Rumah Rena
“Rena, udah siap belum?” ucap Rosa dari balik pintu kamar Rena
“Udah, Bunda” sahut Rena dari dalam kamarnyaBegitu mendengar jawaban putrinya, Rosa pun masuk.
“Ayo” ajak Rosa
“Emangnya kak Reyga udah nyampe?” tanya Rena
“Belum, palingan ntar juga sampe”
“Yaudah, ayo”
Seperti biasa Rosa menuntun putrinya menuju ruang tamu. Bersamaan dengan mereka yang baru saja menampakkan kakinya di ruang tamu, terdengar suara ketukan pintu dari arah depan.
“Itu pasti kak Reyga” ucap Rena tiba-tiba
“Kamu duduk dulu ya, biar bunda yang buka”
“Assalamualaikum” ucap seseorang dari balik pintu itu
Rosa membuka pintu itu perlahan seraya menjawab salam. “Waalaikumsalam”
“Hai, tante”
“Eh, hai. Kamu siapa ya?” tanya Rosa begitu melihat seseorang yang berada di hadapannya ini bukan Reyga
Seseorang itu mengulurkan tangannya bermaksud untuk memperkenalkan dirinya. “Saya Alena, temennya Reyga. Saya diminta Reyga buat gantiin dia sebentar”
“Ohh, temannya nak Reyga toh rupanya. Ayo, ayo masuk”
Alena masuk mengekori Rosa dari belakang.
“Sini, duduk dulu. Tante ke belakang sebentar”
“Iya tante”
Begitu Rosa lenyap dari pandangan Alena, ia beralih menatap gadis disampingnya yang diyakini adalah Rena, gadis yang kemarin katanya belajar bareng Reyga.
“Oh, jadi ini cewe yang namanya Rena itu? Lumayan juga, tapi—”
Alena melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Rena.
“Astaga? Ngga liat rupanya. Ah, masih kalah jauh sama gue lah”
“Hai, lu Rena pasti ya?” ucap Alena memulai pembicaraan
“Iya, kamu siapa? Temennya kak Reyga juga?”
“Bukan, gue Alena, pacarnya Reyga”
“Loh? Kak Reyga punya pacar?” tanya Rena
Alena menarik salah satu sudut bibirnya. “Polos banget sih lu, gampang banget gue boongin”
“Iya, gue pacarnya Reyga”
Rena mengangguk. “Kak Reyga mana ya, kak?
“Reyga masih ngampus, gue disuruh gantiin dia sementara”
“Oh, gitu. Yaudah, mau mulai sekarang?”
“Oke”
Detik berikutnya, Rosa kembali sembari membawa dua gelas minuman serta beberapa cemilan. Ia meletakkannya dimeja dan kemudian pamit untuk keluar sebentar.
“Ini ya minuman sama cemilannya” ucap Rosa
“Eh, ngga usah repot-repot, tante” sahut Alena
“Ngga papaa kak, udah seharusnya begitu” timpal Rena
“Rena, bunda mau keluar sebentar ngga papa kan? Ngga lama kok”
Rena mengangguk. “Iya, nggaa papa bunda”
“Lena, tante titip Rena dulu ya”
“Iya tante, aman”
“Yaudah, tante pergi dulu, assalamualaikum”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera
Short StoryKisah ini tentang anak gadis tunanetra yang berjuang untuk mendapatkan pendonor supaya dia bisa melihat kembali. Namun, kesempatan itu belum juga datang padanya. Saat itu, dia masih berusia 10 tahun. Betapa malang nasibnya, disaat anak seusia dia be...