Empat

1.3K 114 6
                                    

Jisung terbangun dari tidurnya, ia menatap sekitar kamar dan seketika langsung terduduk ketika melihat kamar yang begitu asing untuknya. Ringisan langsung keluar dari bibirnya akibat pergerakan tiba-tiba yang ia lakukan. Kepalanya terasa berputar. Ah, sepertinya ia terlalu banyak minum semalam.

"Kamar siapa ini?" Gumam Jisung sembari memegang kepalanya.

"Kamar ku."

Jisung reflek menoleh mendengar suara itu. Ia menatap Jaemin yang tengah duduk disofa yang tak jauh darinya.

"H-hyung... Kenapa aku ada disini?" Tanya Jisung pelan.

Jaemin menatap datar Jisung, "Karena kau mabuk berat semalam dan aku yang membawa kalian semua ke kamar. Namun sepertinya Haechan mengigau dan tidak sengaja mengunci pintu kamar sehingga aku tidak bisa membawa mu kesana. Dari pada kubiarkan kau diluar jadi kubawa kau ke kamar ku."

Jaemin secara tiba-tiba melepaskan kaos yang dikenakannya membuat Jisung langsung mengalihkan pandangannya.

"Seharusnya kau biarkan aku tidur disofa saja. Maaf, karena ku kau jadi harus tidur disofa." Jisung menggaruk tengkuknya canggung, masih enggan menatap Jaemin sehingga tidak sadar akan lelaki itu yang kini tengah melangkah mendekatinya.

Tangan Jaemin terulur, menarik dagu Jisung hingga tatapan keduanya bertemu.

"Karena kau pemeran utama, aku tidak ingin tubuh mu sakit-sakit karena tidur ditempat sempit itu. Itu bisa merusak konsentrasi mu dalam berakting, aku tidak ingin nyonya Ha marah nanti."

Jisung meneguk salivanya pelan, ia dengan cepat membuang muka. Entah kenapa ia tidak tahan menatap mata Jaemin dalam waktu yang lama. Ditambah tatapan Jaemin sedikit berbeda, begitu intens hingga membuatnya panas dingin.

"Terimakasih hyung." Jisung turun dari kasur, membungkuk singkat pada Jaemin kemudian berlari kecil keluar kamar.

"Sial! Kenapa wajah ku panas? SADARLAH JISUNG. Tapi, otot perutnya begitu bagus-- tidak, Jisung stop!"

Jisung menepuk nepuk pipinya, berusaha mempertahankan akal sehatnya.

"Aku butuh air dingin." Gumamnya sembari memasuki kamarnya dan Haechan.

Jisung kini tengah membaca naskah dialognya ditepi panggung. Tampak begitu fokus menghapal dialognya. Namun foskusnya harus buyar ketika ada seseorang yang duduk disebelahnya. Ia menoleh, menatap Sinb yang kini duduk disebelahnya.

"Hai pangeran Xavier!" Sinb tersenyum.

Jisung tertawa kecil, "Hai princess."

Mereka kemudian tertawa.

"Apa kau semalam berlatih?" Tanya Sinb membuka topik lain.

Jisung menggeleng, "Tidak, semalam aku dan yang lainnya merayakan peranku sebagai karakter utama dan berakhir mabuk."

Sinb tertawa pelan, "Ku kira kau bayi, wajah mu terlihat seperti orang yang tidak menyukai alkohol."

"Benarkah? Apa aku terlihat seperti itu?"

More Than HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang