"mungkin ini bukan waktu yang tepat tapi,"
Jeo tak menyangka dirinya harus benar-benar pergi ke Lembang sekarang, dengan Ghea yang berada di sebelahnya
Jarak dari Jakarta ke Lembang lumayan jauh, mungkin saat pulang nanti sudah tengah malam, untungnya dia mendapatkan keringanan jika besok tidak usah sekolah
Perjalanan sudah hampir memakan waktu 2 jam, dirinya dan Ghea diam tanpa saling berbicara
Pak Wira sendiri fokus menyetir karena jalanan yang begitu ramai, untungnya tidak membuat macet
"Jeo,"panggil Ghea, "Boleh tukeran nomor hp?"
Jeo mengangguk tanpa berbicara, memberikan handphone nya pada Ghea dengan layar yang sudah terpampang nomornya
"Makasih," ucap Ghea dengan senyum manis di wajahnya, ia segera mengontak Jeo memastikan tidak salah nomor
"Ada?" Tanya Ghea, Jeo kembali mengangguk tersenyum, membuat Ghea memalingkan wajahnya yang memerah
Jeo tidak berbicara bukan tanpa alasan, kondisi badannya tidak fit, ntah kenapa sejak tadi pagi tenaganya sudah terkuras habis, di tambah nyeri di kepalanya yang tiada hentinya
Selama perjalanan Ghea mengajaknya mengobrol dan Jeo hanya menjawab sebisanya, kepalanya benar-benar sakit serasa di hantam duri
Gadis tersebut terus bercerita banyak hal padanya, dan Jeo hanya tersenyum menanggapinya membuat Ghea berkali-kali memalingkan wajahnya
Rasa pusing mulai menggerogoti kepalanya, Jeo lebih memilih untuk menidurkannya berharap saat sampai nanti sakit dan pusing di kepalanya hilang
"Terus, Ghea keheranan kayak-"
"Ghea, maaf, tapi gua mau tidur gapapa?" Letih Jeo
Ghea terdiam, "Oh, Jeo cape ya dengerin Ghea cerita?"
"Bukan gitu, gua ngantuk tadi malem tidur malem banget, sorry ya, nanti lagi deh ceritanya," bohong Jeo
Ghea mengangguk, "Yaudah,"
"Nanti bangunin kalo udah sampe," mendengar Jeo berucap seperti itu Ghea tersenyum sambil mengangguk, "Siap,"
"Apaan punya ade kelas nyuruh-nyuruh, gaada sopannya emang, dikira gua mau apa? Kepaksa si," Omel Theo sepajang jalan
Dirinya baru datang untuk mengecek anak-anak kelas 10 yang beberapa hari lagi akan lomba, tapi begitu masuk dirinya langsung di suruh untuk membawa bola tambahan di gudang depan
Dan kini, Theo bersusah payah mencarinya, gudang begitu luas, banyak peralatan dari eskul lainnya juga perkakas seperti paku, gergaji membuatnya kesusahan
Mengumpat dalam hati, sambil mencarinya dengan acak, sudah hampir 10 menit Theo berada di sana namun masih belum menemukannya
"Nyari ini?" Lontar seorang perempuan mengagetkannya dari arah belakang
Theo berbalik, matanya langsung terpaku pada perempuan tersebut, "Lia?"
Lia tersenyum manis, matanya menatap Theo kemudian beralih ke benda yang sedang di pegangannya, "Bola basket?"
"Ah iya," gugup Theo, situasi macam apa ini?!
"Bola basket di rak sana Theo," tunjuk Lia, "Kalo butuh lagi ambil di sana,"
"Makasih," Theo tersenyum membuat Lia sedikit tersentak, "Ganteng,"
"Huh?" Bingung Theo, "A-ah nggak, salah denger," Lia memalingkan wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good Friends || Haruto, Jeongwoo, Junghwan
HumorMenurutmu lebih penting mana, Teman atau pacar? Jeo, Theo, dan Dean adalah tiga serangkai yang selalu bersama, bercanda riang layaknya remaja biasa. Mengisi hari-hari sebagai siswa SMA Namun, bagaimana jika salah satu dari mereka menyembunyikan suat...