Bab 1 : Tangis kehilangan

194 18 5
                                    





Sore pukul 17.12

Suara risakan tangis seorang gadis seakan mengisi ruangan. Gadis itu sedang duduk dengan punggungnya menyender di dinding berwarna hijau. Di sebelahya terletak sprimbet yang tadinya putih kini terlihat sedikit kecoklatan dan sudah layu karena sudah lama gadis itu pakai.

Ruangan nya sangat sederhana, dan juga tidak besar. Terlihat banyak retakan di temboknya. Ruangan tersebut yang sudah lama menjadi tempat tidurnya, istirahat, dan berkeluh kesah. Biasanya orang menyebutnya adalah kamar.

Air mata menetes ke kertas foto tebal bergambar seorang lelaki yang sedang tersenyum bersamanya.

Kemudian tangan seorang gadis itu bergetar, dan foto tersebut ragu-ragu akan jatuh dari genggaman antara jempol dan telunjuk gadis itu.

"Kamu tau. Aku hanya punya Kamu." Gadis itu tersegu, "Hanya kamu yang ngerti aku." Lengan yang diselimuti baju hitam kemudian menekan hidungnya lalu gadis itu menghisapnya.

"K-kamu yang selama ini selalu menerima aku apa adanya. Kamu yang benar-benar mendengar apa yang aku katakan, dan cuma kamu yang aku sayang." Gadis itu mengucapkan nya dengan nada naikturun sambil tubuhnya terjelengit-jengit karena tersegu-segu. Semua yang dia katakan tersebut sekarang tidak dia dapat rasakan lagi. Kepada siapa lagi, kini dia hanya memendam sendiri.

Kemudian air matanya kini membanjiri poto yang di pegangnya dan basah, bajunya pun sama. Lalu Airmata yang akan lepas dari kelopak nya langsung dia lap dengan jari nya.

"Aku cuma mau kamu kembali," Mengucapkan itu hatinya bagaikan ditahan sesuatu yang berat. Dia tau bahwa dengan menangis lama-lama seperti ini dan mengucapkan kalimat tersebut tidak akan mengembalikan lelaki yang dia sayang dipotonya itu. Namun ketahuilah gadis itu benar-benar ingin lelaki itu kembali. dia benar-benar sangat merindukan semuanya dari laki-laki itu.

"Hei."

Sekelebat suara samar-samar terdengar di telinga gadis itu. Dia pun sontak melihat-lihat sekeliling, kepalanya kesana kemari dan tubuhnya kini duduk tegak, punggungnya tidak menempel lagi dengan dinding. Gadis itu memasang telinga nya lebih tajam lagi.

Merasa penasaran, dan juga mana mungkin dia salah dengar. Lantas diapun beranjak berdiri lalu maju ke arah jendela dengan hati-hati. Di kamarnya cuma ada Satu jendela berkaca yang diselimuti kayu di setiap sisi nya, bentuknya panjang ke atas dan jendela itu tidak pernah dibuka. Dibuat nya jendela tersebut hanya untuk sinar matahari masuk untuk menerangi kamarnya pada siang hari.

Lanjut diapun membuka hordeng berwarna hijau polos. Dia mendengar suara tadi cukup dekat dengan telinga nya, sedangkan jendela sedikit jauh dengan dia duduk tadi.

"Gak ada apa-apa." Gadis itu bergumam setelah menutup kembali hordeng nya.

Kemudian dia membalik.

Tiba-tiba ada sentuhan angin dingin yang membelai pundaknya. Semua bulu kuduk gadis itu pada berdiri. Dia pun merasa sedikit gak nyaman entah karena apa, pokoknya agak serem.

Kemudian gadis itu membungkuk mengambil poto yang tadi terjatuh ke keramik marmer putih polos nya. Lalu diapun kembali berdiri.

"Mentang-mentang aku lagi sendirian, tolong jangan ganggu," ucap nya lirih.

"Hai Luna, kamu baik-baik aja kan?"

Mulut gadis itu terbuka lebar ketika tiba-tiba saja berdiri di depan nya seseorang. Kepalanya menggeleng pelan karena dia rasa ini tidak mungkin. Gadis itu agak kaget lalu memundur dengan pelan.

"Jangan takut luna, aku Rakal."

"Rakal, k-kamu kan..... " Luna gugup. Namun dia juga merasa agak bahagia melihat wujud rakal sekarang ini berdiri utuh di depan nya. Ini sudah waktunya dia menerima bahwa Rakal kurniawan laki-laki yang dia sayang itu kembali meskipun wajah Rakal sekarang pucat.

"Aku udah jadi hantu." Rakal mengarahkan jari telunjuknya pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

Mendengar itu Air mata bahagia langsung menetes deras di pipi Saluna verlinda. Dia menangis sambil tersenyum. "Aku seneng kamu di sini," ucapnya sambil sesegukan. Dia merasa bahagia, bukan nya takut setelah mendengar bahwa Rekal sekarang 'hantu'. Namun tentu Luna juga masih sedikit ragu, apakah dia tidak sedang mimpi? Ah jika benar ini nyata sepertinya dia tidak perlu ragu lagi untuk menerima langsung kalo di hidupnya ada hantu.

Kemudian Hantu Rakal mendekati luna. "Aku kesepian di sana," ucapnya sambil melangkah pelan.

Rakal mau memeluk kekasih yang sangat dia sayang itu, Dan tanpa lama-lama lagi pelukan pun dilakukan oleh Rakal, Tapiii tiba-tiba.....

.....Rekal sempoyong ke depan. Luna tidak kepeluk.

Dahi rekal merintik.
"Duh Aku lupa," ucap rekal sambil tubuhnya membalik. "Aku kan hantu," lanjutnya.

Kemudian rekal berdiri di posisi semula, kini dia berhadapan kembali dengan Luna.

Luna berkata sambil tersenyum "Kamu sekarang udah jadi hantu." Kemudian terkekeh sedikit. Entah kemana hilangnya rasa saat dia menangis sebelumnya. Dia memang sangat merasa kehilangan sosok Rekal. Tapi saat ini gak lagi.

Rekal mengelus dagu kemudian bertanya, "Tapi kita masih pacar kan?" Lalu tersenyum lebar.







♧♧♧♧♧

🗿🗿🗿 agak freak kan ceritanya gaje bener.







RAKALUNA, izinkan Cinta Tuk Bertamu Kembali [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang