Patah Hati Naseira

23 2 0
                                    

'Di dalam dada yang sesak, gadis itu menyimpan cinta yang tak terucap,
Cintanya bagai cahaya bintang yang hanya bisa memandang dari kejauhan, namun laki-laki itu ternyata menyukai cahaya bulan.'

———

SMA Wisteria, sebuah sekolah yang terkenal dengan kemewahannya, juga prestasinya yang gemilang. Naseira Tabitha atau Seira, sosok gadis yang ceria dan penuh semangat, adalah salah satu di antara siswa-siswa cerdas dan berprestasi di sekolahnya.

Sifatnya yang seperti musim semi itu membuatnya selalu menjadi pusat perhatian teman-temannya.

"Isa, hari ini kita ada ujian matematika, kan? Ayo semangat, semua!"

Mendapat kata-kata penyemangat dari seorang Naseira. Medisa dan teman-temannya menjadi ikut bersemangat.

Namun, di tengah kegembiraan itu, ada satu sosok yang selalu menarik perhatian Seira, yaitu Ardhan. Siswa dengan fitur wajah nyaris sempurna dengan mata onyx yang di sukai banyak orang.

Setelah menyelesaikan ujiannya dengan baik, Seira mengamati Ardhan yang tampak tenang memainkan pena nya.

"Ardhan itu kayak pangeran di novel-novel fantasi ya? Ganteng banget," ucap Seira berdecak kagum.

Medisa mengangguk setuju lalu tersenyum. "Iya, tapi hati-hati, Ra. Jangan sampe lo suka sama dia," titah Medisa memperingati.

Seira tertawa kecil mendengar saran temannya. "Iya, Saaaa."

Namun seiring berjalannya waktu, Seira tampak ragu dengan perkataannya. Dia merasa ada perasaan berbeda ketika dirinya melihat Ardhan.

Memandang Ardhan dari kejauhan saja sudah membuat jantung Seira berdegup kencang seperti ini. Seira menyentuh dadanya. "Mungkin benar, aku.... Suka, Ardhan." Seira bermonolog dengan tatapan mata yang masih memandang Ardhan.

———

Suatu hari, di perpustakaan sekolah, Naseira dan Ardhan duduk bersama untuk belajar bersama. Berbeda dengan Ardhan yang fokus dan tenang, Seira terlihat salah tingkah dan tidak bisa fokus.

Seira terus melirik diam-diam Ardhan yang menurutnya sangat tampan di saat fokus seperti ini, membuat Seira senyum-senyum sendiri.

"Ardhan, kamu ngerti pembahasan ini gak?" tanya Seira menunjukkan tulisan di halaman pada bukunya.

Ardhan mengangguk. "Iya."

"Jelasin dong, aku masih belum paham," pinta Seira.

Ardhan tersenyum menyetujui, dirinya sedikit mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Seira. "Dengerin baik-baik ya."

"Siap!!"

Keduanya menghabiskan waktu menyenangkan bersama, belajar dan saling lempar candaan yang berujung tertawa bersama.

Ketika momen itu berlangsung, Deva. Teman dekat Ardhan datang bersama pacarnya, Kaatiya.

"Oi, Dhan."

"Hm?"

"Besok lo jadi dateng ke pesta Hareta kan? Jangan bilang enggak ya gue sama yang lain udah bilang lo bakal dateng," ingat Deva yang hanya di balas sekali anggukan Ardhan.

Mereka pergi, lagi-lagi tanpa memperdulikan Seira yang sedari tadi berada di dekat Ardan dan mendengar percakapan mereka.

'Hareta siapa?' ucap Seira dalam hati.

ONE-SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang