Kabar Baik dan Kabar Buruk

28 3 0
                                    

" Loe belum siap nikah ya, Kak?" tanya Zen kepada Dev yang tengah menyetir Mobilnya.

" Iya"

                           ***

Rea menghampiri Neia yang sedang makan.

" Neia! Kamu menemui Pak Louis setelah makan! Pak Louis memanggilmu!" ujar Rea.

" Baik Kak"

Neia bergegas menyelesaikan makanannya. Usai menyimpan bekas bekal makanannya, ia segera pergi menemui Pak Louis dengan membawa Tas gendongnya. Karena, setelah itu ia akan pulang.

' Ada apa ya, Pak Louis memanggil Gue? Apa dia mau mecat Gue karena tadi pagi?' batinya.

" Ada apa, Pak Louis memanggil saya?" tanya Neia yang saat ini sedang bertemu dengan Louis.

Louis menoleh ke arah Neia, yang kini tengah berdiri didekatnya sambil menggendong sebuah Tas. Louis menebak Neia akan segera pulang.

" Ini surat kenaikan kerja kamu. Mulai besok kamu menjadi Artis Pendukung" jelas Louis sambil menyerahkan secarik surat pada Neia.

Neia menerima surat tersebut, ia membacanya dengan seksama. Memastikan apa yang diucapkan oleh Louis itu benar.

" Terima kasih Pak Louis" ucapnya.

Louis yang mendengarkan ucapan terima kasih dari Neia, langsung mengangguk.

" Besok kamu tidak usah datang. Karena, besok Syuting terakhir "Senia's Last Love Letter" peranmu tidak ada. Jadi besok, aku beri cuti untuk kamu. Setelah itu, kamu masuk seperti biasa untuk Syuting film selanjutnya sebagai peran pendukung. Nanti, saya siapkan manager untuk kamu! Mengenai gaji selama kamu jadi Artis Figuran, nanti saya transfer!" ujar Louis panjang lebar.

" Sekali lagi, terima kasih Pak Louis! Saya pamit pulang dulu, Pak!" ucap Neia pamit.

Louis mengangguk menjawab ucapan dari Neia. Neia memasukkan surat pemberian dari Louis ke dalam Tasnya.

' Sial, kenapa dia beruntung banget sih?' batin seseorang yang tidak lain adalah Sella Si Artis Protagonis Wanita. Ia sedari tadi mengintip Neia bersama Louis di tempat persembunyiannya. Melihat Neia hendak pergi, ia menyeringai dengan niat buruk pada Neia. Sella hendak mendorong Neia hingga jatuh. Namun sebaliknya, Sella sendiri yang jatuh.

" Loe gak papa?" tanya Neia sambil mengulurkan tangannya.

" Tcchh, jangan sok akrab Loe!" ujar Sella sambil menepiskan uluran tangan dari Neia.

Neia menggelengkan kepalanya karena, heran dengan tingkah Sella. Sella tidak tinggal diam, ia hendak membuat Neia tersandung. Namun gagal total, dengan cepat Neia menghindarinya.

" Iiiikkkhhhhh" geram Sella.

" Kasihan deh Loe, gak kena! Wkwkwk" ejek Neia sambil ketawa.

" NEI!!" panggil Deon sambil berlari ke arah Neia dan Sella berada. Sontak Neia menoleh ke arah Deon.

" Loe nggak papa kan, Nei?" tanyanya saat sudah dekat sambil mengecek keadaan Neia.

" Gue nggak papa kok. Gue mau pulang dulu" pamit Neia dengan nada cueknya.

Neia tidak mau berurusan dengan Deon Si Artis Protagonis Pria itu. Neia tahu bahwa Sella menyukai Deon sedangkan, Deon sendiri menyukai dirinya. Ia tidak mau berurusan dengan kisah cinta mereka. Makanya, ia selalu bersikap acuh saat di luar Syuting.

"NEIA!!" panggil Deon dengan nada berteriak.

" OH MY GOD!! Gue yang jatuh, Loe pedulinya sama dia, Deon?" tanya Sella setengah berteriak.

Deon hanya melirik Sella. Ia pergi meninggalkan Sella sendirian, yang kini tengah menjadi tontonan semua orang.

Kini, Neia sudah berada di tempat Parkir Motor. Belum sempat memakai Helm, Handphonenya berbunyi tanda ada telepon masuk.

Drrtttt,,, drrrtttt......

Neia segera mengambil Handphonenya dari saku. Terpampang jelas di layar Handphone, Mamanya telah menelpon.

( Neia : Hallo Ma! Ada apa ya telpon Neia? )

( Anneth : Hallo Neia!! Kamu cepat pergi ke Rumah Sakit Mars Sejahtera! Adik mu... Vii... Vian masuk Rumah Sakit... Dia muntah darah di Sekolah tadi pagi, sekarang tak sadarkan diri dan sedang menuju ke Rumah Sakit... )

Mendengar hal itu, Neia refleks menutup mulutnya dengan panik. Apalagi mengenai kabar tentang keluarganya.

( Neia : Ma... Mama jangan panik dulu, Neia akan kesana! )

Neia menutup teleponnya. Ia memasukan Handphonenya ke dalam saku.

' Cobaan apalagi Tuhan? Baru saja dapat kabar baik, kini kabar buruk menghampiri' batinnya.

Neia bergegas menyalakan Motornya. Ia mengendarai Motornya, menuju ke Rumah sakit Mars Sejahtera. Sementara itu, Anneth yang berada di Ambulans menemani anak keduanya, K. Vianlentio.

" Vian anakku, bertahan Nak! Kita akan sampai" ujarnya sambil mengusap tangan Vian biar hangat. Air matanya tak mau berhenti mengalir.

Suara sirine Ambulans telah berhenti. Tanda bahwa, mereka sudah sampai di Rumah Sakit Mars Sejahtera. Pintu belakang terbuka, para petugas segera membawa pasien ke dalam Rumah Sakit. Vian langsung dibawa ke UGD. Sementara Anneth menunggu di luar Ruangan. Ia terduduk menunduk sambil menangkup wajahnya. Tak lama kemudian, Neia datang menghampiri mamanya itu. Ia duduk disamping Anneth. Manepuk pundaknya dengan pelan.

" Ma!! Mama harus tegar ya, ada Neia disini" ujar Neia.

Sontak Anneth memeluk Neia dengan erat. Dihati Neia, aslinya sama rapuhnya seperti Anneth. Namun, keadaanlah yang membuat dirinya harus terlihat tegar menghadapi keadaan. Saat berada di sisi orang tersayang. Tak lama kemudian, seorang Dokter keluar dari Ruangan. Anneth dan Neia langsung berdiri.

" Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya?" tanya Anneth ketika menyadari Sang Dokter telah keluar.

"Dari hasil pemeriksaan, Nak Vianlentio mempunyai satu ginjal bawaan dari lahir. Pasien menderita gagal ginjal stadium akhir, sehingga harus secepatnya melakukan operasi Transpalasi ginjal. Saya mohon dari pihak keluarga segera mengurus Administrasinya!" jelas Dokter setelah  keluar dari Ruangan.

" Kalau boleh tahu, berapa biaya untuk operasinya Dok?" tanya Anneth.

" Sekitar 50 juta Bu. Harap Ibu dan sekeluarga segera mengurus Administrasinya ya, Bu. Karena ini menyangkut keselamatan pasien" ujar Sang Dokter lagi.

Anneth Shock dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk Operasi anak keduanya. Ia Kembali duduk di tempat duduk yang tersedia untuk menunggu pasien. Sedangkan Neia, berusaha terlihat tegar dengan semua yang terjadi.

" Baik Dokter, kami akan siapkan untuk Administrasinya" Ujar Neia kepada Sang Dokter.

Dokter mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.

" Ma! Apa kita minta bantuan sama kakek, ya?" tanya Neia dengan hati-hati.

" Tidak Nak! Mama nggak mau kayak mendiang Papa mu Nei!" ujar Anneth dengan bersikukuh menolak saran dari Neia.

" Tapi Ma, kita dapat uang dari mana untuk biaya Operasi Dik Vian?"

Anneth hanya menghela nafas dengan kasar. Dirinya pun, juga tidak tahu mau mencari uang sebanyak itu dimana.

"Entahlah Nei"

" Ma! Sebenarnya, Neia dapat kenaikan kerja dari Sutradara menjadi Artis Pendukung. Gaji Neia saat jadi Artis Figuran akan segera di transfer oleh Sutradara. Nanti, aku ambil untuk menyukupi biaya Operasi Vian" jelas Neia.

" Iya Nak. Mama juga, nanti akan membuka tabungan hasil jual kue Selama ini"

Neia mengangguk dan memeluk Anneth dengan erat.

" Semoga saja cukup untuk biaya Operasi Vian ya, Ma"

Anneth melepas pelukan Neia dengan lembut. Ia mengangguk, tanda setuju dengan perkataan dari anak pertamanya itu.

She's My CameliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang