Malam Pertama

6.4K 249 9
                                    

Pernikahan baru saja selesai di gelar lima jam yang lalu, dimana hiasan dekorasi pesta masi terlihat indah melilit beberapa pilar di gedung bernuansa cream yang elegan.

Saat ini, di Sini, di rumah pribadi yang terkesan sangat mewah sengaja di siapkan sebagai hadia pernikahan dari mertua yang kaya untuk sang menantu tersayang.


Nama ku Park Sunghoon, sekarang bisa di panggil Lee Hoonie, marga yang terganti merupakan pengikat sebua hubungan yang baru saja di sahkan 5 jam yang lalu.

Mungkin terdengar sangat membahagiakan bagi orang yang saling mencintai bukan, itu tidak berpengaruh bagi kami yang terikat karena sebua perjodohan keluarga.

Meski begitu aku tidak masalah, aku bisa menerima perjodohan ini, lagi pula aku juga tidak punya pacar, dan lagi Suamiku juga terlihat sangat baik, kesan pertamaku saat berkenalan dengannya semua nya oke oke saja hampir sempurna, dia orang yang sopan, dan juga sangat tampan, mapan dan juga kaya, menurut kalian siapa yang akan menolak perjodohan seperti itu.

"Kak, apa kau tidak mau mandi dulu?." tanyaku sedikit malu-malu berbaring di ranjang yang sama dengannya membuatku sedikit gugup, ini juga merupakan pertama kali nya kami mengobrol tampa adanya pihak ke tiga.

"Hmm sebentar lagi." balasnya masi sibuk dengan phonesel di tangannya.

Aku yang menerima jawaban seperti itu sedikit kecewa karena malam ini harusnya dia menghabiskan waktu denganku bukan malah sibuk dengan phonselnya.

"Sini lebih dekat ke kakak." panggilnya tiba-tiba memecah lamunanku.

"Apa boleh?." tanya ku sedikit ragu untuk sekedar melakukan kontak fisik dengannya, itu hal yang wajarkan bagi pengantin baru.

"Tentu saja kitakan suda sah, lalu apa lagi yang tidak boleh." balasnya sembari menuntun kepalaku berbaring di atas dada sebelah kirinya.

Jujur saja aku sangat bahagia dengan sikap manisnya itu, tadinya aku sedikit khawatir takutnya setelah menikah kami akan saling canggung apa lagi aku anaknya sangat pemalu, susa bagiku untuk membuka topik.

"Kak."

"Hmm"

"Apa kau tidak menyesal di jodohkan denganku?." tanyaku sedikit menindihnya, menatap lekat kedua netranya yang kini juga menatapku.

"Sama sekali tidak, aku malah sangat beruntung karena memiliki istri secantik dan semanis ini." balasnya sedikit mendekat ke wajahku.

Aku tau apa yang akan dia lakukan, dan aku dengan senang hati akan menerimanya.

Berlahan aku merasakan hembusan nafasnya menerpah kulit wajahku dimana saat ini bibirnya sesenti lagi mengatup dengan bibirku.

Aku yang gugup berlahan menutup mata menanti penyatuan pertama kami, namun sayangnya itu hanya sebatas harapan, yang terganggu oleh suara bunyian phonsel.

'Drrrttt,,,'

"Sebentar yah." ucapnya memutus jaraknya dari ku.

Setelah beberapa menit menjawab panggilan, dia kembali, namun bukan untuk tidur denganku melainkan pamit.

"Hoonie-a, aku rasa malam ini kau harus tidur sendiri maaf yah, mendadak ada urusan kantor yang harus aku urus." ucapnya menarik mantel jasnya kemudian melangkah keluar tampa berbalik untuk sekedar mendengar protesku.

I HATE YOU Mr.LEE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang