hallo! apa kabar?
apakah ada yg masih setia nggu Ngel repub? 🤣
•
Mark itu anak yang pintar dan Taeyong mengakui itu. Balita lucu berusia 2 tahun itu sedang memasuki masa ingin tau dan kerap kali membuat sang Bubu merasa pusing sendiri dengan tingkahnya lantaran mulut mungilnya begitu lincah bertanya perihal ini dan itu dengan suara cadel yang luar biasa menggemaskan.
Seperti saat ini, anak itu tengah asyik memperhatikan potongan semangka yang disajikan Taeyong dalam mangkuk cemilannya dengan raut wajah serius.
"Bubu, tenapa cubak belwalna melah?"
Taeyong menghentikan kegiatan memotong sayur-nya dan menatap Mark sambil tersenyum. "Tidak semua subak memiliki warna merah, Mark. Ada juga subak yang berwarna kuning. Subak didalam mangkukmu berwarna merah karena ia mengandung zat yang bernama likopen." Jelas Taeyong kemudian.
Mark tampak bingung saat sang Bubu menjelaskan jawaban dari pertanyaannya. Balita itu hanya balik menatap Taeyong dengan raut wajah penuh tanda tanya. "Malk nda paham, Bubu." Keluhnya.
Dan Taeyong pun tidak mampu lagi menahan dirinya untuk tidak tertawa. Raut polos bercampur ekspresi bingung putranya itu terlihat begitu lucu. "Tidak apa-apa. Nanti setelah Mark besar, Mark akan paham." Katanya.
"Bubu, Malk mau liat cubak yellow." Celetuk si bocah tiba-tiba.
"Nanti Mark ikut Bubu beli subak yellow di supermarket ya." Sahut Taeyong dan Mark pun memekik riang saat mendengarnya.
Sesuai janjinya pada sang anak, pada hari Minggu sore, Taeyong pun membawa Mark mengunjungi salah satu supermarket didekat kawasan apartemen mereka untuk membeli semangka berwarna kuning.
Bocah itu terlihat bersemangat dan gembira. Ia bahkan bertepuk tangan dengan riang sambil duduk manis di atas troli yang tengah didorong sang Bubu.
Setelah melewati beberapa lorong bahan makanan, Taeyong dan Mark akhirnya tiba di lorong buah-buahan. Berbagai macam buah dipajang rapi dan semangka kuning yang mereka cari ada disana.
Taeyong mengambil semangka kuning yang telah dipotong dan dibungkus dalam kotak transparan kecil. Ia tidak berniat membeli buah yang masih utuh karena takut Mark tidak menyukai rasanya.
"Nah Mark, ini dia semangka berwarna kuning." Ucap Taeyong sambil menyerahkan kotak plastik berisi semangka kuning itu pada anaknya.
Mark menerimanya dengan antusias. Sepasang mata boba miliknya berbinar senang sambil menatap Taeyong. "Malk boleh mam cubak na tekalang nda, Bubu?" Tanya-nya; minta izin,─ kemudian.
Taeyong tersenyum lalu mengusap pelan kepala Mark. "Kita harus membayarnya dulu, baru boleh memakannya." Jelasnya.
"Bubu masih harus membeli beberapa kebutuhan lain. Mark boleh memakan subak-nya nanti saat kita sudah kembali kerumah. Paham?" Lanjut Taeyong yang mendapat anggukan kepala Mark.
"Eung!"
Dan Taeyong pun melanjutkan acara belanja mereka. Ia membeli berbagai kebutuhan yang sudah habis seperti sabun, deterjen dan bahan makanan seperti sayur, daging serta susu.
Selesai berbelanja, Taeyong dan Mark tidak bisa langsung pulang. Mereka dan beberapa orang lain yang melintas disana memutuskan untuk berteduh sebentar di halte dekat supermarket tersebut karena sedang hujan lebat. Saat itulah, Taeyong dan Mark bertemu dengan seorang kakek tua yang tampak kedinginan. Karena kasihan, tanpa berpikir panjang, Taeyong pun melepas jaket yang ia pakai dan meminjamkannya kepada si kakek.
"Kakek tak apa, nak. Pakailah kembali jaketmu." Tolak si kakek dengan ramah.
"Kakek, kau tampak kedinginan. Pakailah ini agar kau merasa sedikit hangat. Setidaknya sampai keluargamu datang menjemput." Pinta Taeyong; halus.
Si kakek tersenyum lalu mengambil jaket Taeyong. Tanpa disangka, lelaki lanjut usia itu malah menyelampirkan jaket tersebut dipundak Taeyong yang tengah menggendong Mark, hingga menutupi tubuh keduanya. Si kakek kembali duduk dan tersenyum tipis menatap Taeyong.
"Kau dan anakmu juga kedinginan, nak. Dia masih kecil, kau tak seharusnya membawanya keluar ketika cuaca sedang seperti ini. Aku khawatir udara dingin akan membuat kalian berdua sakit."
"Kami baik-baik saja. Kakek tidak usah cemas. Maafkan kami telah membuat kakek khawatir." Sahut Taeyong; cepat.
Saat itu pula, si kecil Mark dalam gendongan Taeyong berceletuk penasaran. "Bubu, whele is the lainbow?"
~~ "Glenpa, whele is the lainbow?"
Si kakek menggeleng pelan ketika suara cadel Mark turut menyapa gendang telinganya; mengusik sesuatu didalam ingatan renta-nya. Namun, ketika sedang fokus menyelami memori lampau, suara lembut Taeyong membuat si kakek kembali ke alam sadarnya.
"Kakek, hujannya sudah reda. Aku dan putraku akan pulang. Kakek tak apa jika sendirian disini?" Tanya Taeyong dengan nada khawatir dan si kakek mengangguk pun pelan.
"Mark, kita akan pulang. Sampaikan salam perpisahan kepada grandpa." Titah Taeyong pada putranya.
Mark pun menurut. Bocah kecil itu tersenyum lalu melambaikan tangannya pada si kakek untuk berpamitan. "Pai-pai. Ci yu glenpa." Katanya; sebelum tubuhnya dan sang Bubu menghilang diujung belokan halte.
'Wajah dan suara anak kecil itu, kenapa tidak terasa asing bagiku?' Batin si kakek; keheranan.
─ to be continued
oke. Ngel tau ini pendek & gadanta bgt tp boleh lah yaa kn wkwk 🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌
Fanfiction[republished ─ on going] © ngel. 2022 jaeyong • fanfiction [rated for 18+ 𝗠𝗗𝗡𝗜 ⚠ ] ─────────── " what was right became wrong, everything was moving on its own. " something's wrong [original soundtrack of Dear M] 𝗖𝗪 : bxb ─ mpreg, minor rape...