasa aneh ketika dirinya terus berdekatan dengan Tom apakah karena malam itu? Pipinya memerah jika mengingat kembali. Membuat Harry berpikir untuk meninggalkan meja makan dan memilih pergi ke kamar Ted.

Namun saat akan berdiri dan pergi, Tom memanggilnya dan menatap Harry datar.

"Kau tau, sangat tak sopan Meninggalkan meja makan."

"Aku lelah, ingin tidur bersama Ted saja."

Harry melihat Tom yang mengelap sudut bibirnya dengan Tissue. Sejak pria itu berubah menjadi dewasa, banyak hal yang berubah di rumahnya. Tom menerapkan peraturan yang harus Harry patuhi, seolah Harry adalah Istrinya yang harus menurut. Dia merasa ketidak nyamanan di rumahnya sendiri.

"Duduk dan habiskan makananmu."

"Tapi..."

"Kau bahkan belum makan apapun sejak tadi."

"Aku tidak lapar." Harry menggeleng pelan.

Memang, sejak pagi dirinya terus mengurus Ted yang rewel karena demam, jadi Harry mengeluarkan tenaga ekstra untuk merawat  Ted.

"Habiskan atau kau akan ku suapi dengan penisku secara paksa?"

Dan yang paling Harry benci dari pria itu adalah ucapan cabulnya. Membuat Harry merengut masam, memakan makan malamnya dengan rasa kesal. Dasar Tom bajingan cabul sialan, dirinya benci!

"Aku bisa mengetahui isi pikiranmu Harry Potter." Tanpa memandang Harry, Tom tetap memegang alat makan di tangannya dengan tenang. Meski telah mendengar umpatan dalam isi kepala Harry dan dia merasa tak terganggu sama sekali.
.
.
.
.

Terakhir sebelum kembali ke kamarnya, Harry memastikan Ted tidur dengan aman, bersama Bob yang menjaganya.

Memasuki kamarnya dengan ragu, disana dirinya sudah melihat Tom yang bertelanjang dada dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya, sibuk membaca buku dan merokok dengan santai, asap mengepul di dalam kamarnya. Rasanya dia ingin menjerit, kenapa dirinya dan Tom malah seperti pasangan yang sudah menikah? Sial.

Mereka sudah tidur 1 ruangan sejak 2 minggu yang lalu, bahkan sudah sering juga melakukan hubungan badan seperti pasangan pada umumnya. Tapi bahkan mereka bukan seorang pasangan, Harry masih tak terbiasa dengan hubungan ini. Agak aneh saja rasanya ketika kau malah berhubungan dengan musuhmu sendiri, meski Harry akui jika Tom terlalu panas di atas ranjang.

Jika dirinya meminta pria itu pindah, Tom selalu beralasan jika kamarnya dulu sangat tak nyaman. Hiasan anak kecil berwarna biru katanya membuat mata iritasi dan pria itu sangat membencinya. Harry tak habis pikir, kenapa Tom tidak mengubah kamarnya saja dengan sihir? Contohnya Transfigurasi.

Berjalan pelan menuju lemari baju, berharap Tom tidak pernah meliriknya. Mengambil Peignoir putih, untuk dirinya pakai malam ini.

Sebenarnya Tom melihat sikap malu-malu itu, dimana Harry terlihat selalu ragu untuk berdekatan dengannya, meski mereka telah berkali-kali bahkan setiap hari melakukan hubungan badan. Menyeringai kecil saat melihat tingkah yang menurutnya sangat lucu.

Dari lirikan ujung matanya dan pura-pura tak memperhatikan, dia melihat Harry yang mulai naik ke atas ranjang dan tidur membelakanginya. Tom menyimpan buku di tangan, lalu mematikan roroknya di atas asbak, bergeser untuk memeluk Harry yang sedang berusaha memejamkan matanya erat.

Cute Papa HawwyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang