Bulan Yang Baik

500 29 42
                                    

Sequel Ikat Aku Ditulang Belikatmu

Sequel Ikat Aku Ditulang Belikatmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin (21) 

Jurusan Kriminologi

Jurusan Kriminologi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung (20)

Jurusan Kedokteran

*****

Jisung bangun dengan peluh bercucuran, ia meraih lehernya, mencoba melepaskan tali di lehernya, udara mulai menipis dan ia mulai kehilangan kesadaran. Jisung dengan panik begitu ia tahu kesadarannya mulai kembali, tangannya meraba kembali lehernya, mencari tali yang tadi mencekiknya dengan begitu kuat. Nafasnya tersenggal-senggal, ia sadar bahwa dirinya masih selamat, dirinya tidak jadi mati.

Ia duduk, dirinya bukan berada dilangit-langit kamarnya melainkan terbaring di kasur, apakah abangnya yang datang dan menyelamatkannya? atau papa? mama? Jisung berlari keluar dengan perasaan bersalah, ia seharusnya tidak mengakhiri hidupnya hanya karena pria yang tidak pantas ia perjuangan dengan nyawanya.

Di lantai satu ia melihat abangnya yang sedang ada di ruang tamu, dengan cepat Jisung berlari memeluk bangchan dengan air mata yang sudah berjatuhan, "Hikssss Abanggg Ji minta maaf ya bang, maafin ji, ji janji nggak ngelakuin hal bodoh kayak tadi, maaf kalau ji ngecewain abang" tubuhnya bergetar begitu hebat, ia melanjutkan tangisan dipelukan sang abang.

"Hei, kamu kenapa dek? mimpi buruk?" Bangchan menghapus air mata sang adik, jarang sekali melihat adiknya menangis seperti ini.

"Hikssssss maaf abang... maafin jisung" Jisung tidak bisa menahan tangisannya, sementara Bangchan masih kebingungan.

"Coba cerita kenapa adek minta maaf, kalo adek nangis abang nggak paham adek kenapa" Jisung mencoba menghentikan tangisannya namun segukan yang ia dapat.

"Hiks jisung hiks bego banget hiks ya bang hiks" Bangchan mengusap pipi jisung, ia melihat teman-temannya yang sedari tadi sebenarnya ada di sofa lain, adiknya yang tiba tiba datang sambil menangis tentu membuat yang lain menatap Bangchan dengan bingung, sedangkan Bangchan yang sama bingungnya hanya mengangkat bahunya sebagai isyarat.

Han The QuokkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang