"DASAR AKI-AKI!"
"Kalian berdu-"
"Bentar dong Bu, si Jeo belum ada," Theo memotong ucapan Bu Lola, pasalnya Jeo belum datang, dia juga harus ikut di omeli hingga telinganya tidak berfungsi lagi
Bu Lola berdecak, "Harus banget nunggu kalian lengkap bertiga?"
Keduanya mengangguk membuat Bu Lola memijat pangkal hidungnya, lelah atas sikap keduanya, "Kalian ini kalo di satuin gak bange-,"
"Bu Lola ngomongnya beda banget sama tadi diluar," potong Dean, tangannya meraih sebuah piring yang ada di meja didepannya mengambil beberapa kue dan langsung dimasukkan kedalam mulutnya
"Harus lengkap Bu, baru setia kawan," Theo ikut mengambil beberapa kue
"Setia kawan? Bolos kayak gitu?" Bu Lola duduk didepan mereka
Dean menggeleng ribut, "Nggak bolos, orang tadi disuruh keluar sama pak Wira, ya gak Te?"
"Te, Te pala lu, Theo, panggil yang bener," sinisnya
"Disuruh keluarnya pelajaran pak Wira doang, kenapa jam mapel lain juga nggak masuk?" Geram Bu Lola
"Ya karena-"
"Karena, sekalian aja nanggung amat bolos satu pelajaran," Jawab Theo memotong ucapan Dean
Bu Lola menghela nafas untuk yang sekian kalinya, "Kalian sadar gasi, kalau kalian ini punya potensi, ibu lihat beberapa hasil tes ulangan kalian bagus, kalian gaada niatan buat kembangin potensi kalian?"
Theo terkekeh, "Ngembangin potensi, berharap apa dari guru-guru disini yang cuman mentingin asal siswanya bisa lulus?"
"Ibu berharap,"
"Ibu doang, yang lain mah kagak, pengaruhnya satu orang gabakalan cukup," Balas Dean dengan kekehan kecil, "Lagian ibu beda banget sama tadi,"
"KALIAN INI!" Bu Lola menggebrak meja membuat keduanya kaget berpegang satu sama lain, "Diberi nasihat biar sadar malah nyolot!"
"Sabar Bu," cicit Theo yang memeluk erat lengan Dean begitupun sebaliknya
"Apanya yang harus di sabarin dari kalian bertiga?"
Dean dan Theo menatap sekeliling, "Perasaan kita berdua Bu, Jean kan belum datang,"
"DIAM KALIAN, IBU OMELIN DARI SEKARANG!" Acuh Bu Lola yang saat ini tengah malu setengah mati karena ucapannya yang salah
Jeo tengah berdiri menyenderkan punggungnya pada gerbang sekolah, tangannya tengah memegang handphone yang diarahkan pada telinganya sebuah layar yang menunjukkan panggilan yang belum tersambung
Hari sudah Sore, para siswa satu persatu telah melewati gerbang, mereka pergi kedua arah, arah kanan bagi siswa-siswi yang tinggal di asrama dan beberapa pergi ke arah kiri menuju rumah mereka masing-masing
Jeo bingung, panggilan masih belum diangkat dari sana, kakinya tak bisa diam ketika panggilan di sana tidak terhubung karena pengguna sibuk
Menghela nafas panjang melihat keatas langit yang perlahan berubah, terdengar ngeongan seekor kucing yang entah dimana membuat matanya kembali menatap tanah dan mencari asal suara tersebut
Disana, tepatnya disebelah kirinya ada seekor anak kucing bewarna putih juga abu sedang menatap kearahnya sambil mengeong, Jeo merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa sosis instan yang dibelinya tadi di kantin
Mendekati kucing tersebut perlahan agar tidak ketakutan, berjongkok kemudian memberikan sosis yang dipegangnya, kucing kecil tersebut mendekatinya perlahan mengendus terlebih dahulu lalu memakannya perlahan
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good Friends || Haruto, Jeongwoo, Junghwan
HumorMenurutmu lebih penting mana, Teman atau pacar? Jeo, Theo, dan Dean adalah tiga serangkai yang selalu bersama, bercanda riang layaknya remaja biasa. Mengisi hari-hari sebagai siswa SMA Namun, bagaimana jika salah satu dari mereka menyembunyikan suat...