5. The White (Love) Cane

24 11 0
                                    

Malam menatap tongkat itu dengan seksama. Lalu pandangannya beralih pada kertas kado berwarna pink dengan gambar hati berwarna putih. Malam berdecak, seharusnya tadi saat penjual itu memilihkan kertas kado dengan pola itu Malam langsung menolak, buakannya diam saja lalu menyesal setelah sampai di apartemen. Tidak masalah uang dua ribu rupiahnya hilang tetapi sekarang dimana Malam mendapatkan kertas pembungkusnya sedangkan dia malas keluar lagi.

Malam mengingat-ingat, sepertinya malam pernah menyimpan kertas pembungkus. Malam mencarinya di laci kamar dan menemukannya. Tetapi warnanya merah maroon yang malah mirip seperti merah darah. Akhirnya Malam tetap menggunakan kertas berwarna merah itu, peduli setan dikira paket santet, lagipula Cerah tida bisa melihat.

Malam membungkus tongkat itu yang masih di dalam kardus dengan teliti, ini kali pertamanya Malam melakukan hal-hal semacam ini yang tidak Malam sekali. Bahkan Malam sampai melihat tutorial membungkus kado di YouTube. Kenapa Malam tidak meminta dibungkuskan saja tadi? Malam lupa dan malas kembali lagi.

Setelah berhasil membungkus tongkat itu, Malam meminta security di depan untuk membawanya ke tukang ojek. Malam tidak menaruh tulisan apapun pada kado itu, jika Cerah pintar pasti juga tahu siapa yang mengirimnya. Setelah itu, Malam kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Tidak membutuhkan waktu lama hingga Malam tenggelam dan pekerjaannya.

***

“Senyum lebar. Nah seperti itu. Bagus,” instruksi seorang fotografer yang saat ini menangani pemotretan bersama Stella.

Stella melakukan banyak pose, mulai dari tersenyum lebar, senyum tipis hingga wajah datar khas para model. Stella dengan percaya diri memakai baju dengan belahan dada rendah. Sebagai seorang model, dia dituntut untuk tidak mengeluh dengan apapun pakaian yang akan dikenakannya. Bahkan, Stella pernah menjadi model untuk bikini. Dan ternyata BOOM! Namanya semakin dikenal di Indonesia.

“Nice. Stella as always, almost perfect! Thank you ya,” puji fotografer tersebut.

Stella meliriknya sekilas lalu berkata dengan singkat, “I know.”
Sebagai seorang model papan atas, Stella dikenal dengan tubuhnya yang seksi dan kecantikan bak barbie.

Namun memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, selain wajahnya yang cantik Stella dikenal sebagai model yang sombong. Lalu ada satu lagi dikehidupan Stella yang tidak pernah berjalan sesuai rencana :

Pertunangannya dengan Malam!

Stella pertama kali bertemu dengan Malam saat dirinya dan Malam sama-sama berumur tujuh belas tahun yang artinya sudah empat tahun pertunagan itu berlangsung. Saat bertemu Malam untuk pertama kalinya, Stella sudah merasakan cinta. Istilahnya love at the first sight. Betapa senangnya Stella saat mengetahui akan bertunangan dengan laki-laki setampan Malam namun apa mau dikata, Malam tidak pernah meliriknya sama sekali.

Love comes out of habit, Stella tidak pernah menyetujui kutipan tersebut, what a bullshit! Karena pada kenyataannya Malam tidak pernah meliriknya padahal Stella berada di sampingnya terus menerus. Stella selalu mengikuti kemanapun Malam pergi, berusaha membuat Malam melihatnya tapi pada akhirnya Stella selalu berjalan di tempat.

“Mau ke tempatnya Malam lagi?” tanya Merrie, asisten Stella sekaligus sahabatnya sejak kecil.

“Ya, gue harus bicarain tentang pernikahan sama dia. Papanya juga udah setuju,” balas Stella yang sekarang sibuk memperhatikan wajahnya di cermin.

Rambut cokelat panjang bergelombang, wajah cantik dengan polesan make up dan tubuh yang seksi. Banyak laki-laki di luaran sana mengakui kencantikannya dan seolah jatuh cinta padanya. Lalu apa yang menjadi kekurangannya hingga Malam tidak bisa merasakan apa yang pria-pria di luaran sana rasakan padanya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's See The Star TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang