"Bar ini terlihat tidak pernah digunakan lama..."Akemi bergidik ngeri melihat bangunan di depannya yang terlihat menyeramkan karena gelap dan tampak tak terawat itu, Sayaka yang melihat reaksi Akemi juga ikut bergidik ngeri. Aoi mengerlingkan matanya, ia paham kedua sahabatnya memang lebih takut dengan hantu daripada manusia.
"Memang harus terlihat seperti itu karena mereka pasti menggunakan basement mereka untuk melanjutkan bisnis kotor itu. Benarkan, Kaito-kun?" Ujar Kizzy sembari memeluk lengan lelaki di sebelah kirinya.
Kaito mengangguk, "kamuflase, mereka membuat kita merasa bahwa gedung ini memang tidak digunakan lagi."
Mendengat ucapan Kaito, Rocky menatap malas gedung di depannya. Ia merasa kesal ada yang berulah di wilayahnya lagi.
"Ketika masuk, Koo kau pergi bersama ketiga perempuan itu. Kaito dan Kizzy ikut aku." Ujar Rocky sambil mengeratkan sarung tangan miliknya sebelum melangkah masuk terlebih dulu, meninggalkan yang lain.
Aoi mengernyitkan dahinya, "kenapa kita harus ditemani?"
"Dia itu sangat melindungi perempuan." Jawab Koo tiba-tiba, lelaki itu sangat paham dengan maksud pemimpinnya itu.
Setelah itu, mereka segera berjalan masuk untuk menyusul Rocky yang telah masuk terlebih dahulu. Ruangan awal ketika mereka memasuki gedung itu memang terlihat tidak pernah digunakan lama, meski Aoi dapat melihat lantai mereka tampak tidak ada debu karena kemungkinan staff bar itu melewati jalan ini.
"Kalian mengenakan seragam sekolah ya? Oh, hanya satu yang tidak mengenakan jaket! Koo berkenan kah kau meminjami perempuan ini jaket milikmu?"
Sayaka mengerjapkan matanya, memang hanya dirinya yang tidak mengenakan jaket karena Sayaka malas. Ia lebih menunggu Aoi meminjami jaket miliknya jika ia merasa kedinginan daripada membawa sendiri dari rumah.
Koo mengangguk, ia segera melepaskan mantel berwarna putih miliknya dan ia berikan kepada Sayaka. Walaupun ketika dikenakan oleh Sayaka mantel itu kebesaran untuknya, tetapi bagi yang lain tidak apa-apa karena penting sekali menutupi identitas mereka sebagai anak sekolah ketika masuk. Tidak lucu jikalau belum melakukan apa-apa, tetapi mereka sudah dikeluarkan karena masih anak sekolah. Walau mereka niatnya hanya menolong teman mereka.
Mereka lalu melanjutkan langkah mereka menuju Rocky yang terdiam di sebuah pintu, lelaki itu melirik sekilas ke arah yang lain sebelum membuka pintu tersebut. Suara musik yang kencang langsung terdengar ketika pintu itu dibuka, terlihat jelas bahwa basement gedung itu telah dijadikan bar. Rocky menyadari bahwa pintu yang ia buka bukanlah pintu utama untuk masuknya pelanggan karena minimnya penjagaan dan tidak adanya tempat pengecekan, membuat Rocky tersenyum.
"Koo, kau dan ketiga perempuan itu carilah ruangan tempat teman-teman mereka disekap. Kaito dan Kizzy ikut aku menemui pimpinan mereka." Ucapan Rocky segera diangguki ketiga lelaki di belakangnya sebelum Rocky melangkah menuruni tangga yang membawa mereka menuju ke basement tempat bar tersembunyi itu.
Mereka akhirnya memisahkan diri menjadi dua kelompok, kelompok Rocky dan Koo. Rocky berjalan menuju ke area tengah untuk mencari boss pemilik bar ini, sedangkan Koo dan tiga Dewi berjalan ke area pinggir untuk mencari ruangan tempat adik kelas tiga Dewi disekap.
"Kenapa tempat ini ramai sekali sih!?" Gerutu Sayaka sembari menghindar orang-orang di sekitarnya yang asik menari mengikuti alunan lagu yang terputar di ruangan itu.
Akemi memukul pelan lengan sahabatnya, "kalau sepi berarti di kuburan!"
Aoi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah kedua sahabatnya yang memang unik itu, ia lalu kembali fokus mencari ruangan yang sepertinya mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suzuran Girls
أدب الهواةTiga perempuan yang terbiasa hidup tenang dan damai di Suzuran meskipun mereka adalah petingginya terpaksa harus ikut campur ke dalam permasalahan Fraksi Lao dan segala sekolah yang mengenal fraksi tersebut. Apakah ketiganya berhasil kembali ke kehi...