Pagi ini cuacanya sangat terik. Andai saja menjemur pakaian sekarang pasti cepat kering. Dan seperti biasa, Rena sudah berada di ruang tengah menunggu kedatangan Reyga. Sembari menunggu, Rena kembali mengulang pelajaran kemarin yang sempat terhenti perkara donor mata.
Dari kejauhan Rosa terlihat memandang punggung putrinya begitu lekat. Ia masih terus menerus memikirkan perkataan Rena kemarin.
Baginya alasan yang kemarin itu belum cukup kuat. Rosa merasa ada sesuatu yang Rena sembunyikan darinya. Tapi apa? Dan kenapa Rena menyembunyikan itu?
Selang beberapa menit, terdengar suara ketukan pintu. Rosa lantas mendekat dan membuka pintu.
“Assalamualaikum” sapa seseorang begitu pintu terbuka
“Waalaikumsalam, kok bukan nak Reyga?” ucap Rosa begitu melihat sosok yang dihadapannya ini bukan Reyga
“Saya Bara, temennya Reyga. Saya kesini diminta Reyga untuk mengganti sebentar” jelas Bara
“Oalah, yaudah sok atuh masuk” ajak Rosa
Bara pun masuk mengikuti Rosa dari belakang.
“Sok belajar, ibuk mau nyiapin minum dulu” ucap Rosa kemudian pergi menyiapkan minuman
“Bukan kak Reyga, ya” tuduh Rena seakan tau bahwa ia bukan Reyga
“Nih orang kok tau? Padahal gua belum ngomong apa-apa”
“Ya menurut lu aja” ucap Bara
“Ya bukan lah pasti, aroma parfumnya aja beda”
“Sh*t! Aroma parfum aja dia inget? Yain aja lah”
“Ya terserah lu aja dah” ucap Bara pasrah, “mulai belajar aja, cepet”
“Iya iya, sabar dong. Ngga usah marah-marah, nanti cepet tua tau”
“Ini bocah 11 12 kayak Asa dah. Ngomel mulu”
“Sebelum ke pelajaran, aku mau nanya dulu. Ngga papa?” tanya Rena
Bara hanya berdehem sebagai jawaban pertanda menyetujui.
“Ihh, jawab dong kak. Jangan hm doang”
“Ini bocah banyak mau banget dah”
“Iye, sok tanya apa?” ucap Bara
“Anak broken home menurut kak Bara apa?” ucap Rena
Kata itu lantas membuat Bara tersentak. “Kenapa nih bocah bisa bilang kata itu? Dapet darimana dia? Ah, menyebalkan.”
“Lu cuma mau nanya broken home doang? Ck, sampah.”
“Loh? Kok gitu? Kan aku mau nanya anak broken home menurut versi kak Bara. Emang salah?”
“Salah. Nanya yang lain”
“Ngga. Aku maunya nanya itu”
Bara menghela nafas berat. “Oke”
“Anak broken home itu, anak yang ditelantarkan oleh keluarganya. Anak yang haus perhatian dan kasih sayang” ucap Bara
Mendengar itu, Rena tidak sengaja melontarkan ucapan yang bagi Bara sangat tidak pantas dipertanyakan.
“Kak Bara broken home, ya?” tanya Rena tiba-tiba
“Mulai lagi nih bocah”
“Bocil ga boleh banyak tanya” ucap Bara
“Ihh, aku bukan bocil ya” protesnya, karena tidak suka dengan panggilan yang Bara ucapkan padanya
“Iyain aja”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera
Short StoryKisah ini tentang anak gadis tunanetra yang berjuang untuk mendapatkan pendonor supaya dia bisa melihat kembali. Namun, kesempatan itu belum juga datang padanya. Saat itu, dia masih berusia 10 tahun. Betapa malang nasibnya, disaat anak seusia dia be...