5

169 4 0
                                    

Aileen berjalan lunglai disepanjang koridor,jam sekolah telah selesai hari ini cukup melelahkan bagi tubuh mungilnya.sudah beberapa Minggu sekolah nya mengadakan liburan karena ada perbaikan disekolah.dan ia kembali ke rutinitas semula.kelingkungan tanpa teman dan hanya menjadi bahan ledakan teman seumurannya.

Dan seperti semula lagi ia harus melayani erik, Jesicca dan circle yang tak pernah bosan mengganggu dirinya.itu sudah menjadi kesehariannya disekolah.ingin sekali Aileen mengadu ke keluarganya tapi ia sangat takut dengan ancaman Erik.

Aileen merasa sangat kelelahan hari ini,jam sekolah full ditambah ada jam olahraga yang diadakan siang hari walaupun tak berlangsung lama karena guru yang mengajar harus mengadakan rapat,tapi selalu meninggalkan tugas yang harus dikumpulkan hari ini juga.dan sekelompok pertemanan yang diketuai dengan Erik dan Jesicca tak pernah absen membully nya, yang berakhir di UKS dengan dahi yang terluka.

Tidak ada yang mengetahuinya, entahlah semenjak Aileen di bully ia jadi pembohong ulung.pernah terbesit dipikiran Aileen, bagaimana jika keluarga nya mengetahuinya rahasianya? Apa tanggapan Daddy dan bunda? Bagaimana juga dengan sodaranya? Apa kah Daddy dan bundanya akan memarahinya dan membuangnya?,apa kah ia menyakiti hati bundanya?

Aileen masih merasa bingung dengan hati dan pikirannya, karena takut untuk mengadu dan takut juga Erik dan Jesicca semakin membullynya

Brugg...!

Aileen jatuh dengan lutut yang mengenai aspal terlebih dahulu,indra pendengarannya mendengar gelak tawa yang sudah pasti Aileen tahu.air matanya terjatuh dirasa lututnya yang nyeri dan berdarah lumayan banyak,belum sembuh dengan luka yang di dahi harus di tambah luka yang di lutut.

"Uh,bunda~"isaknya.

"Heh cupu lemah banget sih,baru juga di gitu in"ucap Jessica menarik tubuh yang lebih kecil.

"Kenapa kak"cicit Aileen.

Plak...

Plak...

Kali ini benar benar merasa kesakitan,ini lebih sakit dari pada luka yang ada di lututnya,ia masih terisak.

"Shhh...sakit kak,ai nda salah apa apa sama kak Jesicca"ucap Aileen.

"Apa kata lo? Gak punya salah sama gua? Ngaca deh Lo!! Yang numpahin minum ke baju gua siapa?!....dan juga jadi anak jangan kecakepan deh Lo?!, jangan belagu deh bocah?!"jari telunjuk Jessica menonyor kepala Aileen keras.

"T-tapi,ai udah minta maaf,itu j-juga gak sengaja kak"cicit Aileen.

"Jes,udah sih nanti ada yang lihat makin panjang urusannya "ucap Erik menarik tubuh Jesicca yang ingin menjambak adik kelasnya.

"B-bunda hiks ...sa-kit.."racau nya.

Isakan Aileen semakin kencang,ia melihat lingkungan sekolah yang sudah sepi.wajahnya memerah berurai air mata, tangan mungil itu terus mengusap lelehan air mata yang terus turun.

Arka yang ditugaskan ibunda untuk menjemput adiknya,terus menatap gerbang sekolah tak menampilkan sosok mungil yang ia tunggu tunggu dari lima menit yang lalu.arka mulai panik yang tak melihat sang adik keluar dari sekolah.ia pun berinisiatif untuk mencari sang adik,lima menit Arka mencari sang adik tapi tak kunjung ia temukan.

Matanya terus berkeliaran mungkin akan menemukan sang adik,Arka menyipitkan matanya melihat seonggok anak dari kejauhan.arka menajamkan penglihatannya dirasa sudah benar itu adiknya pun berlari menghampiri Aileen yang terduduk lesu di taman sekolah.matanya membulat melihat sang adik yang acak acakan dengan mata yang sembab.

"Adek..?!"

"Adek kenapa"pekik Arka heboh menatap sang adik.

"Bilang sama Abang,apa yang sakit? Ada yang terluka"matanya menelisik setiap inci badan Aileen matanya tertuju pada lutut Aileen dengan darah yang hampir mengering,Arka dibuat kaget ketika sadar kalau dahi sang adik tertutup perban kecil.

Jongcheveevat's family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang