7. Perayaan yang Kacau

153 17 3
                                    


Esoknya, kedatangan tiga Dewi di Suzuran disambut meriah oleh siswa perempuan di sana. Mereka semua telah tahu cerita heroik ketiganya menyelamatkan beberapa anak tahun kedua itu, membuat mereka dengan senang menyambut ketiga perempuan terkuat di perempuan Suzuran itu. Akemi dengan percaya dirinya memeluk satu-persatu siswi yang menyambutnya, sedangkan Aoi dan Sayaka hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Astaga mereka bahkan menyiapkan jajanan untuk kita!" Sorak Sayaka senang sembari menerima beragam cemilan yamg diberikan oleh beberapa siswi perempuan Suzuran. Aoi yang melihatnya hanya bisa tersenyum pasrah.

"Hee~ ada apa ini? Kenapa ramai sekali di gedung perempuan?"

Suara seseorang yang familiar terdengar di telinga para siswi perempuan Suzuran itu, seketika mereka semua menoleh menuju sumber suara. Terlihat lah Magoroku berserta fraksinya sedang berjalan ke arah mereka semua. Para siswi perempuan selain tiga Dewi memandang kesal fraksi Lao yang dianggap menganggu acara mereka menyambut para pahlawan mereka.

"Sangat ingin tahu sekali kenapa sih?!" Ujar Akemi kesal sembari mengerlingkan matanya, ia sedikit kesal dengan nada suara Magoroku entah mengapa.

Sayaka yang melihatnya langsung saja tertawa karena raut wajah Magoroku berubah menjadi aneh karena kesal.

"Ada apa dengan muka jelekmu?"

Aoi menaikkan salah satu alisnya sembari menunjuk dirimya sendiri, ia bingung ketika sosok lelaki yang memiliki rambut acak-acakan itu bertanya. Binzo, lelaki dengan rambut acak-acakan itu mengangguk ketika Aoi menunjuk dirinya sendiri.

"Siapa yang kau bilang jelek, bajingan?!" Aoi dengan kesal menendang kaki kiri Binzo tepat di tulang keringnya.

"ADUH!"

Binzo meringis kesakitan sembari memegang kakinya yang kesakitan akibat ditendang oleh Aoi yang membuat Sayaka segera menarik Aoi agar perempuan itu tidak kembali menendang Binzo.

"Aku dengar kalian menyelamatkan anak tahun kedua yang diculik di wilayah White Rascals?" Tanya Kamui, ia mendapatkan info ini tadi pagi dari Jamuo, temannya sejak perang di Senomon dulu.

"Iya." Aoi menjawab pertanyaan Kamui dengan singkat, padat, dan jelas.

Mercy mengangguk pelan, "jelaskan masalahnya lebih lengkap denganku dan Lao, Yashiro." Mercy dan Lao lalu berjalan pergi dan Aoi yang mengerti maksud ucapannya segera berjalan mengikuti keduanya, meninggalkan Sayaka dan Akemi yang bingung bagaimana cara mengusir sisa anggota fraksi Lao ini.

"Senpai... padahal kami ingin mengadakan acara terima kasih untuk kalian..." bisik Airi di antara Sayaka dan Akemi.

Keduanya saling memandang satu sama lain, lalu mengangguk pelan. Sepertinya, keduanya memiliki ide yang pastinya tidak akan ditebak oleh yang lain. Melihat kedua orang ini tanpa Aoi akan menjadi duo yang harus dicegah jika memiliki ide.

"Airi, kamu suruh yang lain hidupkan kran air jika aku mengacungkan jari jempolku, oke?" Akemi membisikkan ucapan itu ke Airi yang segera diangguki oleh perempuan manis itu, Akemi lalu tersenyum ketika melihat Airi langsung berlari menuju ke arah yang lain untuk mengatakan apa yang Akemi katakan.

Akemi segera menatap Sayaka yang juga sedang menatapnya, "siap, sayaka?"

"Tentu saja, siap!"

___________________________________________

"Idemu bagus juga untuk mengadakan patroli, siapa tahu ada orang-orang aneh lagi."

Mercy tersenyum kecil ketika mengatakan hal itu, otak Aoi memang sejalan dengannya. Ketiganya sekarang kembali berjalan ke tempat dimana teman-teman mereka tinggalkan tadi, mereka berbincang tidak terlalu lama di halaman samping gedung laki-laki Suzuran. Jadi Lao pikir, teman-teman mereka masih di sana dan tidak marah menunggu mereka.

"Apa perlu kita kumpul besok untuk memba-

"HENTIKAAAAN!"

"BAJINGAAAAAAAN!"

"MAMPUS KALIAN!"

Perkataan Lao terhenti karena teriakan beberapa orang yang tampak familiar di telinga mereka bertiga, membuat mereka bergegas berlari menuju ke asal suara dengan panik.

Ketika mereka sampai, terlihat lah Sayaka dan Akemi yang masing-masing memegang selang air sambil mengarahkan air yang keluar ke arah Binzo, Magoroku dan Kansuke. Kamui? Ia sudah menebak sejak Akemi memandangi selang, jadi ia kabur terlebih dahulu dan bersembunyi di dekat pohon.

"WOI AKU UDAH BASAH SEBADAN!"

"AKU UDAH MANDI!"

"SIAAAAAAAAL!"

Aoi mengerjapkan matanya bingung lalu menatap Lao dan Mercy yang juga menatap dirinya, sekarang ketiganya bingung bagaimana cara menghentikan kejadian di depan mereka tanpa basah sama sekali. Akhirnya, Mercy mendorong pelan bahu Aoi untuk menyuruh kedua sahabatnya itu berhenti.

Akibat ulah Mercy, akhirnya Aoi berjalan menuju ke dekat kedua sahabatnya itu.

"Sayaka. Akemi."

Seketika keduanya menoleh ke arah Aoi dengan cepat lalu melempar selang air yang mereka bawa ke arah Binzo dan Magoroku yang berniat berlindung ke belakang Mercy dan Lao, hal itu membuat Mercy dan Lao tersenyun pahit akibat terkena semprotan air yang berasal dari selang tersebut.

"Hehehe, udah selesai Aoi?"

Pertanyaan dari Sayaka membuat Aoi menghela nafasnya, astaga mereka berdua memang tidak boleh dibiarkan hanya berdua saja kalau begini.

"Lihat tanah depan gedung kita jadi basah dan berlumpur kaya gini! Katanya anak-anak yang lain mau ngerayain sesuatu, astaga. Airi, kita rayakan di atap saja!"

Airi segera mengangguk, lalu berjalan memasuki gedung sekolah mereka sembari mengatakan kepada yang lain bahwa acara akan diadakan di atap saja.

Sekarang Aoi menatap malas kedua sahabatnya yang hanya bisa menunjukkan cengiran khas mereka, dengan pasrah akhirnya Aoi terkekeh lalu mengusak rambut kedua sahabatnya itu.

"Bagus, harusnya kalian buat binzo jatuh je kubangan itu tadi!" Ujar Aoi sembari menunjuk sebuah kubangan yang tidak jauh dari mereka.

"HAH?!"

Ucapan Aoi berhasil membuat emosi Binzo tersulut, lelaki itu memegang selang yang tadi dilemparkan oleh Akemi dan segera berlari menuju ke arah Aoi sembari menyiraminya dengan air yang keluar dari selang itu.

"BINZO BRENGSEEEEEEEK!"

Teriakan Aoi menggelegar hingga gedung laki-laki Suzuran, membuat Binzo sedikit ketar-ketir. Lelaki itu seketika langsung berlari cepat ketika melihat Aoi telah terlebih dahulu berlari ke arahnya. Dengan baju yang basah, keduanya berlari mengelilingi sekolah tanpa rasa lelah karena Aoi terlanjur emosi dan Binzo terlanjur panik.

Sayaka dan Akemi menatap keduanya dengan bingung, di samping keduanya ada fraksi Lao yang lain. Mereka juga ikut bingung melihat tingkah keduanya yang sejak dulu layaknya kucing dan anjing.

"Haruskah kita ke atap duluan?" Tanya Akemi ke Sayaka.

Sayaka mengangguk pelan, "ide bagus, kita ambil baju ganti Aoi dari lokernya langsung saja biar nanti dia bisa berganti di toilet dekat tangga atap."

Sayaka dan Akemi dengan santai berjalan memasuki gedung sekolah mereka, meninggalkan fraksi Lao yang masih bingung.

"Ini kita balik aja?"

Pertanyaan dari Kamui langsung diangguki oleh yang lainnya.

"Ayo balik! Aku udah kedinginan." Ujar Magoroku sembari menggigil akibat bajunya yang basah kuyup itu.

Akhirnya mereka semua meninggalkan Binzo yang masih dikejar oleh Aoi, sepertinya mereka membiarkan sampai keduanya lelah sendiri.

***

Hai!

Maaf ya aku sekarang jarang banget update huhuhuhu, soalnya lagi riweh banget tugasnya :(

So please enjoy!
Happy reading🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suzuran GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang