' Iihhh,, kok ada cewek kayak gitu di Dunia ini. Kok bisa ya, Kak Dev bisa tahan punya Sekretaris kayak dia? Wah... Kalau seandainya Kak Dev punya Istri, pasti ada Perang Dunia ketiga' batinnya sambil berkhayal.
Dev berjalan menuju ke Ruang Meeting. Reno dan Lezia mengikutinya dari belakang.
***
Zen mendengus kesal, setelah mengirimkan pesan ke Adik angkatnya.
" Pakai segala gak dibales lagi!" kesalnya.
Asisten Pribadinya yang berada di samping Zen menggelengkan kepala. Dia adalah Felix Atero Valenco, sahabat yang paling setia untuk Zen dari kecil.
" Kenapa Loe, Zen?" tanyanya.
" Biasa, Adik gue. Dia sama persis tingkahnya kayak Kakak Gue" timpal Zen.
Felix tersenyum dengan tingkah Atasannya itu.
" Oh ya, habis ini kita pergi ke Kantor Kakak Gue!" ujar Zen.
" Baik"
" Gue mau main, sekaligus ada yang mau Gue sampein sama dia"
" Ok, Kita akan kesana. Sepertinya ada hal penting, sampai Loe pergi menemuinya" tebak Felix.
Zen mengangguk dan tersenyum. Ia mengiyakan tebakan dari Felix, sahabat karibnya itu.
***
Neia berlari tergopoh-gopoh menghampiri seorang lelaki yang berdiri di Taman.
" Mas! Mas Rio, kan? Mas, cari Mba Senia?" tanyanya sambil memastikan lelaki tersebut.
" Iya Saya sendiri. Mba kenal dengan dia?" tanya lelaki yang di panggil Rio itu. Nama aslinya adalah Deon Robertio. Ia sedang memerankan pria antagonis.
Neia merogoh sakunya, ia mengambil sebuah amplop yang berisi surat dari Senia.
" Saya Nola mas. Mba Senia sering kesini dan bantu kami ngamen dan dagang di sini, tentu saja saya kenal dia. Dia orangnya baik. Mba Senia nitip surat ini" ujar Neia sambil menyerahkan surat tersebut. Neia saat ini sedang berakting menjadi Nola sang pengantar surat Senia, dalam cerita Film berjudul " Senia's Last Love Letter".
" Terima kasih ya Mba" ujar Deon.
Neia mengangguk dan pergi meninggalkan Deon sendirian.
To Rio Alvaro
Rio! mungkin saat kamu sudah baca surat ini, aku udah pergi jauh sekali. Maaf Rio! Aku pergi, dan tolong jangan cari! Hahahaha, percaya diri kali diriku ini mau dicari kamu. Sebenarnya, selama ini aku tulus sama kamu Rio. Aku cinta sama kamu. Heeh, aku sudah salah berharap dengan cintamu selama ini. Kamu selalu menganggap, aku mencintaimu karena uang. Aku gak butuh itu, aku menerima kamu apa adanya. Tapi, kamu gak melihat itu. Karena, aku berpenampilan seperti orang miskin. Kamu lebih memilih Lenia, yang jelas-jelas dia berbuat salah dan ingin menguasai hartamu. Rio, ketahuilah aku miskin karena kabur dari rumah! Nama asliku adalah Senia Axel Leanita. Aku putri sah dari keluarga Axel. Aku kabur karena gak mau meneruskan bisnis keluarga. Tapi, aku malah mendapat sebuah kejutan dari rumah sakit. Mungkin itu karma buat ku, karena gak mau mendengarkan Orang tuaku. Sekarang, menyesal sudah terlambat. Aku sudah pergi dari dunia ini. Aku mengidap penyakit Gagal Jantung stadium akhir. Kamu jaga dirimu baik-baik ya! Di amplop ini ada nomor pengacara ku. Temui dia! Katakan padanya bahwa kamu mau mengambil barang titipan dari Lady Lea, dan serahkan surat ini padanya. Ada sesuatu yang ingin Aku berikan pada mu. Aku sayang kamu.
From Senia Axel Leanita
Deon meneteskan air matanya. Ia meremas kertas yang tadi diberi Neia.
" SENIAAA" teriaknya.
" Nggak Gue harus kuat!" ujar Deon sambil mengusap air matanya.
Deon memperbaiki surat yang tadi diremasnya. Ia beralih ke amplop yang tadi membungkus surat itu. Terdapat sebuah kartu nama seorang pengacara. Ia mengantongi kembali surat dan kartu nama itu serta, bergegas pergi dari Taman dengan langkah tegasnya.
Cutttttt......
" Bagus! Kalian boleh istirahat! Nanti kita Syuting lagi!" ujar Louis.
Louis bergegas keluar dari lokasi Syuting.
" Pak Louis mau kemana?" tanya Asisten Louis, Rea.
" Menemui Presdir Zen sebentar" ujarnya.
Louis melenggang pergi meninggalkan tempat Syuting. Hingga, ia sampai di tempat parkir. Ia menuju ke Mobilnya Zen.
Tuk tuk tuk...
Suara ketukan Mobil dari tangan Louis. Menyadari hal itu, Felix langsung membuka pintu mobil dan mempersilahkan Louis masuk ke dalam Mobil. Sedangkan ia, menunggu di luar. Louis mengeluarkan keringat dingin saat memasuki Mobil Zen.
" Ada apa Presdir Zen memanggil saya?" tanya Louis memberanikan diri.
" Pak Louis! Saya ke sini mau memberikan ini. sekaligus, melihat secara langsung kinerja dari Pak Louis. Tapi, ternyata hari ini Anda mengecewakan saya" ujar Zen sambil memberikan secarik surat kepada Louis.
Louis menelan salivanya, apa yang ia takutkan telah dikatakan oleh Zen. Ia menerima secarik surat itu, dengan keringat dingin yang bercucuran. Padahal suhu di dalam Mobilnya Zen cukup dingin.
" Presdir Zen! Sekali lagi saya minta maaf atas kejadian tadi. Saya menyesal telah bersikap angkuh selama ini. Tapi, ini apa presdir Zen?"
" Pffttt... Mengenai hal tadi sudah saya maafkan. Tapi, Pak Louis tenang saja! Itu hanya surat rencana judul film selanjutnya yang akan di Syutingkan, dan saya sudah memberi tahu Produser mengenai hal ini" jelas Zen sambil ketawa.
Louis mengkerutkan dahinya, ia segera membuka surat tersebut dan membacanya.
" Film selanjutnya berjudul " Flower in Morning" tapi, film ini membutuhkan peran pendukung yang kuat. Untuk itu, saya mau Neia menjadi peran pendukung. Menurut ku dia cocok untuk mendapatkan kenaikan dalam kerjanya. Ini surat kenaikan kerja untuk Neia, tolong berikan pada dia!" jelas Zen sambil memerintahkan Louis dan menyerahkan secarik amplop yang berisikan surat.
Louis menerima surat tersebut. Ia mengangguk dan bersyukur dirinya tidak di pecat karena keangkuhannya tadi di lokasi Syuting.
" Baik Presdir Zen, saya akan sampaikan ini pada Neia" ujar Louis.
" Oh ya, Pak Louis! Kinerja Anda sampai saat ini sangat bagus. Tapi, jika keangkuhan Anda digunakan lagi, Anda akan terima konsekuensinya! Saya gak suka dengan sikap yang kurang profesional seperti itu! Sekarang Anda boleh melanjutkan pekerjaan Anda!" tegas Zen.
Louis langsung mengangguk, ia keluar dari Mobil Zen. Felix yang menunggu dari tadi langsung masuk ke Mobil Zen. Mobil menyala dan pergi meninggalkan Louis yang berdiri sendirian di tempat parkir.
" Huft... Beruntung gak di pecat. Mulai sekarang, aku akan mengubah sikap dan sifat buruk ku" gumam Louis pada diri sendiri.
Louis kembali ke tempat Syuting. Ia mencari keberadaan Neia sekarang ini. Melihat Rea Asistennya, langsung memanggilnya.
" Rea!"
Rea menghampiri Louis yang telah memanggilnya.
" Iya Pak, ada apa?" tanya Rea.
"Apa Neia sudah pulang?"
" Belum Pak Louis. Neia sedang sarapan, karena dia dari rumah belum sarapan" jelas Rea.
Louis teringat Neia saat Syuting. Ia kagum dengan Neia yang profesional dalam kerjanya. Neia tetap berakting dengan baik walau dengan keadaan perut kosong.
" Tolong sampaikan pada Neia, temui saya setelah dia sarapan!" pintah Louis.

KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Camelia
Romance"Dari hasil pemeriksaan, Nak Vianlentio mempunyai satu ginjal bawaan dari lahir. Pasien menderita gagal ginjal stadium akhir, sehingga harus secepatnya melakukan operasi Transpalasi ginjal. Saya mohon dari pihak keluarga segera mengurus Administrasi...